Kamis, 10 Juli 2014

Setitik Bara Api Dendam



Setitik Bara Api Dendam
Cerpen By : Riz Jacko
(@ks_rizcha)


WARNING ! ! !
Cerita ini hanyalah fiktif belaka
yang bersumber dari hayalan Gue
sebagai penulis saja.
Apabila terdapat kejadian aneh/
tidak mungkin terjadi harap di-
anggap wajar saja (Namanya juga
khayalan/imajinasi Gue).
Dan untuk orang yang namanya
Gue pake, Gue cuman bisa
minta ma’af kalo ada konflik
yang membuat kalian tidak suka,
atau ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan karakter dan kehidupan nyata
yang kalian jalani (Namanya juga
khayalan/Imajinasi Gue)
 




Hari ini adalah hari pertama untuk seorang gadis bernama Resti menginjakan kaki di sebuah kampus yang cukup ternama di ibukota DKI Jakarta
“Aduh dimana coba fakultas Ilmu sosial dan politik ?” Oceh Resti sendirian sambil melanjutkan langkahnya yang tak pasti kemana
“Hey Lo Restia Fatmawati yah ?” Sapa seorang laki-laki yang datang secara tiba-tiba menghampiri Resti
“Iya koq tau ? terus Lo siapa ?” Resti balik bertanya
“Whats ? Lo gak kenal sama selebritis terkenal kaya Gue ? Gue Adryan Jacko pemain film sekaligus anak teman bisnis bokap Lo” Jawab orang tersebut santai
“Oh, terus ngapain Lo samperin Gue segala ?” Tanya Resti bingung
“Aduuuh Lo ini Lola apa Telmi sih ? pake acara tanya lagi ngapain Gue nyamperin Lo ya mau antar Lo ke kelas lah” Jacko mulai kesal
“Cie yang perhatian sama Gue” goda Resti
“Idih GE’ER banget sih Lo bukannya Gue perhatian sama Lo, tapi permintaan bokap Gue sama bokap Lo kali” Sahut Jacko sinis
“Ya udah ayo” Ajak Resti menarik tangan Jacko.
Jam mata kuliah yang harus diikuti Resti telah berakhir dan semua mahasiswa-mahasiswi satu jurusan dengan Restipun membaur meninggalkan kelas tersebut
“Huuuh papah pake acara ada meeting mendadak segala, jadinya kan supir Gue gak bisa jemput Gue” Dumel Resti kesal, tangannya membuang kesembarang arah sebuah botol bekas air mineral yang baru selesai di minumnya
“Woooy buang botol tuh jangan sembarangan dong !” Terdengar teriakan dari arah sebuah gang kecil, Restipun langsung refleks menoleh kearah sumber suara
“Eh Jacko, maaf yah gak sengaja hehehe” Ucap Resti cengengesan
“Enak banget Lo minta maaf” Bentak Jacko
“Nih kepala Gue jadi korbannya, lagian kalo kata maaf bisa menyeselaikan masalah polisi gak ada gunanya” Lanjut Jacko menunjuk kepalanya yang memerah
“Ya terus mau Lo apa ?”  Tanya Resti bingung
Mendengar pertanyaan Resti dan melihat wajah Resti yang menggambarkan keseriusan, niat jahilpun muncul dari pikiran Jacko
“Gue mau maafin Lo asalakan Lo mau jadi pembantu Gue selama satu semester” Ucap Jacko
“Pembantu ?” Pekik Resti
“Mau dapat maaf dari Gue gak ?” Tanya Jacko
“Ya udah oke Gue mau” Restipun mengambil keputusan
“Bagus deh, nih sebagai tugas pertama Lo” Ucap Jacko menyerahkan ranselnya pada Resti
“Maksud Lo ransel ini harus Gue bawain gitu ?” Tanya Resti heran
“Dasar Lola” Ketus Jacko meninggalkan Resti
“Ayo ikutin Gue !” Teriak Jacko
“Iya iya bawel Lo” Jawab Resti mempercepat
langkah kakinya.
Belum sampai Resti mengimbangi langkah Jacko tiba-tiba “BUGGGHH” Resti meyandung sebuah batu cukup besar
“Aaaauuu” Ringis Resti memegangi kakinya
“Kenapa Lo duduk santai ? cepetan panas nih cuacanya” Teriak Jacko, tapi Resti tak menjawab dia hanya meringis memegangi kakinya
“Iiih Lo budeg banget sih jadi cewek, cepetan berdiri !” Perintah Jacko menghampiri Resti
“Lo tuh jadi cowok koq gak ada pengertiannya sama sekali sih ? kaki Gue sakit tau gara-gara kesandung tuh batu” Omel Resti menunjuk batu yang disandungnya
“Jangan sandiwara deh” Jacko tak percaya, tangannya memukul pelan kaki Resti
“Aaauuu sakit” Teriak Resti
“Woy jangan pake teriak juga kali, nanti dikira Gue ngapa-ngapain Lo lagi” Protes Jacko
“Lonya juga, udah tau kaki Gue sakit malah dipukul” Jawab Resti
“Ya Gue mana tau, kayanya terkilir tuh kaki Lo” Jacko berucap mulai dengan nada ramah
“Terus gimana dong ?” Tanya Resti manja
“Dasar Lo nyusahin Gue aja, ya udah sini” Jawab Jacko merangkul Resti lalu membopong Resti
“Ya ampun gak nyangka Gue, ternyata dibalik sikap judes Jacko ada sisi baiknya juga yah” Benak Resti menatap lekat wajah Jacko.
Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah tingkat dua
“Ini rumah siapa ?” Tanya Resti
“Rumah Gue lah” Jawab Jacko melepaskan rangkulannya pada saat sampai di ruang tengah rumahnya dan sudah mendudukan Resti di sebuah Sofa
“Diam dulu Lo di sini ! Gue mau ambilin minyak urut” sambung Jacko melangkah menjauh dari Resti
“Jack makasih yah” Ucap Resti secara tiba-tiba menarik tangan kanan Jacko, otomatis Jackopun membalikan tubuhnya dan pandangan matanya beradu dengan Resti.
Jacko dan Resti yang masih beradu pandangan tak menyadari seorang gadis muncul dari balik pintu
“Pipi” Gadis yang muncul dari balik pintu tersebut bersuara, mendengar suara itu Jacko tersentak kaget dan dengan cepat langsung menepiskan tangan Resti dari tangannya
“Eh mimi” Jawab Jacko langsung menghampiri gadis tersebut
“Ayo ikut pipi mi biar pipi kenalin sama anak teman bisnis ayah pipi” Lanjut Jacko merangkul mesra pinggul gadis itu sambil berjalan mendekati Resti, sedangkan gadis itu sama sekali tidak marah dengan perlakuan Jacko padanya dan mengikuti langkah Jacko
“Resti kenalin ini
Elvanna Eza calon istri aku mimi ini Restia fatmawati anak teman bisnis ayah pipi” Ucap Jacko ketika sudah ada dihadapan Resti.
Elva dan Restipun langsung saling berjabat tangan sambil tersenyum manis
“Koq gak mau berdiri ?” Selidik Elva
“Ini kaki Gue terkilir gara-gara kesandung batu” Jawab Resti jujur
“Oh pantes, ya udah sini biar Gue pijitin. Pi ambilin minyak urut dong !” perintah Elva pada Jacko
“Oke mimiku sayang” Jawab Jacko langsung masuk ke arah kamarnya. Ya Mimi dan Pipi adalah panggilan sayang antara Elva dan Jacko.
Sore telah tiba, rasa sakit pada kaki Resti terasa lumayan berkurang karena telah dipijit oleh Elva
“Elva thanks banget yah Lo udah sembuhin kaki Gue” Ucap Resti
“Iya sama-sama” Jawab Elva tersenyum lebar
“Eh Lo mau kemana ?” Tanya Jacko pada Resti yang telah bangkit dari duduknya
“Gue mau pulang, gak enak ganggu kalian yang pengen berdua’an” Jawab Resti
“Koq gitu sih ? kita gak mau berdua’an koq” Sergah Elva
“Yakin mimi gak mau ?” Goda Jacko
“Pipi, apaan sih ? ya udah Gue juga mau pulang nih, mau gak bareng Gue naik mobil” Tawar Elva
“Boleh juga” Jawab Resti menganguk pelan
“Ayo” Elva menjawab sembari bangkit dari duduknya
“Pi, ini kan udah sore mimi pulang dulu yah ?” Sambung Elva meminta izin pada Jacko
“Yaaah koq cepet banget sih ?” Sungut Jacko
“Udah deh jangan protes” jawab Elva
“ya udah hati-hati yah !” Ucap Jacko langsung mendaratkan ciumannya di pipi kiri Elva.
Kini Elva dan Resti telah berada di dalam mobil yang distir Elva menuju ke sebuah perumahan elit, tapi baru saja mobil itu hendak masuk sebuah komplek disaat yang bersamaan ada sebuah truk yang muncul dengan mendadak dari arah yang berlawanan.
Dengan sengaja Elva membanting stirnya ke arah kiri untuk menghindari truk tersebut, tapi dia tak menyadari di depannya sebuah pohon ketapang cukup besar telah menghadangnya “BRAAAAAKKK” mobil Elva menghantam pohon ketapang itu.
Beruntung nasib Resti karena pada saat dia tersadar dari pingsannya dia sudah berada di sebuah rumah sakit dengan kepala dan tangan yang diperban karena luka ringan yang dideritanya. Dalam waktu tiga hari Resti sudah diperbolehkan oleh dokter untuk pulang, tapi na’as nasib Elva karena tiga hari ini sudah dia terbaring koma di ruang UGD dalam rumah sakit yang sama dengan Resti.
Hari ini Resti telah berada di jalan menuju pulang ke rumahnya, tapi baru saja dia turun dari taksi yang ditumpanginya dia sudah dikagetkan karena di hadapannya kini rumah mewah milik kedua orangtuanya sudah tiada lagi, yang ada hanyalah puing-puing reruntuhan bangunan rumah terlihat seperti akibat dilahap si jago merah
“Yang sabar yah ?” Sapa seorang tetangga Resti sambil berlalu dari hadapan Resti
“Ini kenapa coba ?” Resti heran.
Resti berjalan mengijak reruntuhan bekas bangunan rumahnya yang rata-rata berwarna hitam, dia masih tak mengerti apa yang telah terjadi pada rumahnya. Di jalan terlihat sebuah mobil mewah berhenti, dari mobil tersebut turunlah pak Helmy yang tak lain tak bukan adalah ayah Jacko
“Om tau gak apa yang terjadi sama rumah saya ?” tanya Resti mendekati pak Helmy
“Sabar yah nak, rumah kamu hangus terbakar dan kedua orangtua kamu tidak terselamatkan” Jawab pak Helmy
“Om bilang kalo ini cuman mimpi kan om ?” Pinta Resti, matanya mulai berkaca-kaca.
Pak Helmy tak menjawab pertanyaan Resti, pak Helmy hanya menatap wajah cantik Resti dengan tatapan yang asing bagi Resti
“Kenapa om diam ? jawab dong om !” Pinta Resti
“Maafkan om nak, om harus katakan ini dan pesan terakhir dari ayah kamu adalah kamu om angkat jadi anak om”  Ucap pak Helmy dengan tatapan kosong
“Gak ! itu gak mungkiiiiiiiin orang tua aku masih hidup, gak mungkin mereka tinggalin aku sendiri secepat ini” Resti histeris air matanyapun tak terbendung lagi
“Sabar nak, mau gak mau kamu harus terima semua ini” Pak Helmy berusaha menenangkan Resti
“Tapi om, aku juga masih perlu kasih sayang, perhatian dan pengertian dari kedua orangtua aku” Lirih Resti
“Om bisa berikan itu nak, anggap om ini ayah kandungmu nak ! Dan biarkan kedua orangtuamu yang sudah tiada itu tenang disisinya” Ucap pak Helmy langsung  memeluk Resti lalu membelai rambut lurus Resti penuh dengan ketulusan hati
“Pelukan ini ? pelukan yang sangat hangat, sehangat pelukan papah aku” Batin Resti yang mulai tenang
“Makasih om” Ucap Resti getir
“Koq masih panggil om sih ? mulai sekarang biasakan panggil papah dong !” Pinta pak Helmy
“Iya om, eh pah maksudnya” Jawab Resti
“Nah gitu dong” Ucap pak helmy tersenyum
Seminggu kemudian, Resti sudah terbiasa tinggal satu rumah dengan Jacko dan ayahnya dan diapun sudah bisa menerima kenyataan atas kepergian kedua orangtuanya untuk selama-lamanya
“Nah kan enak kalo ada Lo gini di rumah Gue jadi tiap pagi Gue biasa sarapan tanpa membuang uang kaya biasanya, abis papi gak mau cari pembantu sih” Sanjung Jacko saat memakan masakan Resti
“Tapi Jack kamu harus ingat yah Resti itu sekarang udah jadi adik angkat kamu, bukan pembantu” Ucap pak Helmi yang juga memakan masakan Resti
“Tapi masakan Resti enak juga yah” Puji pak Helmy
“Iya sih tapi sayurnya nih sedikit asin, jangan-jangan Resti mau punya suami lagi” Goda Jacko
“Ih Lo apa’an sih ? rasanya pas koq, iya kan pah ?” Tanya Resti pada pak Helmy dengan wajah penuh harap
“Iya pas koq” Jawab pak Helmy
“Alah kalo mau punya suami tuh bilang aja” Goda Jacko lagi menarik hijab Resti lalu berlari
“Aduh jadi berantakan nih” Sungut Resti sembari mengejar Jacko. Melihat keakraban Jacko dan Resti yang mulai terjalin pak Helmy hanya tersenyum kecil.

********************

Selasa sore Resti ingin menjenguk Elva yang masih koma sambil membawa buah-buahan, tapi belum sempat Resti membuka pintu UGD tersebut terdengar suara
“Sayang, ayo sadar dong tugas kita belum selesai sayang dendam bang Whendry harus terbalaskan” terdengar suara dari arah dalam, tapi suara itu bukanlah suara Jacko. Begitu sangat penasarannya Restipun menempelkan telinganya di pintu, tapi tiba-tiba saja terlihat langkah Jacko mendekat membawa Bunga anggrek ungu, tapi langkah Jacko terhenti karena dia membenari ikat tali sepatunya.
Melihat langkah Jacko yang tertahan maka Resti langsung membuka pintu kamar tersebut
“Siapa Lo ?” Selidik Resti saat melihat seorang laki-laki mengenggam tangan Elva yang terbaring tak sadarkan diri
“Eh, Gu............Gu..........Gue Enzoo pac eh saudar eh sepupunya Elva” Jawab orang tersebut terlihat sedikit gugup
“Oh Gue adik Jacko” Ucap Resti
“Lo tau kan Jacko ?” Sambung Resti bertanya
“I. . . I. . . Iya tau dong, calon su. . . Suaminya Elva kan” Jawab Enzoo masih terlihat gugup
“Koq Lo kaya orang yang ketakutan gitu sih ?” Tanya Resti semakin curiga
“Gak papa koq, Gue harus pergi” Jawab Enzoo memalingkan badannya lalu melangkah setengah berlari dan “BRUUUKKK” Tanpa sengaja Enzoo menabrak Jacko
“Sorry gak sengaja” Ucap Enzoo
“Iya, gak papa tapi Lo siapa dan ngapain di ruangan ini ?” Tanya Jacko, Enzoo menghela nafasnya panjang berusaha menghilangkan rasa gugupnya
“Hai kenalin Gue Enzoo Fidi Expriansah, Lo bisa panggil Gue Enzoo" Ucap Enzoo dengan nada layaknya seorang rapper terkenal di dunia
“Masa bodo lah nama Lo siapa, yang Gue mau tau apa hubungan Lo sama ruangan ini ?” Tanya Jacko
“Gu.......... Gu............ Gue............” Jawab Enzoo mulai gugup lagi
“Dia sepupunya Elva” Potong Resti.
Ucapan Resti membuat Enzoo tidak gugup lagi
“Nah iya Gue sepupu Elva” Ucap Enzoo
“Oh gitu, sorry Gue gak tau. Tapi Elva gak pernah cerita tentang Lo” Jawab Jacko
“Mungkin Elva  gak sempat cerita kali, oh iya dia adik Lo ?” Tanya Enzoo menunjuk Resti berusaha mengalihkan pikiran Jacko yang terlihat curiga padanya
“Lebih tepatnya adik angkat Gue, kenapa ?” Jawab Jacko bertanya balik
“Cantik juga” Sanjung Enzoo
“Modus Lo” Ucap Jacko, berlalu dari hadapan Enzoo langsung mendekati Elva
“Mimi, bangun dong My Love, Pipi kangen canda tawa Mimi, Pipi juga kangen senyum manis Mimi, bangun dong My Love !” Mohon Jacko dengan mata yang berbinar
“Ini Pipi bawa'in Mimi bunga anggrek ungu kesukaan Mimi” Lanjut Jacko menyerahkan anggrek ungu ke genggaman tangan Elva.
Entah kenapa ada rasa sakit yang bersarang di hati Resti saat menyaksikan permohonan Jacko pada Elva, tanpa sengaja Resti melirik ke arah wajah Enzoo terlihat wajah Enzoo tanpak memerah layaknya seorang yang sedang marah
“Sorry Gue harus pergi” Ketus Enzoo
“Eh tunggu, Gue minta nomor hp Lo dong” Cegah Jacko
“Gue gak hafal nomor Gue” Jawab Enzoo masih ketus
“Ya udah Gue pinjam hp Lo deh buat nyimpan nomor hp Gue kali aja gitu ada kabar terbaru tentang Elva jadi gampang kan Gue hubungin Lo” Pinta Jacko
“Lo ngeselin banget yah jadi orang, nih hp Gue” Kesal Enzoo menyerahkan Blackberrynya pada Jacko.
Tanpa basa basi Jacko langsung menyambut Blackberry Enzoo, tetapi alangkah terkejutnya Jacko saat melihat wallpaper yang ada pada layar Blackberry Enzoo, ya yang ada pada layar Blackberry Enzoo adalah fhoto Elva yang dipeluk mesra Enzoo dari arah belakang dengan pakaian layaknya sepasang pengantin. Wajah Jacko terlihat geram menatap fhoto terseabut
“Gue harap Lo bisa jelasin apa sebenarnya hubungan Lo sama calon istri Gue !” Ucap Jacko dengan tatapan kosong
“Jelasin apa lagi sih ?, udah jelas Gue sepupunya calon istri Lo” Elak Enzoo
“Jangan bohongin Gue !, ayo jujur Lo siapanya Elva ?" Bentak Jacko dengan nada tinggi seraya menggenggam dengan kasar kerah baju Enzoo
“Lo apa-apain sih ?” Tanya Enzoo berusaha menepiskan tangan Jacko dari kerah bajunya
“Lo pikir Gue buta ?, Gue bisa liat dengan jelas wallpaper hp Lo” Ucap Jacko masih dengan emosinya
“Hahaha itu ? emang gak boleh gitu Gue peluk sepupu Gue sendiri ? woles bro woles” Tawa Enzoo
“Jadi dulu itu Gue sama Elva pernah ikutan lomba fhoto pra wedding, nah kita menang buat kenang-kenangan Gue jadiin wallpaper aja fhotonya” Lanjut Enzoo menjelaskan
“Lo pikir Gue percaya apa sama alasan gak masuk akal Lo ?” Tanya Jacko melayangkan genggaman tangannya ke arah wajah Enzoo
“Jack stop ! Jacko jangan kotorin tangan Lo !" Cegah Resti  berusaha menahan tangan Jacko
“Kenapa Lo bela'in dia sih ? yang kakak Lo itu siapa ?” Bentak Jacko pada Resti
“Gue gak bela'in siapa-siapa tapi mending Lo liat itu !” Perintah Resti pada Jacko menunjuk ke arah Elva.
Terlihat jari-jari lentik Elva  bergerak, dengan perlahan mata Elvapun juga mulai terbuka
“Mi . . . Mimi udah sadar ?” Tanya Jacko menatap lekat wajah pucat Elva lalu langsung mendaratkan ciuman lembutnya tepat di kening Elva, tanpa Jacko dan Resti sadari Enzoo sudah pergi dari ruangan itu
“Pi . . . Pipi” Lirih Elva
“Iya sayang my Love ada apa ?” Tanya Jacko
“Tadi Mimi liat ada orang lain di sini, siapa pi ?” Tanya Elva pelan karena kondisinya memang masih lemah
“Itu Enzoo sepupu Lo” Ceplos Resti langsung menjawab pertanyaan Elva
“Wah gila tuh suami Gue ngapain sih pake acara nekad segala datang ke sini, mau rencana balas dendam buat keluarga Helmy hancur apa ?” Batin Elva, tatapannya terlihat kosong
“Mimi koq ngelamun ? itu tadi yang datang Enzoo, dia sepupu Mimi kan ?” Jacko bertanya
“Oh iya dia sepupu Mimi terus dia kemana pi sekarang ?” Jawab Elva singkat namun dengan wajah yang sedikit panik dan gugup
“Gak tau tuh anaknya kemana, oh iya Mimi mau makan gak nih banyak buah buahan segar dibawa'in sama Resti” Tawar Jacko membelah buah strawberry segar
“Pipi gimana sih kan Mimi alergi sama buah strawberry” Protes Elva
“Oh iya my love ma'af pipi bener-bener lupa, ya udah apel aja yah sayang ?” Tawar Jacko lagi
“Boleh, tapi maunya disuapin sama pipi” Manja Elva
“Ih Mimi baru aja bangun dari komanya udah manja aja, sini sini pipi suapin” Jawab Jacko langsung menyuapi buah apel merah itu pada Elva
“Gue juga mau kali Jack disuapin gitu” Hati Resti berbicara
“Alah Gue mikir apaan sih ?” Sambung hati Resti berusaha membuang rasa irinya sendiri.
Setelah menyuapi Elva buah apel, Jacko langsung membantu Elva untuk duduk lalu memeluknya dengan mesra
“Pokoknya Gue harus rubah strategi biar bisa balas dendam sama keluarga Helmy dengan cepat” Benak Elva
“Ih rasa pengen muntah Gue liat pemandangan memuakan ini, kenapa sih kalian harus pamer kemesraan depan mata Gue ?” Batin  Resti yang terlihat kesal
“Pi, Mimi boleh meminta satu permintaan gak ?” Tanya Elva secara  tiba-tiba
“Aduh my love, mimi tersayangku jangankan satu permintaan, seratus ribu permintaanpun akan pipi kabulkan. Apa permintaan Mimi sayang ?” Tanya Jacko membelai lembut rambut Elva
“Mimi mau pernikahan kita harinya dimajukan, kalo bisa hari ini juga” Jawab Elva memberitahukan apa permintaannya.
Permintaan Elva sontak membuat Jacko dan Resti tercengang lalu suasana diruangan tersebut menjadi hening
“Pi, asal Pipi tau yah Mimi minta itu karena Mimi takut nanti  Mimi gak sempat ngerasain jadi istri Pipi” Ucap Elva
“Kenapa Pipi diam ? apa pipi mau batalin pernikahan kita ?" Tanya Elva

“Bukannya gitu Mi, tapikan apa ini gak terlalu cepat ?” Jacko bertanya balik
“Jadi Pipi gak mau ?” Ketus Elva mendorong kasar jacko, hingga Jacko terpelanting ke lantai
“Aduh my love mimi ku tersayang, dengerin pipi dulu ! Mimi kan baru sembuh masa kita langsung nikah aja ? apa Mimi gak takut masyarakat beranggapan negatif tentang pernikahan kita ? Mimi kan tau kalo Pipi ini seorang publik figur yang baru naik daun, otomatis semua media ingin tau berita terupdate tentang pipi. Lagian kan kita belum ada persiapan apa-apa, bukannya Mimi yang mau pernikahan kita harus digelar semegah mungkin ?” Tanya Jacko panjang lebar
“Oh jadi Pipi takut karier pipi hancur ? Pipi juga takut fans-fans Pipi akan berkurang setelah nikah sama mimi ?” Elva mengambil kesimpulan
“Bukan gitu Mi, Pipi gak mikirin karier dan fans pipi, tapi harus berapa kali sih pipi bilang kalo kita belum ada persiapan buat pesta ?” Tanya Jacko lagi
"Gak Pi ! Mimi gak peduli pesta, Mimi tinggal telpon aja ayah Mimi pasti pesta megah bakal langsung tergelar dengan cepat di rumah sakit ini” Jawab Elva
“Oh apa pipi gak cinta lagi sama Mimi ? atau pipi udah punya cewe lain ? jadi Pipi gak mau mempercepat pernikahan kita ? dan apa cewek itu  adalah Resti ?" Curiga Elva mengikut campurkan Resti
“Lo apa-apan sih ?, kenapa Gue harus dibawa-bawa ?” Marah Resti memukul meja dihadapannya, lalu keluar dari ruangan itu dan menutup pintu dengan kasar
“Mimi jangan bawa-bawa Resti dong ! kasihan dia, bagaimanapun Resti adik angkat Pipi. Oke kalo itu mau Mimi kita nikah hari ini juga” Jacko memberikan keputusan
“Makasih pipi ku sayang” Jawab Elva dengan nada manja, dibibirnya mengembangkan senyum penuh kemenangan lalu langsung menelpon ayahnya.
Benar kata Elva, karena dalam waktu sekejap rumah sakit tersebut disulap jadi unik karena menjadi tempat pernikahan Jacko dan Elva. Ijab Qabul telah diucapkan Jacko dengan sangat lancar, pestanyapun terlihat megah.
Atas permintaan pak Helmy dengan hati yang sangat terpaksa Resti menjadi saksi dalam pernikahan yang dihadiri tamu-tamu penting dan rekan-rekan bisnis pak Helmi tersebut. Media-media pemberitaan untuk selebritis ternamapun sudah menerbitkan dan menayangkan berita pernikahan Jacko dengan Elva yang terbilang unik tersebut karena digelar di rumah sakit.
*******************
Keesokan harinya semua telah berkumpul di meja makan rumah Jacko
“Ayah aku perlu tandatangan ayah ni” Pinta Elva dengan tiba-tiba pada pak Helmy
“Untuk menantu kesayangan ayah apa sih yang gak” Jawab pak Helmy langsung mentandatangani tepat diatas materai 6000 pada kertas yang diberikan Elva tanpa membacanya
“Bagus, oke sekarang kalian angkat kaki dari rumah ini !, karena sebenarnya ini adalah surat penyerahan semua kekayaan Helmy pada Gue” Teriak Elva dengan cepat menyimpan kertas tersebut
“Mimi bercanda kan ?” Tanya Jacko kaget
“Gak ! Gue gak becanda, baca nih Lo sendiri !” Perintah Elva memberikan surat yang baru saja ditandatangani pak Helmy
“Oke cukup ! nanti kertasnya lecet” Ucap Elva langsung menarik kertas itu kembali setelah Jacko membacanya
“Mimi kenapa sih Mimi bisa setega ini sama Pipi ?” Tanya Jacko tak Percaya atas perlakuan Elva tadi
“Mungkin pak Helmy yang terhomat ini masih ingat anak muda yang menjadi rekan bisnis bapak lima tahun silam bernama Whendry Dunant yang sengaja bapak khianatin untuk mengambil keuntungan sendiri, dia adalah abang dari suami sah saya yang bernama Enzoo Fidi Expriansah. Jadi bukan salah saya dong kalo saya mengambil harta yang menjadi hak suami sah saya dari bapak” Jawab Elva menjelaskan semuanya dengan panjang lebar
“Dan asal Lo tau yah Jack, pernikahan kita gak sah sama sekali karena penghulu yang menikahkan kita adalah penghulu palsu bayaran Enzoo dan selama ini Gue gak pernah cinta sama sekali sama Lo karena Lonya aja yang bodoh mau-maunya tertipu sama kecantikan Gue” Lanjut Elva menepuk tangannya seabanyak tiga kali.
Saat itu juga dari balik pintu rumah Jacko munculah Enzoo secara tiba-tiba
“Gimana sayang apa kamu sudah berhasil merebut hak bang Whendry dari orang bau tanah itu ?” Tanya Enzoo merangkul mesra pinggul Elva
“Iya  pasti berhasil dong sayang” Jawab Elva tersenyum penuh kemenangan
“Brengsek Lo” Bentak Resti hendak menggampar Elva
“Stop, kalo Lo berani sakitin istri Gue bakal Gue tuntut Lo” Cegah Enzoo menahan tangan Resti
“Sudah sudah lebih baik kita pergi dari sini, karena semua kekayaan papah ini bukan hak kita lagi” Ucap pak Helmy lalu mereka pergi meninggalkan rumah itu, sedangkan  Elva dan Enzoo diam di tempat itu dan mereka merasa sangat puas dengan keberhasilannya membalas dendam
“Sayang kamu gak sempat ngapa-ngapain kan sama Jacko ?” Tanya Enzoo tiba-tiba
“Gak koq Jacko belum nyentuh aku seujung jaripun, soalnya tadi malam aku kasih dia minuman yang ada obat tidurnya” Jawab Elva tersenyum lebar
“Baguslah” Gumam Enzoo langsung memeluk Elva.
Kini pak Helmy, Jacko dan Resti sedang berada di sebuah cafe
“Pi, kita tinggal di hotel aja yah, atau kita sewa apertemen aja ?” Usul Jacko
“Itu gampang diataur yang penting makan dulu, kan tadi kita di rumah gak jadi makan” Jawab pak Helmy
“Iya pi aku laper banget ni” Ucap ajacko langsung melahap makanan dihadapannya
“Makan aja yang banyak biar kenyang hehehehe” Pak Helmy terkekeh
“Ya ampun Jack udah lima piring nih Lo makan” Ucap Resti
“Biarin aja, papi aja gak marah, kenapa jadi Lo yang sewot” Cuek Jacko dengan mulut yang penuh makanan
“Tanggung sendiri tuh nanti kalo sakit perut” Ceplos Resti
“Biarin aja” Jawab Jacko menjulurkan lidahnya
“Makin tambah gemuk aja ntar Lo” Ejek Resti
“Emang Gue Pikirin, biar gemuk juga banyak aja fansnya, yang penting Gue kenyang dulu” Jawab Jacko lagi-lagi menjulurkan lidahnya, sedangkan pak Helmy hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak-anaknya
“Ya udah tuh cepat abisin jusnya, mau papi bayarin” Ucap pak Helmy seraya memanggil seorang pelayan
"Berapa mbak ?" Tanya pak Helmy pada pelayan yang berdiri dihadapannya
“Satu Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Lima Ratus Rupiah” Jawab Pelayan berwajah cukup cantik tersebut dengan senyuman manisnya, angka yang disebut sang pelayan tentu saja membuat mereka bertiga sedikit terkejut
“Ini semua gara-gara Lo terlalu banyak makannya” Oceh Resti pelan sembari mencubit tangan Jacko
“Biasa aja kali” Sahut Jacko
“Oh, mbak di sini ada mesin ATM gak ?” Tanya Pak Helmy lagi
“Ada pak di ujung sana” Jawab sang pelayan menunjuk ke suatu sisi cafe tersebut
“Sebentar yah mbak saya mau mencairkan uang dulu, karena saya cuman bawa uang cash sedikit” Ucap Helmy
“Silahkan” Jawab sang pelayan
“Terimakasih” Gumam Pak Helmy langsung menuju ke arah mesin ATM.
Tidak lama kemudian pak Helmy kembali ke hadapan Jacko dan Resti dengan wajah murung
“Kenapa pi ?” Tanya Jacko bingung
“ATM papi semua diblokir” Bisik pak Helmy pada Jacko
“Apa ?” Kaget Jacko setengah berteriak
“Kenapa ?” Tanya Resti
“Eh gak papa koq, bentar yah aku mau ke mesin ATM dulu” Jawab Jacko langsung menuju mesin ATM
“Arrrgggh sialan, pasti Elva sengaja blokir semua ATM papi sama ATM Gue nih” Kesal Jacko saat mengetahui ATM-nya diblokir juga
“Mana Gue cuman bawa uang cash seratus lima puluh ribu doang lagi” Sambung Jacko langsung kembali kehadapan pak Helmy dan Resti
“Bagaimana pak kapan bayarnya ?” Tanya Pelayan
“Pi ATM Jacko ternyata diblokir juga” Bisik Jacko di telinga ayahnya
“Terus kita bayar pakai apa ?, uang cash papi cuman Tiga Ratus Ribu” Balas pak Helmy berbisik juga
“Mbak bisa ngomong sama manajernya gak ?” Tanya Jacko tiba-tiba
“Sebentar mas, saya panggilkan manajernya dulu” Jawab sang pelayan meninggalkan meja makan.
Alangkah terkejutnya pak Helmy saat melihat manajer cafe tersebut yang ternyata adalah Whendry Dunant
“Lo” Ucap Jacko kaget saat melihat Whendry

“Oh jadi seorang Adryan Jacko yang manggil Gue, emang ada apa'an ?” Tanya Whendry dengan gaya sombongnya
“Jadi begini nak, kami tidak membawa uang cash yang cukup untuk membayar semua makanan dan minuman ini, dan ternyata ATM kami juga diblokir orang yang merebut harta kami, apa ada sedikit saja keringanan untuk kami ?” Pak Helmy menjelaskan panjang lebar sekaligus bertanya
“Hahaha ternyata seorang pak Helmy yang katanya terhormat plus terkaya nomor sembilan di Indonesia udah jatuh miskin dan gak mampu bayar makanan di cafe mantan rekan bisnis yang dulu dikhianatinya” Tawa Whendry dengan nada yang sangat meremehkan
“Woy dengar yah kalo gak mampu bayar gak usah makan di cafe mewah ini” Sambung Whendry
“Eh jaga yah mulut Lo” Bentak Jacko menunjuk tepat di depan wajah Whendry
“Eittss jangan berani-berani yah Lo sama manajer di tempat sekarang Lo berdiri” Ancam Whendry menepiskan telunjuk Jacko dengan wajah sinisnya
“Tapi Lo udah keterlaluan banget” Geram Jacko
“Gue bicara fakta” Ucap Whendry
“Fakta apa ?” Tanya Jacko berusaha meredam emosinya
“Sekarang Gue tanya mampu gak Lo bayar semua ini yang udah masuk perut Lo ?” Tanya Whendry.
Sontak pertanyaan Whendry membuat Jacko terdiam
“Ya udah gini aja Gue punya penawaran menarik, gimana kalo kalian semua cuci piring-piring kotor di cafe ini tapi cucinya pakai mulut kalian hahaha” Sambung Whendry tertawa lebar
“Kita gak bakal lakuin hal hina itu” Tentang Resti tiba-tiba
“Ya udah kalo gak mau, bayar dong” Sinis Whendry
“Oke, kalo ini mau Lo” Jawab Resti membanting dua tumpuk uang seratus ribu rupiah dari arah dalam tasnya
“Kenapa ? kurang ?, nih Gue tambah” Sambung Resti menambahkan satu tumpuk uang seratus ribu rupiah lagi. Whendry hanya bisa melongo melihat tiga tumpuk uang tersebut
“Pah, Jack yuk kita pergi dari sini" Ajak Resti, sedangkan Jacko dan pak Helmy hanya menuruti ajakan Resti.
Setelah jauh dari cafe Whendry tadi
“Resti, kamu dapat uang dari mana kamu nak ?” Tanya pak Helmy
“Gini pah, uang jajan yang papah kasih selama ini buat aku itu jarang banget aku pake pasti aku simpan karena aku yakin suatu saat pasti ada saatnya uang itu pasti diperlukan secara mendadak kaya tadi” Jawab Resti menjelaskan
“Oh, makasih ya nak” Ucup pak Helmy
“Ini memang sudah kewajiban aku pah sebagai anak” Jawab Resti tersenyum manis
“Alah lebay santai aja kali, aduh pah Jacko cape nih udah jalan sejauh ini kita mau tidur dimana ? uang aku cuman seratus lima puluh ribu doang, uang papah dikit, terus ATM diblokir semua” Dumel Jacko. Pak Helmy terdiam sejenak, memutar otaknya berpikir untuk mencari tempat tinggal yang baru untuk dia dan anak-anaknya
“Ya ampun papi baru ingat, kalo papi punya rumah sederhana yang dulu papi pakai sebagai tempat liburan dan tempat istirahat” Ucap pak Helmy secara tiba-tiba
“Ya udah ayo cepat kita ke rumah itu, aku udah cape banget pengen cepat-cepat tidur” Sahut Jacko bersemangat
“Ayo ikutin papi” Jawab pak Helmy.
Tidak lama kemudian merekapun sampai pada sebuah rumah berukuran cukup kecil terbuat dari kayu beratapkan daun rumbia kering
“Whats ? papi bilang ini rumah sederhana ? gak salah ? come on ini gak layak disebut rumah pi. Tapi ini lebih layak disebut kandang kambing” Protes Jacko
“Masya'allah Jacko, Lo gak boleh ngomong gitu ! seharusnya kita bersyukur papah masih punya rumah untuk kita. Ya biarpun rumahnya sederhana, yang penting rumahnya bersih dan masih layak untuk ditinggali manusia. Masih untung kita gak jadi kaya anak-anak jalanan yang tidur di kolong jembatan, hargain papah dikit napa !" Tegur Resti panjang lebar
“Alah persetan sama ceramah Lo, pokoknya Gue gak sudi tinggal di kandang kambing itu” Bentak Jacko
“Tapi kan Jack” Ucap Resti menggantung
“Diam Lo ! Gue gak mau dengar ceramah gak bermutu dari Lo lagi, Gue mau pergi cari hotel yang lebih enak daripada kandang kambing itu" Potong Jacko langsung melangkah pergi Meninggalkan pak Helmy dan Resti
“Jack tunggu, Jacko !” Resti berusaha mencegah Jacko, tapi tangan Resti malah ditarik pak Helmy
“Biarkan Jacko pergi, nanti juga dia akan mengerti sendiri. Lebih baik kamu istirahat dulu” Ucap pak Helmy lembut Restipun masuk ke dalam rumah sederhana tersebut yang diiringi oleh pak Helmy. Sedangkan ditempat lain Jacko terus melangkahkan kakinya menyusuri pinggir jalan, hingga akhirnya Jacko melihat sebuah penginapan cukup besar bernama “Penginapan Rizcha”.
Dengan langkah yang pasti Jackopun memasuki penginapan itu
“Mbak kalo nginap di sini berapa yah satu malamnya ?” Tanya Jacko pada seorang yang duduk di belakang meja bertuliskan RESEPSIONIS
“Lima Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah” Jawab sang Resepsionis yang memakai baju bernama Luna
“Aduh mahal banget sih, gak bisa kurang apa ?" Tanya Jacko
“Dandanan aja yang keren sok kaya orang kaya, eh ternyata aslinya kere” Dumel Luna
“Eh hati-hati yah kalo ngomong, Lo gak tau  Gue siapa ?" Ketus Jacko
“Tau koq, anda ini Adryan Jacko pemain Sinetron berjudul Bawalah Cinta Ku Pergi” Kata Luna menyebut salah satu Sinetron yang dibintangi Jacko
“Nah itu Lo tau” Jawab Jacko tersenyum sinis
“Tapi di penginapan ini gak peduli mau aktor terkenal, bupati atau Presiden sekalian yang datang. Kalo gak punya uang ya gak boleh nginap di sini” Jelas Luna
“Eh Lo jadi resepsionis belagu banget sih, kalo Gue mau Gue bisa beli nih penginapan” Jacko mulai terpancing emosinya
“Buktikan” Sahut Luna santai
“Sialan Lo” Ucap Jacko seraya menendang meja resepsionis dihadapannya
“Kalo anda sudah tidak ada keperluan lagi, silakan pintu keluar ada di sana ! atau perlu saya panggilkan satpam ?” Luna mengusir Jacko secara halus, mendengar ucapan Luna Jacko langsung melangkah meninggalkan penginapan itu.
Baru saja beberapa langkah Jacko keluar dari penginapan itu tiba-tiba saja dia merasakan sentuhan dipundakannya, refleks Jacko langsung menoleh ke arah pemilik tangan yang menyentuh pundaknya
“Mimi” Kaget Jacko
“Stop ! jangan panggil Gue Mimi lagi ! emang Lo siapa Gue ?” Tanya orang yang menyentuh pundak Jacko dengan nada sinis, ya dia adalah Elva
“Oh iya Lo kenapa ? Lo diusir ?” Tanya Elva
“Bukan urusan Lo” Jawab Jacko kasar
“Eh asal Lo tau yah ! ini penginapan milik Gue” Ucap Elva tak kalah kasarnya
“Oh ya ? bisa gak Lo turunin harga penginapannya kasih satu kamar buat Gue ?” Pinta Jacko
“Bisa sih” Jawab Elva santai
“Lo serius ?” Tanya Jacko
“Iya serius, tapi kamar yang pantes buat Lo itu kamar bawah tanah mau ? hahaha” Tawa Elva
“Gue pikir Lo itu gadis cantik yang hatinya baik dan tulus, eh ternyata malah sebaliknya” Ucap Jacko langsung meninggalkan Elva sendirian. Sedangkan Elva hanya memandang langkah Jacko dengan senyum sinis yang mengembang di bibir merahnya.
Langkah demi langkah didigerakan Jacko hingga kini Jacko sampai di sebuah taman, dengan perlahan Jacko langsung duduk di bangku taman.
Jacko meraih ponselnya dari dalam saku celananya, kini matanya fokus pada layar Blackberry hitam di tangannya. Satu persatu temannya dia hubungi untuk meminta bantuan menumpang istirahat hari ini, tapi satu persatu temannya juga menolak untuk ditumpangi istirahat dengan berbagai macam alasan. Hal ini membuat Jacko semakin kesal dan bingung saja, Jacko berusaha memutar otaknya sehingga dia melamun.
Saat Jacko masih melamun tiba-tiba saja 3 orang preman menghampirinya
“Eh serahin semua harta Lo !” Perintah preman 1 menepuk bahu Jacko
“Enak aja Lo” Tentang Jacko menepiskan tangan preman tersebut dengan kasar
“Lo berani lawan kita ?” Tanya preman 2
Siapa takut ?” Jawab Jacko
“Gue hajar juga Lo” Hardik Preman 3 hendak memukul wajah Jacko, tapi tak sempat mengenai wajah Jacko karena Jacko berhasil menangkisnya.
Aksi pukul memukul antara Jacko dan 3 premanpun tidak dapat dihindarkan lagi, tapi namanya juga 1 lawan 3 otomatis membuat Jacko kewalahan menghadapinya, ditambah lagi kemampuan bela diri Jacko hanya sedikit. Akhirnya Jacko berhasil dikeroyok oleh 3 preman tersebut, setelah berhasil membuat wajah Jacko babak belur dan dan membuat tubuh Jacko melemah 3 orang preman tersebut langsung mengambil  sampai habis semua harta yang dibawa Jacko termasuk jas, kameja, dan celana panjang yang dipakai Jacko. Tidak lama kemudian, Jacko langsung terpuruk di atas tanah dan tak sadarkan diri di bawah derai hujan.
Malam semakin larut dan hujan turun semakin lebat mengguyur tubuh Jacko yang masih tak sadarkan diri. Hingga tidak lama kemudian Jacko sadar
“Kenapa semua ini terjadi sama Gue ? apa salah Gue ? sekarang semua harta Gue ludes. Gue cuman punya baju kaos dan celana pendek aja” Tangis Jacko sambil berbicara dalam hatinya sendiri
“Apa yang harus Gue lakuin ? Gue pengen pulang ke rumah sederhana yang Gue bilang kandang kambing tadi, tapi Gue malu sama papi dan Resti Gue malu bener-bener malu” Lanjut hati Jacko
“Aaaaaaaa” Teriak Jacko senyaring mungkin
“CETAAAAAR ..............” terdengar Suara petir menyambar bumi, Jackopun berjalan dengan langkah sempoyongan kearah yang tak pasti.
Akhirnya Jacko sampai di depan rumah sederhana yang disebutnya kandang kambing tadi
“Maafin Jacko pi, maafin jacko” Batin Jacko duduk bersimpuh di tanah sambil menangis, namun karena hujan masih turun membuat air mata Jacko tak terlihat.
Sedangkan Resti duduk-duduk santai di dalam rumah sederhana itu, tiba-tiba tanpa sengaja matanya menatap ke arah luar jendela, Restipun melihat Jacko yang masih duduk bersimpuh
“Kenapa Jacko ujan-ujanan gak pake baju gitu” Gumam Resti, Resti mengalihkan pandangan matanya ke arah lain, terlihat pak Helmy tertidur pulas
“Ya allah Jacko kasian banget aku pengen nolongin dia, tapi aku gak enak sama papah. Masa aku keluar rumah gak izin dulu sih ? koq aku jadi dilema gini sih ?” Ucap Resti pelan.
Akhirnya Resti memutuskan untuk menjemput Jacko dengan menggunakan payung berwarna putih bening Restipun keluar rumah
“Jack Lo kenapa ? ayo masuk” Ajak Resti memayungi Jacko dari arah belakang, Jackopun menatap lekat wajah Resti
“Ya ampun muka Lo kenapa ? koq bisa sih memar gitu ?" Tanya Resti kaget.
Tanpa Resti duga sebelumnya tiba-tiba Jacko langsung memeluk Resti. Mendapat pelukan dadakan spontan membuat Resti kaget, diapun langsung terpaku.
Begitu sangat kagetnya Resti sampai-sampai tak sadar payung yang  dipegangnya terlepas dari genggamannya hingga payung itu melayang entah kemana
“Please ma'afin Gue, ma'afin Gue yang gak dengerin nasehat Lo Gue bener-bener nyesal” Lirih Jacko, Jantung Resti berdetak begitu sangat kencang saat masih berada dalam pelukan Jacko
“Lo ke. . . Ke. . . Kenapa ?” Tanya Resti gugup
“Ma'afin Gue” Pinta Jacko lagi, sementara hujan masih terus mengguyur mereka
“Lo gak pernah punya salah sama Gue, ya jadi gak perlu ada yang dima'fin” Bibir Resti berucap ragu
“Makasih” Jawab Jacko mempererat pelukannya
“Tapi nafas Gue sesak nih Lo peluk gini” Protes Resti
“Eh sorry, Gue gak maksud bikin Lo sesak nafas” Ucap Jacko langsung melepaskan pelukannya
“Lo gak kedinginan ?” Tanya Jacko setelah Resti sudah bisa bernafas lega
“Dingin sih iya namanya juga kehujanan” Jawab Resti
“Ya udah sini, mau gak Gue peluk lagi ?” Tawar Jacko
“Enak aja, Gue mau Lo peluk asal Lo bisa tangkap Gue” Refleks Resti berucap lalu langsung berlari di bawah guyuran hujan.
Resti dan Jackopun saling berkejar-kejaran, belum saja Jacko berhasil menangkap Resti tiba-tiba langkah Resti langsung terhenti saat melihat sesosok orang yang ditakutinya berdiri tepat dihadapannya sekarang dengan membawa payung merah, ya ternyata orang yang ditakuti Resti itu adalah pak Helmy
“Apa yang kalian lakukan ?” Tanya pak Helmy
“Ma... Ma... Ma'af papah” Resti menjawab dengan kaki yang gemetar karena ketakutan
“Masuk !, siram kepala kamu pake air sumur !” Perintah pak Helmy seperti orang yang marah.
Tanpa banyak bicara lagi Resti langsung meninggalkan pak Helmy dan Jacko lalu langsung menuju ke kamar mandi
“Untuk apa lagi kamu kembali ke sini ? bukan kah kamu tidak mau tinggal dirumah sederhana yang kamu sebut kandang kambing ini ?” Tanya Pak Helmy
“Ma'af  pi, aku menyesal, dan asalkan papi tau aja aku tadi dirampok” Jawab Jacko menundukan kepalanya
“Oh hanya karena habis dirampok kamu baru menyesal ?” Sinis pak Helmy
“Jacko mohon pi ma'afin Jacko” Mohon Jacko
“hahaha, tenang nak pasti papi mema'afkanmu, orangtua manapun pasti selalu mema'afkan anaknya. Papi tadi hanya bersandiwara saja” Jawab pak Helmy tertawa lepas menepuk pelan pundak Jacko
“Makasih pi” Ucap Jacko
“Iya sama-sama, ya sudah sana mandi nanti kamu sakit" Suruh pak Helmy.
Jackopun masuk ke dalam rumah tersebut dan langsung menuju kamar mandi, tapi secara kebetulan juga Resti ingin keluar dari kamar mandi tersebut dengan tubuh yang hanya dibalut handuk putih
“Aaaaa..........” Teriak Resti senyaring mungkin, sehingga membuat pak Helmy dengan cepat langsung datang kehadapan mereka berdua
“Ada apa ?” Tanya pak Helmy kaget dan panik
“Ha.......... Ha........... Hasyiiim Ini pah si ka Jacko intipin aku mandi hasyiiim” Jawab Resti sambil bersin-bersin, karena efek air hujan tadi. Sedangkan pak Helmy langsung melirik ke arah Jacko yang masih dalam keadaan basah kuyup
“Aduh Resti kamu ini terlalu negatif tinking dan terlalu parno, Jacko itu baru saja papah suruh buat mandi karena papah tidak tau kamu ada di kamar mandi, jadi mana mungkin dia intipin kamu. Lagian kenapa juga kamu keluar kamar mandi cuman pake handuk kaya gini, Resti ingat Papah sekarang udah bangkrut ini rumah sederhana dari kayu cuman ada satu kamar tidur dan kamar mandi jadi kenapa gak pake baju langsung di kamar mandi saja sih ?” Pak Helmy menjelaskan panjang lebar sembari melemparkan kalimat tanya, sedangkan Resti masih saja bersin-bersin
“Papah, Ha............ Ha............ Hasyiiim ma'afin aku hasyim aku gak ada maksud ungkit-ungkit kebangkrutan papah hasyiiim aku cuman hasyiiim lupa bawa baju aja ke dalam kamar mandi ha ha hasyiiim” Jawab Resti sambil bersin-bersin
“Ih Lo cantik-cantik koq jorok sih bersin-bersin di depan Gue sama papi” Oceh Jacko
“Dari pada Lo Ha ha hasyiiim ganteng-ganteng jahat banget, abis puji Gue terus langsung hina Gue” ketus Resti menginjak kaki Jacko
“Aduh sakit tau” Jawab Jacko memegangi kakinya
“Sudah sudah kalian ini gak pernah akur kaya tom and jerry, Resti bersin-bersin mungkin karena ujan-ujanan tadi” Tegur pak Helmy
“Jacko sana cepat mandi, Resti pakai baju sana ! terus minum obat biar bersinnya gak jadi filek !” Sambung pak Helmy memerintah Resti dan Jacko.
Resti langsung menuju sebuah kamar sedangkan Jacko langsung mandi, setelah selesai memakai baju dan menyisir rambutnya Resti langsung menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Tapi baru saja Resti hendak menyalakan kompor, tiba-tiba sajaNYUUUTTT” Ada sesuatu yang menggigit tangan kanan Resti, dan ternyata di samping kompor tanpak seekor ular hitam pekat cukup besar
“Aaauuu” Teriak Resti cukup nyaring sembari memegangi tangan kanannya dan menahan rasa nyeri.
Mendengar teriakan Resti membuat pak Helmy dan Jacko dengan cepat menuju dapur
“Aduh Lo brisik amat sih, kenapa lagi sih Lo ?” Omel Jacko, tapi Resti tak menjawab dia hanya memegangi tangannya
“Ya ampun tangan kamu kenapa nak ?” Tanya pak Helmy
“Sakit pah” Lirih Resti
“Ya’ampun Pi ini gara-gara digigit ular” Ucap Jacko memegangi tangan Resti.
Tanpa sungkan dan tanpa rasa jijik Jacko langsung mengisap bekas gigitan ular itu
“Cuih” Jacko langsung membuang bisa ular itu
“Udah abis koq bisa ularnya, sini biar Gue perban tangan Lo. Oh ya pi sebarin garam deh sekitar rumah ini ! biar aman dari ular” Ucap Jacko membawa Resti ke ruang tengah rumah itu lalu membalutkan perban pada tangan Resti yang digigit ular tadi, sedangkan pak Helmy langsung menaburi garam di sekeliling rumah sederhana itu.
Hidup dalam penuh kesederhanaan kini sudah biasa bagi pak Helmy, Jacko dan Resti karena dua minggu sudah mereka tinggal di rumah sederhana tersebut.
Pagi itu mereka makan bersama di ruang tengah
“Tok tok tok” Ada yang mengetuk pintu rumah
“Siapa ?” Tanya Jacko sambil membukan pintu
“Oh jadi ini rumah baru Lo jack ?” Tanya orang yang mengetuk pintu tersebut yang tak lain adalah Elva
“Mau apa Lo ke sini ?” Tanya Jacko kasar.
Elva tak menjawab dia hanya bertepuk tangan sebanyak tiga kali, lalu muncul lah Enzoo dan Whendry
“Pertanyaan yang bagus” Ucap Enzoo
“Lo mau tau ngapain kita ke sini ? kita cuman mau liat penderitaan lo hahaha” Lanjut Whendry tertawa lebar diiringi gelak tawa Enzoo dan Elva
“Kalo kalian ke sini cuman buat hina kita aja, mending kalian pergi deh dari pada nambah dosa” Sindir Resti
“Sebenarnya kita ke sini sih bukan cuman pengen hina kalian aja, tapi kita pengen nawarin Jacko kerjaan” Elva angkat bicara
“Kerja jadi supir” Sambung Whendry
“Kalian pikir Gue mau ? mending kalian pergi deh sebelum emosi Gue meningkat !” Perintah Jacko
“Ups ada yang maraah” Sinis Elva
“Takuuut” Timpal Enzoo
“Udah deh sayang mending kita pergi” Ajak Elva menggandeng mesra tangan Enzoo. Merekapun pergi meninggalkan rumah itu.
Melihat Enzoo, Whendry dan Elva sudah meninggalkan rumahnya jacko langsung menutup pintu rumahnya. Tapi belum jauh Jacko dari pintu rumahnya ada yang mengetuk pintu rumahnya lagi
“Apa lagi sih ?” Ketus Jacko membuka pintu rumahnya karena menyangka itu adalah orang yang membuatnya kesal tadi, ternyata bukan
“Eh sorry, saya kira orang yang bikin saya kesal tadi. Tapi anda siapa yah ?” Tanya Jacko pada orang yang berdiri di depan pintu rumahnya
“Perkenalkan saya Teguh Coobaint, produser sekaligus sutradara film” Ucap orang tersebut memperkenalkan dirinya pada Jacko
“Oh, ada pa yah ?” Tanya Jacko
“Boleh saya masuk ?” Tanya Teguh
“Boleh, silahkan” Jawab Jacko mengajak Teguh masuk
“Jadi begini saya tertarik dengan kejadian dalam hidup anda dan saya berniat untuk membuat kisah nyata kamu jadi sebuah film layar lebar. Tapi tenang, karena saya mau kamu dan keluarga langsung sebagai pemerannya” Teguh memberitahukan niatnya
“Daripada Gue gak ada kerjaan, mending Gue terima aja tawarannya lumayan uangnya bisa bantu papi” Batin Jacko
“Boleh deh, kapan mulai syutingnya ?” Tanya Jacko
“Hari ini juga bisa” Jawab Teguh.
Semenjak hari itu pak Helmy, Jacko dan Resti syuting film layar lebar dengan skenerio kisah nyata mereka yang mengalami keterpurukan. Tak ada yang menyangka ternyata film layar lebar mereka tersebut sangat laris di semua bioskop seluruh Indonesia. Itu tentu saja membuat mereka kembali bisa meraih kesuksesannya lagi, akhirnya hidup keluarga pak Helmy kembali berkecukupan seperti dulu.
Tawaran pada pak Helmy, Jacko dan Resti untuk syuting acara-acara lainpun berlimpah. Hingga pada suatu hari Jacko sengaja mengadakan jumpa pers dan mengatakan pada tanggal 17 – February – 2017 dia akan menikah dengan Resti di sebuah  pinggir danau.
Memang nyatanya pada tanggal 17–Februari–2017 Jacko yang menggunakan Jas putih mengucapkan Ijab Qabul di depan penghulu dan di sampingnya duduk gadis menggunakan Gaun pengantin berwarna putih juga. Ya, dia adalah Resti. Setelah selesai Ijab Qabul, pesta pernikahan sangat mewahpun tergelar di pinggir sebuah danau yang sangat indah
“Selamat yah atas pernikahan kalian, maaf kalo Gue pernah buat kalian jadi menderita” Ucap Elva menyalami Jacko dan Resti yang duduk di pelaminan
“Iya gak papa koq, santai aja kali. Lagian tanpa pelajaran dari Lo suami Gue ini gak bakal berubah lebih baik kaya gini” Jawab Resti tersenyum manis sembari melirik ke arah Jacko.
Pada akhirnya Jacko dan Elva berbahagia dengan pasangannya masing-masing, dendam yang dulu dirasakan Elva, Enzoo dan Whendry sirna sudah. Bahkan selain menjadi aktor yang terkenal Jacko juga menjadi rekan bisnis Whendry yang sama-sama jujur dan sukses, sedangkan Elva dan Resti telah berhasil mendirikan dan mengelola sebuah panti asuhan yang memiliki banyak investor.
* * * = = =* * * The End * * * = = = * * *



Oh iya jangan lupa follow juga yah twitter Gue @ks_rizcha kalo Gue buka twitterdan Lo (Readers) udah follow pazti Gue follback deh. #thanksBefaore