Rabu, 09 Juli 2014

Derita Tiada Akhir



Derita Tiada Akhir
Cerpen By : Riz Jacko
(@ks_rizcha)    


WARNING ! ! !
Cerita ini hanyalah fiktif belaka
yang bersumber dari hayalan Gue
sebagai penulis saja.
Apabila terdapat kejadian aneh/
tidak mungkin terjadi harap di-
anggap wajar saja (Namanya juga
khayalan/imajinasi Gue).
Dan untuk orang yang namanya
Gue pake, Gue cuman bisa
minta ma’af kalo ada konflik
yang membuat kalian tidak suka,
atau ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan karakter dan kehidupan nyata
yang kalian jalani (Namanya juga
khayalan/Imajinasi Gue)
 


      
Rasa cinta dan rasa sayang yang berlebihan pada kekasih memang mampu membuat seseorang rela melakukan apapun bahkan tak takut mengorbankan segala-galanya hanya untuk memberikan kekasihnya kebahagian. Termasuk Asmara, gadis yang sehari-harinya memakai hijab dan dikenal publik sebagai gadis sholeha ini rela memberikan kesuciannya pada Aldy yang tak lain tak bukan adalah kekasihnya sejak 2 tahun lalu.
Selain ingin membuat bahagia kekasihnya itu Asmara juga terbuai oleh janji-janji manis yang diucap Aldy sehingga Asmara tidak memikirkan dosa atas perbuatan terlarang dalam islam tersebut
“Apa kamu hamil ?” Kaget Aldy pada saat dia dan Asmara bertemu di depan kamar kost Aldy yang cukup sepi
“Iya sayang, ini buktinya” Jawab Asmara memperlihatkan sebuah alat tes kehamilan pada Aldy
“Terus ?” Aldy kembali bertanya tanpa menyambut alat tes kehamilan itu
“Aku mau kita nikah secepatnya sayang, biar gak ada yang curiga sama kehamilan aku” Jawab Asmara
“Nikah ? kamu pikir aku mau ?” Aldy berucap sambil menjauh dari Asmara
“Ma....... Ma........ maksud kamu ?” Asmara tersentak kaget wajahnya mengekspresikan kecemasan
“Asmara kamu pikir aku bodoh ? emang kamu yakin bayi dalam kandungan kamu itu anak aku ?” Tanya Aldy sinis
“Kalo dipikir secara logika kamu mau ngelakuin itu sama aku, jadi kemungkinan besar juga dong kamu mau ngelakuinnya sama cowok lain. Gak bisa dong kamu minta tanggung jawab aku aja” lanjut Aldy masih sinis
“Sayang sumpah demi Allah aku gak pernah ngelakuin itu sama cowok lain” Asmara berusaha menyakinkan Aldy sambil langsung mendekati Aldy yang duduk di kursi depan kamar kostnya
“Kamu jangan sok suci deh, asal kamu tau aja yah di mata aku kamu tuh gak lebih dari seorang cewek murahan jadi gak usah bawa-bawa Allah deh” Ucap Aldy sembari menyulutkan api pada rokoknya.
Mendengar ucapan Aldy sontak membuat Asmara sangat kaget
“PLAAAKKK” telapak tangan Asmara mendarat tepat di pipi kiri Aldy
“Kamu setega itu ngomong sama aku secara langsung, ngebayangin aja aku gak pernah” Ucap Asmara dengan derai air mata
“Bukannya yang aku bilang itu fakta ? harga diri kamu itu gak lebih dari para kupu-kupu malam” Jawab Aldy menghembuskan asap rokoknya ke wajah Asmara tanpa memperdulikan rasa perih di pipinya
“Aldy kamu jahat, aku bukan permen karet yang dimakan pas manisnya aja” Ucap Asmara kembali hendak melayangkan tangannya.
Melihat reaksi Asmara Aldy dengan cepat langsung menahan tangan Asmara
“Jangan pikir kamu bisa gampar aku lagi” Ucap Aldy langsung menepiskan tangan Asmara dengan kasar
“Dan jangan pikir aku mau jadi ayah bayi yang kamu kandung dan anggap aja kita gak pernah ada hubungan apa-apa karena mulai hari ini aku bukan siapa-siapa kamu lagi” Lanjut Aldy seraya berdiri dari duduknya lalu langsung meninggalkan Asmara
“Terus aku harus tanggung malu ini sendiri” teriak Asmara di sela-sela tangisannya
“Kalo kamu gak mau malu yaaaaa gugurin aja kandungan itu” Jawab Aldy sembari membanting pintu kamar kostnya.
Melihat perlakuan Aldy yang mencampakannya begitu saja dan sama sekali tak perduli padanya bersama janin dalam kandungannya Asmara kini merasa putus asa, akhirnya diapun memutuskan untuk meninggalkan kamar kost Aldy tersebut.
Langkah demi langkah Asmara terlihat gontai, kedua pipinya terus dialiri air mata
“Gak ....... aku gak mungkin menggugurkan kandungan aku ini” Batin Asmara
“Tapi aku juga gak mungkin melahirkan tanpa seorang suami, pasti papah akan marah besar kalau mengetahui keadaan aku sekarang” Sambung batin Asmara.
Saat Asmara masih berdebat dengan batinnya sendiri tiba-tiba saja sebuah mobil menghampirinya, turunlah seorang laki-laki dari mobil itu dan ternyata dia adalah Fachri orang yang dianggap sahabat baik oleh Asmara, tapi sesungguhnya Fachri memendam rasa cinta yang teramat dalam tanpa diketahui oleh Asmara karena Fachri adalah anak pesantren sangat sholeh dan tidak pernah mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya pada Asmara.
Selain tak berani mengungkapkan isi hatinya Fachri juga mengenal baik Aldy
“Masyaallah Asmara Lo kenapa ?” Tanya Fachri panik pada saat melihat wajah Asmara yang bercucuran air mata
“Fachriii” Jawab Asmara ingin memeluk Fachri
“Maaf Asmara, kita bukan Mukhrim” Tolak Fachri
“Ya sudah Lo cerita di dalam mobil kebetulan di dalam ada Farhan” Sambung Fachri menyebut nama adik laki-lakinya.
 Masih dengan air mata yang terus mengalir Asmarapun masuk ke dalam mobil Fachri, terlihat jelas di sana Farhan asyik dengan headset di telinganya
“Fachri Gue gak tau lagi harus cerita sama siapa” Ucap Asmara dengan derai air mata
“Ceita aja sama Gue, siapa tau Gue bisa bantu Lo” Jawab Fachri yang fokus pada stir mobilnya
“Tapi masalah yang Gue hadapi saat ini sangat memalukan banget, ingin rasanya Gue bunuh diri” Asmara berucap dengan tatapan mata kosong
“Lo ngomong apa sih ? Lo tau kan bunuh diri itu perbuatan yang dibenci sama Allah. Sememalukan apa sih masalah Lo cerita dong sama Gue” Pinta Fachri
“Tapi Lo janji yah Lo jangan marah dan jangan benci sama Gue” Jawab Asmara
“Iya” Jawab Fachri singkat
“Gue........... Gue......... Gue hamil” Ucap Asmara ragu
“CYIIIIITTT” Dengan spontan Fachri langsung menginjak tuas rem mobilnya
“Ah kakak kenapa sih ? kaget tau akunya” Protes Farhan tanpa melepas headsetnya
“Asmara Lo serius ? gak mungkin lah pasti Lo becanda kan ? mana mungkin gadis sholeha seperti kamu bisa hamil di luar nikah” Fachri tak percaya atas pengakuan Asmara.
Mendengar tanggapan Fachri air mata Asmara semakin deras saja bercucuran, dia tak mempu berkata-kata lagi dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanyanya
“Ya Allah Asmara, setan mana sih yang merasuki Lo jadi Lo mau melakukan perbuatan haram itu ? terus siapa ayah dari bayi yang Lo kandung ?” Tanya Fachri kembali menjalankan mobilnya
“Siapa lagi kalo bukan si brengsek Aldy” Jawab Asmara
“Brengsek ?” Fachri heran
“Apa coba namanya kalo bukan brengsek kalo gak mau tanggung jawab ?” Jawab Asmara sekaligus bertanya sambil meraih tissue di depannya
“Sabar aja, Gue yakin Aldy pasti mau bertanggung jawab” Ucap Fachi seraya menginjak tuas rem mobilnya
“Makasih yah fachri udah aanter Gue pulang dan Gue mohon tolong jaga rahasia Gue tadi baik-baik” Jawab Asmara yang beru menyadari kini mobil Fachri sudah berada di halaman rumahnya.
Setelah melihat Asmara sudah masuk rumahnya Fachri langsung membawa mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi ke arah timur
“Tok tok tok” Fachri mengetuk pintu kamar kost Aldy
“Ngapain Lo ke sini ?” Tanya Aldy sinis
“Bener Lo gak mau bertanggung jawab atas kehamilan Asmara ?” Fachri bertanya balik
“Kalo iya kenapa ?” Bukannya menjawab Aldy malah bertanya.
Mendengar jawaban Aldy akhirnya Fachri tersulut emosi
“BUUUUUGGGHHH” Kepalan tangan Fachri memukul kasar perut Aldy
“Lo gak punya hati atau banci sih ? setelah Lo hamilin anak orang Lo gak mau tanggung jawab” Geram Fachri
“Santai bro santai” Ucap Aldy
“BUUUUUGGGHHH” Aldy memukul dengan kasar rahang Fachri
“Lo pikir dengan Lo pukul Gue kaya tadi Gue bakal nikahin cewek murahan itu ? ya gak lah nih rasa’in ini yang pantas buat cowok pahlawan kesiangan kaya Lo” Oceh Aldy kembali memukuli Fachri
“Ka udah ka udah ! kasiah ka Fachri” Mohon Farhan pada Aldy saat melihat kakaknya tak sanggup melawan pukulan dari Aldy lagi
“Asal Lo tau yah! Gue gak bakal nikahin Asmara karena Gue masih mau senang-senang dulu dan Gue gak tau pasti itu anak siapa” Jawab Aldy menghentikan aksi pukul memukulnya pada Fachri
“Dasar banci Lo” Teriak Fachri yang dibawa paksa Farhan ke arah mobilnya.
Malam telah tiba Asmara masih saja menangis di kamarnya dia bingung ingin mengatakan apa pada orangtuanya, ingin rasanya dia menyembunyikan kehamilannya tapi dia ragu karena pasti lama kelamaan janinnya berkembang dan perutnya juga lama-kelamaan akan membesar dan semakin membesar otomatis kehamilannya akan diketahui orangtuanya.
Tiba-tiba saja blackberry ungunya bergetar
“Hallo Fachri assallamualaikum” Ucap Asmara getir
“Hallo Asmara Wa’alaikum salam” Jawab Fachri dari dalam ponsel Asmara
“Asmara Gue mau besok Lo siap-siap karena Gue mau melamar Lo” Lanjut Fachri
“Maksud Lo ?” Asmara tersentak kaget
“Ya Gue mau jadi pengganti Aldy, Gue akan bertanggung jawab dan jadi ayah atas janin dalam kandungan Lo” Potong Fachri
“Lo serius ?” Tanya Asmara ragu
“Iya, pokoknya Lo besok minta ortu Lo siap-siap terima lamaran Gue” Jawab Fachri
“Fachri, Gue gak tau lagi mau ngomong apa. Makasih banyak Fachri Lo emang sahabat terbaik Gue” Ucap Asmara kembali menangis
“Iya Asmara sama-sama, ya udah sekarang Lo tidur nanti sakit Assallamualaikum” Jawab Fachri
“Wa’alaikum salam” Jawab Asmara menekan tombol merah pada Blackberry ungunya.
Keesokan harinya. . . . . . . . . . .
“Pagi mami” Sapa Asmara pada ibunya langsung memeluk ibunya yang sibuk di depan meja makan
“Ada apa nih anak mami kaya seneng banget ?” Tanya sang ibu
“Iya dong, oh iya mi hari ini Fachri sama orangtuanya mau datang melamar aku” Jawab Asmara menyambar buah jeruk di atas meja makan
“Iiih tumben kamu suka yang asem-asem” Tegur sang ibu yang memahami selera anaknya.
Asmara tak menjawab dia hanya nyengir kuda tetap terus mengunyah jeruk di mulutnya
“Masa Fachri mau lamar kamu beneran ?” Tanya sang ibu tak yakin
“Iya mami, terima aja yah” Pinta Asmara memasang wajah yang serius
“Iya iya, sana mandi dulu gih !” Perintah sang ibu
“Koq mami gak kaget tau Fachri mau lamar aku ?” Tanya Asmara heran
“Tadi malam ibunya Fachri telpon mami” Jawab sang ibu tersenyum kecil
“Pantes aja” Gumam Asmara.
Ketika Asmara masih asyik memakan jeruk asam itu ayahnya datang
“Ish ibu sama anak pagi-pagi udah gosip aja” Sapa sang ayah
“Siapa yang gosip, orang lagi bahas Fachri yang mau lamar aku hari ini” Jawab Asmara
“Oh, ya udah kamu mandi dulu gih sana !” Jawab sang ayah memberikan perintah pada Asmara
“Nanti dulu napa, orang lagi enak-enaknya makan jeruk juga” Jawab Asmara cemberut
“Masa sih sini papi coba” Ucap sang ayah langsung meraih jeruk yang dipegang Asmara
“Idih asemnya kebangetan, koq kamu suka” Ucap sang ayah langsung memuntahkan jeruk tersebut.
Mengetahui kecurigaan ayahnya maka Asmarapun langsung meninggalkan meja makan itu dan langsung menuju kamar mandi. Hingga akhirnya jam dindingpun sudah menunjukan tepat pukul jam 12 siang, Fachri bersama kedua orangtuanya telah berada di ruang tamu rumah Asmara bermaksud untuk melamar Asmara.
Kedua orangtua Asmara dan kedua orangtua Fachri berbincang-bincang menentukan tanggal pernikahan Asmara dan Fachri.
Kini telah tiba waktunya dimana hari pesta pernikahan Fachri dan Asmara akan digelar
“Mi aku gugup” Ucap Asmara yang sudah memakai gaun pengantin berwarna merah
“Santai saja sayang, semuanya pasti berjalan dengan baik” Jawab sang Ibu
“Maafin Asmara mi” Asmara langsung memeluk ibunya
“Maaf buat apa sayang ?, mami setiap manusia itu pasti menikah jadi wajar saja kamu harus meninggalkan mami” Jawab sang ibu membalas pelukan anak gadisnya tersebut
“Maafin Asmara mi udah mengorbankan kehormatan Asmara buat Aldy cowok brengsek yang gak bertanggung jawab itu sampai Asmara harus mengandung bayi tak berdosa ini dan Fachri juga harus berkorban agar Asmara gak menanggung malu sendirian maafin Asmara mi maafin Asmara” Batin Asmara, air matanya perlahan membasahi kedua pipinya
“Udah dong anak mami gak boleh nangis, nanti beaknya luntur looh” Ucap sang ibu sembari mengusap air mata Asmara.
Tiga jam sudah berlalu semua masih menantikan kehadiran Fachri, Asmarapun berusaha menghubungi Fachri tapi tidak ada jawaban sama sekali. Benaknyapun berpikir Fachri akan membatalkan pernikahan tersebut.
Tidak berselang beberapa menit kemudian tertera di layar blackberry Asmara ada panggilan dari nomor ponsel yang bertuliskan nama Fachri
“Hallo Fachri Assalamualaikum, Lo udah di mana ? semua orang sudah nunggu Lo penghulu juga udah datang. Fachri apa Lo mau batalin pernikahan kita ?” Oceh Asmara panjang lebar
“Aduh maaf mbak saya bukan pemilik handpone ini tapi saya polisi, saya hanya ingin memberitahukan bahwa mobil pemilik handpone ini 2 jam lalu telah ditabrak kereta api dan pengemudinya tewas di tempat” Terdengar sebuah berita duka dari dalam blackberry ungu milik Asmara.
Berita duka itu sepontan membuat Asmara menjatuhkan bLackberry ungunya, air matanyapun kini tidak dapat dibendung lagi
“Gak.......... itu gak mungkin Fachriiiii.........” Teriak Asmara senyaring mungkin. Teriakan Asmara itupun membuat beberapa orang kaget ibunya langsung menghampiri Asmara
“Asmara kamu kenapa sayang ?” Tanya sang ibu
“Fachri mi Fachri” Ucap Asmara masih terisak-isak
“Iya, Fachri kenapa ?” Tanya sang ibu lagi
“Mobil Fachri ditabrak kereta api, dan Fachri tewas di tempat” Jawab Asmara masih terus menangis
“Apa ?” Sang ibu tesen tak kaget.
Asmara tak menjawab dia hanya menangis, sampai akhirnya Asmara pingsan
“Mi Fachri mana ? tadi itu cuman mimpi kan ?” Tanya Asmara pada saat sudah tersadar dari pingsannya
“Fachi masih dibacakan yasin di rumahnya” Jawab sang ibu
“Pi, antar Asmara ke rumah Fachri pi !” Mohon Asmara
“Tapi sayang keadaan kamu...........” Jawab sang ayah menggantung
“Pi Asmara mohon biarkan Asmara liat Fachri untuk yang terakhir kalinya” Asmara kembali memohon
“Ya sudah ayo” Akhirnya sang ayah luluh.
Tidak sampai 1 jam Asmara dan kedua orangtuanya telah sampai di rumah Fachri, terlihat di dalam sana banyak orang duduk melingkar sambil membaca yasin
“Fachri maafin aku, ini semua pasti gara-gara aku” Ucap Asmara kembali meneteskan air mata saat melihat jenazah Fachri yang tak sempurna karena ada bagian tubuhnya terpotong
“Maaf mbak jenazah harus segera dikafankan” Ucap seorang laki-laki muda.
Satu minggu sudah berlalu itu artinya satu minggu juga sudah Fachri pergi untuk selama-lamanya, Asmara masih saja merasa bersalah
“Ini punya siapa ?” Tanya Ibu Asmara sambil membanting alat tes kehamilan di depan Asmara yang tengah asyik memakan anggur di depan televisi
“A....... A........ Aku gak tau mi i............ itu punya siapa” Jawab Asmara gugup
“Jangan bohong ! mami menemukan itu di kamar kamu” Desak sang ibu
“Maafin Asmara mi maafin Asmara” Ucap Asmara
“Asmara gak tau perbuatan Asmara akhirnya membuat Asmara hamil, maafin Asmara mi” Lanjut Asmara bersimpuh di kaki ibunya
“Apa kamu hamil ?” Kaget sang Ayah pada saat baru pulang dai kantornya
“Dasar anak kurang ajar tak punya harga diri” Sumpah serapah itu terucap dari mulut ayah Asmara, pukulan tangannyapun mendarat di wajah mulus Asmara.
Tangisan Asmara semakin jadi saja dia tersungkur di lantai
“Pah sudah ah sudah !” Mohon Ibu Asmara masih membela anak gadisnya itu
“Sekarang cepat katakan siapa ayah dari bayi yang kamu kandung ! Apakah dia Fachri ?” Perintah sang ayah dengan nada tinggi
“Bukan pi bukan Fachri tapi Aldy” Jawab Asmara jujur
“Di mana laki-laki biadap itu ?” Tanya sang ayah lagi, sedangkan Asmara tak menjawab dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
“Lalu apa yang harus kita lakukan, Papi tidak mau menanggung malu” Sang ayah kembali bertanya
“Bagaimana kalo Asmara kita kirim ke kampung nenek dan kakeknya saja ?” Usul sang ibu.
Sejak hari itu Asmara pindah ke sebuah desa yang cukup terpencil di rumah nenek dan kakeknya, kehidupnyapun 180 derajat berbeda karena kini Asmara hidup dalam keserhanaan.
Seorang anak laki-laki bernama Ronald telah di lahirkan Asmara, tapi sayang kakek nenek Asmara sudah meninggal tepat pada saat Ronald menginjak remaja. Asmarapun sudah mulai menua, Rambutnya sudah memutih, kulitnya mulai keriput dan wajahnya sudah tak secantik dulu.
Karena pergaulan yang terlalu bebes membuat Ronald terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dia jadi seorang remaja yang pecandu Narkoba. Hingga pada suatu hari Asmara tewas terbunuh anak kandungnya sendiri karena tak memberi Ronald uang untuk membeli obat-obatan terlarang. Mungkin kini Asmara telah bahagia di surga bersama Fachri sedangkan Ronald harus mendekam jeruji besi atas pembunuhan yang dilakukannya pada ibu kandungnya sendiri.
=== SELESAI ===



Oh iya jangan lupa follow juga yah twitter Gue @ks_rizcha kalo Gue buka twitterdan Lo (Readers) udah follow pazti Gue follback deh. #thanksBefaore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar