Kamis, 29 Mei 2014

Tak Bisa Tanpamu



Tak Bisa Tanpamu (TABITA)
Cerpen By : Riz Jacko (@ks_rizcha)


WARNING ! ! !
Cerita ini hanyalah fiktif belaka
yang bersumber dari hayalan aku
sebagai penulis saja.
Apabila terdapat kejadian aneh/
tidak mungkin terjadi harap di-
anggap wajar saja (Namanya juga
khayalan/imajinasi aku).
Dan untuk orang yang namanya
aku pake, aku cuman bisa
minta ma’af saja kalo ada konflik
yang membuat kalian tidak suka,
atau ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan karakter dan kehidupan nyata
yang kalian jalani (Namanya juga
khayalan/Imajinasi aku)



“Restia Fatmawati” itulah nama lengkapku, orang-orang akrab memanggilku “Dokter Resti”. Menjadi dokter diusia 21 tahun dan memiliki julukan dokter muda yang cantik membuat banyak orang yang mengenal, mengagumi dan bahkan merasa segan terhadapku.
Kedua orangtuaku merupakan pejabat pemerintahan di Ibukota Jakarta. Meskipun ayah dan ibuku merupakan orang yang cukup penting dalam menjalankan sistem pemerintahan Indonesia dan seringkali sibuk dalam dunia politik tapi tidak membuat mereka lupa dengan tugasnya sebagai orangtua, karena seumur hidupku aku tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang ataupun kekurangan kebutuhan hidup.
Segala cinta kasih sayang dan kemewahan yang telah diberikan keluargaku membuatku measa menjadi gadis yang sangat bahagia, tetapi sungguh sayang ketika tahun telah berganti menjadi tahun 2013 tiba-tiba saja kehidupanku 180 derajat berubah, ya lebih tepatnya lagi semenjak adik kandungku satu-satunya meninggal dunia karena prenyakit leokimia yang dideritanya.
Saatku mengetahui adikku telah pergi untuk selama-lamanya akupun merasa benar-benar gagal melaksanakan tugasku sebagai kakak sekaligus dokter umum, dengan tak berhasilnya aku membuat adikku melawan penyakitnya aku merasa jadi malaikat penyabut nyawa adik kandungku sendiri.
Pemikiran-pemikiran negatifku sendiri yang menyatakan bahwa aku adalah malaikat penyabut nyawa adik kandungku sendiri tersebut membuatku mengalami guncangan jiwa yang cukup hebat dan karena guncangan jiwa itu terjadilah kecelakaan maut di sebuah jalan tol dari mobil yang ku kemudikan.
Dikatakan kecelakaan maut karena dari kecelakaan tersebut mengakibatkan 3 orang remaja mengalami luka berat, 2 orang lainnya mengalami luka ringan dan lebih parahnya lagi 7 nyawa orang harus terenggut dari raganya.
Kecelakaan maut dari mobil sport merah yang ku kemudikan itu juga sukses membuatku mengalami cacat sementara pada kakiku. Sejak kedua kakiku cacat aku kemana-mana harus ditemani oleh kursi roda, keluarga-keluarga dari korban yang tidak bersalah dalam kecelakaan maut yang ku alamipun mulai menuntut kesalahanku ke hukum.
Tapi untung saja kedua orangtuaku tak menganggapku bersalah dalam kecelakaan maut itu, mereka bersikap seperti biasa saja seolah-olah tidak pernah ada kejadian apa-apa. Bahkan mereka mulai mengurangi aktivitas kerjanya hanya untuk sekedar untuk memberikan perhatian padaku dan tetap jadi menghiburku.
Dan lebih untungnya lagi masih ada Dika yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihku sejak tiga tahun lalu, dia masih mau tetap setia menemaniku setiap saat untuk menjalani ujian hidup yang ku alami saat ini
“Selamat pagi duhai engkau sayangku” Sapa Dika dengan nada seperti menyanyi lagu dangdut pada suatu pagi sembari memberikan seikat anggrek ungu padaku
“Pagi juga sayang” Jawabku yang duduk di kursi roda menikmati udara segar pagi hari di depan jendela kamar sambil langsung tersenyum dan mencium wangi anggrek ungu itu
“Tuben pagi-pagi kamu ke sini ?, biasanya juga malam ?” Lanjut ku melempar kalimat tanya
“Kan aku kangen sama kamu sayang, kebetulan hari ini aku gak ada pemotretan atau jadwal syuting” Jawab Dika langsung meletakan kedua tangannya di pundakku dari arah belakang wajahnya menunduk ke samping kepala ku.
Ya memang Dika adalah seorang aktor sekaligus model Video clip yang sedang naik daun di tahun ini
“Kita hari ini mau jalan-jalan kemana sayang ?” Tiba-tiba Dika bertanya
“Terserah kamu aja deh sayang” Jawabku menatap wajah tampan Dika dengan senyum lebar tanganku menggenggam tangannya
“Hmmmmm kamu udah makan belum ?” Dika kembali bertanya padaku
“Belum” Jawabku jujur
“Oke Fix kita ke cafe langganan kita aja” Ucap Dika bicara ala-ala Wendi yang merupakan salah satu tokoh di sinetron yang tayang di salah satu stasiun televisi, lalu dia langsung menarik kursi rodaku memutarnya dan langsung mendorong ke arah mobilnya
“Iiiihhh sayang jijay tau aku dengernya kamu ngomong ala Wendi gitu” Protesku
“Biarin aja, untung aku gak bilang salam keceriaan ala Wendi” Jawab Dika terus mendorong kursi rodaku.
Pada saat sampai di depan mobil jazz silver miliknya Dika langsung menggendongku untuk masuk dalam mobil
“Makasih yah sayang kammu tetap mau setia sama aku yang udah cacat gini” Ucapku pada saat sudah di dalam mobil bersama Dika
“Sayaaaaang aku masih setia sama kamu karena memang aku tulus cinta sama kamu dan aku janji sekurang apapun keadaan kamu kini ataupun nanti aku akan tetap cinta dan setia sama kamu” Jawab Dika, tangan krinya menggenggam dan mengelus tangan kananku tapi tangan kanannya tetap konsen dengan stir yang dipegangnya dan matanyapun tetap fokus dengan jalan aspal di depan kaca mobilnya, mendengar kata-kata yang diucapkan Dika aku tak menjawab apa-apa aku hanya bisa tersenyum.
Beberapa menit kemudian kamipun sampai di depan cafe yang biasa kami kunjungi, Dika menyiapkan kursi rodaku yang disimpan dalam bagasi mobilnya lalu dia kembali menggendong tubuh ku untuk duduk di atas kursi roda. Dika seperti tak peduli pada pengunjung-pengunjung lain yang seakan menatap sinis pada kami
“Mau pesan apa sayang ?” Tanya Dika saat telah berada di dalam cafe
“Yang kaya biasa aja deh”Jawabku
“Oke deh” Ucap Dika langsung memesan makanan yang biasa ku pesan di cafe itu
“Koq cuman satu sih sayang ?” Tanyaku
“Kan hari ini aku khusus pengen jadi’in kamu ratu jadi aku mau nyuapin kamu dan aku siap kamu perintah apa aja” Jawab Dika
“Sayang kamu romantis banget sih” Ucapku
“Ya udah sekarang A dong, nih aku suapin” Jawab Dika mengarahkan sesuap makanan ke mulut ku.
Baru saja beberapa suap aku makan tapi tiba-tiba ada 3 orang remaja putri memakai seragam putih abu-abu menghampiri kami
“Eh iya guys ini Dika pemeran utama di film ***** yang tayang di *****” Ucap salah satu di antara mereka yang berambut panjang sambil menyebut judul salah satu film yang di bintangi Dika sekaligus stasiun tv yang menayangkannya
“Ka Dika minta tandatangannya dong” Lanjutnya lagi menyerahkan tiga buku tulis dan satu bolpoin di hadapan Dika
“Oh iya” Jawab Dika ramah langsung membubuhkan tandatangannya di tiga buku tulis itu
“Fhoto bareng sekalian dong ka” Pinta remaja putri satunya
“Oke-oke” Jawab Dika masih ramah langsung berdiri dari duduknya.
Secara bergantian tiga remaja putri yang cukup cantik itupun berfhoto berdua dengan Dika dengan merangkul Dika
“Makasih yah ka, oh iya aku Asmara. Aku fans kakak sejak kelas 11” Ucap remaja Putri berambut panjang tadi
“Oh ya ?, berarti sekarang udah kelas 12 dong ?” Tanya Dika yang sudah mulai akrab dengan fansnya itu
“Iya, eh ka cewek cacat ini siapa ?” Tanya Asmara
“Dia.............” Jawab Dika menggantung
“Aku fans Dika” Dengan cepat aku memotong ucapan Dika, seketika itu juga wajah Dika menampakan ekspresi kaget
“Iiiih Lucky fans banget sih Lo” Ucap remaja putri yang berdiri di samping Asmara
“Ka, kakak kenapa sih pilih kasih banget sama fansnya, pokoknya aku gak mau tau aku juga mau makan bareng sama kakak” protes Asmara
“Dan Lo, nyadar diri dong Lo ! udah cacat juga gak tau diri lagi, orang cacat kaya Lo itu gak pantes jadi lucky fansnya ka Dika” Lanjut Asmara menunjuk telunjuknya tepat di depan wajah ku
“Asmara cukup ! Sa........” Lagi-lagi ucapan Dika yang terlihat mulai emosi itu terhenti
“Dika stop !” Teriakku memotong ucapan Dika
“Yang dibilang Asmara itu bener, mending kamu makan bareng mereka aja, ingat kalo urasan sama fans urusannya sama karier kamu juga” Sambungku memutar roda kursi rodaku.
Dika mendekatiku mencoba menahan kusi rodaku
“Kalo kamu sayang sama aku, pliiiiiissss izinin aku pergi dan bersikaplah ramah sama fans-fans kamu. Sayang aku gak mau jadi penyebab kehancuran karier kamu” Bisik ku pada Dika
Ucapanku tersebut membuat Dika terdiam, dia hanya mengangguk pelan. Akupun kembali memutar kursi rodaku menuju ke arah luar cafe. Belum sampai aku ke luar cafe tiba-tiba saja tampa sengaja ku melihat dua orang laki-laki yang sedang menyantap makanannya tapi salah satu diantara mereka sepertinya tersedak makanan, akupun menghampiri kedua orang itu
“Temannya kenapa mas ?” Tanyaku
“Tersedak makanan mba, di saluran pernafasan nih tersedaknya” jawabnya
“Lho koq mas diam aja ? cepat telpon ambulance dong mas !” Perintahku, orang yang sebenarnya belum ku kenal itu langsung meraih ponselnya.
Melihat keadaan orang yang tersedak makanan pada saluran pernafasannya itu semakin arah saja akupun berinisiatif untuk memberikan pertolongan pertama dengan memberi lima kali pukulan atau yang di kenal dengan back blows di antara dua tulang belikat menggunakan tumit tanganku untuk membantu proses batuk mengeluarkan makanan penyumbat.
Tapi sayang usahaku ini tidak berhasil, orang yang menelpon ambulance tadi kembali kehadapan ku
“Mas berdiri deh di belakang dia” Perintahku pada orang yang menelpon ambulance tadi, sedangkan dia langsung menuruti perintahku
“Lingkarkan kedua tangan mas di pinggang dia, bungkukan dia kedepan, kepalkan tangan mas di bagian atas pusar dia dan posisi jempol menempel pada perut, dan tangan satunya menggenggam kepalan. Genggam erat kepalan itu lalu tekan kuat-kuat ke arah perut dengan cepat ke atas kaya angkat dia dari lantai !” Lanjutku memberitahukan langkah kedua untuk memberikan pertolongan pada orang dewasa yang tersedak makanan di saluran pernafasan, sedangkan orang yang menelpon ambulance tadi langsung menuruti setiap perintahku dengan benar dan serius.
Untung saja cara kedua yang di kenal dengan gerakan abdominal thrusts atau Heimlich manuver ini berhasil menolong orang yang tersedak itu
“Thanks banget ya udah mau nolong adik Gue” Ucap laki-laki yang ku perintah-perintah tadi
“Jadi dia adik Lo ?” Tanyaku menunjuk orang yang terseak makanan tadi
“Iya, kenalin Gue Whendry” Jawabnya langsung mengulurkan tangannya
“Gue Resti” Jawabku menyambut uluran tangannya
“Ini Jacko adik Gue” Whendry berucap seraya menunjuk orang yang tersedak tadi yang berdiri di sampingnya
“Dokter Resti” Ucap Jacko menatap tajam wajahku.
Mendengar ucapan Jacko dan melihat tatapan tajamnya, ku hanya bisa tersenyum
“Dokter ternyata, pantas aja ngerti banget tentang kesehatan dan bisa kasih tau Gue tentang langkah-langkah buat nolong Jacko yang tersedaknya parah banget gitu tadi” Gumam Whendry menatap ku kagum, ada rasa tak enak yang bersarang di batin ku melihat tatapan Whendry
“Makanya jadi orang yang hidup di masa kini jangan kudet dong bang” Ejek Jacko
“Dokter Resti ini kan terkenal di mana-mana dengan sebutan dokter muda yang cantik” Lanjut Jacko
“Jangan buka kartu napa !” Sahut Whendry pelan menginjak kaki Jacko
“Auuu sakit bang” Ucap Jacko meringis
“Oh ma’af sebelumnya Gue harus pulang” Ucapku
“Eh tunggu bentar, boleh minta contactnya ?” Tanya Jacko
“Boleh” Jawabku singkat sembari memberikan kartu namaku pada Jacko
“Thanks” Ucap Jacko menyambut kartu namaku dengan senyum
“Duluan yah” Ucapku memutar roda kursi rodaku
“Mau Gue antar ?” Tawar Whendry
“Gak usah modus deh bang !” Larang Whendry.
Ku hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah kakak beradik itu, melihat mereka berdua masih saling berdebat tanpa permisi akupun langsung berlalu dari hadapan mereka berdua menuju keluar cafe. Setelah sampai di luar cafe aku langsung memangil taksi dan memerintahkan supir taksinya untuk mengantarku pulang ke rumah.
************
Malampun tiba, aku bersama kedua orangtuaku masih makan malam bersama
“Selamat malam” Ucap seseorang yang baru datang
“Sayang ?” Kagetku saat mengetahui yang mengucapkan selamat malam itu adalah Dika
“Om, tante” Ucap Dika dengan sopan lalu langsung mencium tangan kedua orangtuaku
“Ayo makan bersama” Ajak ayahku pada Dika
“Wah kebetulan nih om Dika lagi lapar” Jawab Dika langsung duduk di samping ku
“Dika, semua makanan ini yang masak Resti looh, jadi kamu wajib nyicipi” Ucap ibuku
“Emmmmm ini masakan yang terenak yang pernah Dika makan tante” Sanjung Dika ketika sudah mengunyah makanan masakanku
“Dika, setau om kamu dan Resti kan sudah cukup lama menjalin hubungan” Ucap ayahku tiba-tiba
“Ya iyalah udah lama pi, kan udah dari tiga tahun yang lalu mereka jadian” Sahut ibuku
“Aduh si mami kebiasaan deh suka banget memotong pembicaraan papi” Protes ayahku
“Jadi om mau tanya sama kamu Dika, kapan kamu memperlihatkan keseriusan kamu sama anak om dengan melamar dan menikahinya ?” Tanya ayahku dengan wajah seriusnya
“Uhuk uhuk uhuk” Dika refleks langsung batuk ketika mendengar pertanyaan ayahku, dengan cepat aku langsung memberikan segelas air putih pada Dika
“Begini om, sebenarnya Dika mau melamar Resti secepatnya om. Tapi justru sepertinya Resti malah yang gak serius dan tidak menghargai ketulusan cinta Dika om” Dika mengadu pada ayahku
“Maksud kamu tidak serius dan tidak menghargai kamu bagaimana ?” Sambar ibuku
“Coba om sama tante bayangkan, masa di depan fans-fans Dika Resti tidak mau mengakui Dika sebagai pacarnya dan Resti juga dengan gampangnya ninggalin Dika” Jawab Dika melirik ke arah ku
“Apa itu benar Resti ?” Tanya ayahku
“Iya pah, tadi siang di depan fans-fans Dika aku emang gak mau ngakui Dika pacar aku. Tapi Resti kaya gitu karena Resti punya alasan tersendiri pah”Jawabku menjelaskan kenyataannya
“Apapun alasannya tetap saja secara tidak sengaja kamu menyinggung perasaan Dika” Potong Ayahku
“Bukan maksud Resti menyinggung Dika pah, tapi Resti cuman gak mau karier Dika hancur hanya karena gara-gara Resti aja” Ucapku berusaha membela diri
“Memang apa hubungannya cinta kalian dengan karier Dika ?” Tanya ibuku
“Susah dijelasinnya mah” Jawabku
“Resti sayang, kamu jangan pernah takut karier Dika hancur, karena jika seandainya kalian sudah menikah dan karier Dika terpuruk toh Dika bisa bangun perusahaan dengan modal dari papah” Ucap ayahku
“Nah dengar tuh apa kata papi, makanya jangan bikin Dika tersinggung ! dan lebih baik sekarang kamu minta ma’af sama Dika !” Perintah ibuku
“Gak usah tante, Dika udah ma’afin Resti koq” Tolak Dika
“Makasih yah sayang” Ucapku manja langsung menyandarkan kepala kuke Pundak Dika
“Ekheeem” Ayahku hanya berdehem bermaksud menyindir sikapku yang terkesan mengumbar kemesraan dengan Dika di depannya
“Makanya cepatan dong di resmiin hubungan kalian biar ayah kamu gak nyindir lagi” Ucap ibuku yang mengerti maksud ayahku
“Hahahaha” Gelak tawa kami semua bergema di depan meja makan itu
“Tapi om sama tante tenang aja, minggu depan Dika langsung melamar Resti” Ucap Dika tiba-tiba saat semuanya menghela nafas setelah selesai tertawa
“Oke tante tunggu” Jawab Ibuku.
************
Hari berganti hari, hingga tiba saatnya di hari pertunangan ku dengan Dika. Saat ini ku masih di depan meja rias dalam sebuah gedung mewah dan besar yang telah disewa ayahku untuk tempat acara pertunanganku dengan Dika
“Nah ini sudah selesai, kamu terlihat sangat cantik” Sanjung seorang wanita paruh baya yang merias wajahku
“Makasih tante, Oh iya Resti permisi mau cari Dika dulu yah” Jawabku yang saat ini telah memakai baju kebaya putih langsung keluar ruang hias untuk mencari Dika
“Guys ada yang liat Dika gak ?” Tanyaku saat sampai di ruang tengah dan bertemu dengan beberapa orang temanku
“Tadi Gue liat Dika buru-buru lari ke taman depan” Jawab salah satu temanku
“Oh, oke thanks infonya” Ucapku begegas menuju ke arah taman.
Sesampainya di taman terlihat jelas oleh mataku Dika sedang duduk di bangku taman bersama dengan Asmara, dengan perlahan dan dengan sangat hati-hati akupun mendekati mereka
“Ka, aku benar-benar kecewa sama kakak dan ka Resti, kenapa sih kakak sam ka Resti gak bilang dari awal kalo kalian itu pacaran ? kenapa juga ka Resti harus ngaku jadi lucky  fans kakak aja ? tapi setelah hubungan kita sudah lebih dari sekedar fans dan idolanya aku harus tau kenyataan kalo kalian mau tunangan hari ini ?” Pertanyaan bertubi-tubi itu terlontar dari bibir Asmara
“Asmara sayang, maafin kakak sayang. Tapi asal Asmara tau aja kakak ngelakuin itu karena kakak cinta sama kamu, kakak sayang sama kamu dan asal Asmara tau yah semenjak Resti lumpuh kakak gak cinta  lagi sama cewek cacat itu, apalagi setelah kakak ketemu dan mengenal kamu rasa saysmg dan cinta ini hanya untuk kamu seorang Asmaraku sayang” Jawab Dika panjang lebar karena memberi pennjelasan
“Kakak bilang kakak cinta sama aku ? kalo kakak memang benar-benar cinta sama aku kenapa kakak gak mutusin ka Resti ? dan kenapa sekarang kakak malah mau tunangan sama ka Resti ?” Tanya Asmara
“Karena yang kakak inginkan dari Resti cuman hartanya” Jawab Dika
“Kakak serius ?” Asmara kembali bertanya
“Iya asmaraku sayang kakak serius, maksud kakak itu setelkah kakak nukahin Resti kakak mau langsung kuras harta ayahnya. Setelah itu kakak ceraikan cewek cacat itu dan kita bisa langsung hidup bahagia berdua jadi kakak mohon tolong rahasiain hubungan kita dari Resti ! Kakak sayang sama kamu Asmara Love You” Jawab Dika langsung mencium mesra kening Asmara
“Aku juga sayang sama kakak Love You too” Balas Asmara langsung memeluk mesra tubuh Dika yang lebih tinggi darinya tangan Dikapun membelai lembut rambut panjang hitam Asmara
“Kalian keterlaluan !” Aku refleks berteriak.
Tak tau kenapa dan entah bagaimana kronologisnya tiba-tiba kakiku langsung bisa bergerak dan akupun bisa berdiri
“PLAAAAAKKK” Tangan kananku mendarat tepat di pipi Dika
“Kenapa kalian setega ini sama aku ? apa salah aku sama kalian ?” Ocehku yang sama sekali tak merasa bersalah telah membuat pipi Dika jadi merah karena tamparanku tadi
“Sayang sebenarnya gak yang kaya kamu dengar, aku bisa jelasin semuanya” Dika memegang tanganku
“Alah basi, Dika ini bukan sinetron ! kata-kata itu gak bakal ngaruh ke aku, apa yang aku dengar dan yang aku liat tadi udah mewakili semuanya” Dengan kasar aku menjawab ucapan Dika
“Tapi sayang kamu harus .......................” Ucap Dika menggantung
“harus apa ? harus terima kenyataan tentang pengkhianatan ini ?” Potongku cepat
“Tuan Randika Prawira yang terhormat dengar saya baik-baik ! Jangan pernah langi anda panggil saya sayang !” Sambungku dengan sengaja menyebut nama lengkap Dika
“Bahasa kamu ? bahasa kamu formal banget jadi kamu benar-benar marah saama aku ?” Tanya Dika yang sangat mengerti bagaimana gaya bahasaku jika aku sedang marah
“Menurut anda bagaimana ? ya jelas saya sangat marah, coba anda pikir wanita mana yang tak sakit hatinya saat melihat pengkhiatan dan bahkan sampai tau apa niat busuk MANTAN PACARNYA ?” Jawabku dengan sengaja menekankan pada kata mantan pacarnya
“Mantan pacar ? maksudnya ?” Dika heran
“Ya hubungan kita cukup sampai di sini saja dan pertunangan kita batal” Jawabku tegas.
Mendengar kata-kataku sontak membuat Dika terperangah
“Apa dibatalkan ? Resti kamu serius ? apa kamu gak takut malu ?” Tanya Dika
“Justru saya jauh lebih malu jikaterlanjur bertunangan dengan orang sejahat anda” jawabku langsung lari menjaug dari Dika dan Asmara, terlihat Dika berusaha mengejarku tapi dilarang oleh Asmara.
Kini ku tengah berdiri di pinggir sebuah jembatan beton berwarna merah yang di bawahnya sungai berarus cukup deras, baruku sadari aku sudah bisa terlepas dari kursi rodaku. Perasaanku saat ini bercampur aduk, sedih karena ku harus mengetahui pengkhianatan dan niat jahat dari orang yang sangat ku cintai tepat di hari aku akan bertunangan dengannya tapi di siai lain aku juga measa bahagia karena kini kedua kakiku sudah bisa kembali normal lagi seperti dulu
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa” Teriaku panjang berusaha melepaskan beban pikiranku, tanpa sadar pegangan kedua tanganku terlepas dari tiang jembatan tersebut, air matakupun membasahi keda pipiku saat terbayang kejadian tadi. Makeup yang memoles wajahkupun perlahan-lahan mulai luntur
“Dokter Resti jangan gila !” teriak seseorang menarik tanganku dari arah belakang.
Mendengar teriakan itu akupun langsung melihat ke arah belakang
“Jacko” Kangetku saat melihat siapa yang menahan tanganku
“Kenapa bilang jangan gila ?” Lanjutku menanyakan maksud perkataan Jackoo tadi
“Dokter mau bunuh diri kan ? jangan gila dong dok, kan dokter tau bunuh diri itu dosa. Iya kalo langsung meninggal coba kalo dapat luka berat” jawab jacko melepaskan pegangangan tangannya dari tanganku
“Aduh kamu sok tau deh jadi orang, aku gak mau bunuh diri tapi aku cuman pengen lepasain beban pikiran aku aja koq” Jawabku tersenyum kecil
“Beban pikiran yang kaya gimana ? anaknya kehabisan susu ?” Goda Jacko
“Malah becanda, orang lagi serius juga” Sungutku langsung cemberut
“Emang masalah susu bukan masala yang serius ?” Lagi-lagi Jacko menggodaku
“Jacko, sekali lagi ngomongin masalah anak aku injak juga nih kaki kamu” Ancamku langsung mendekatkan kakiku dengan kaki Jacko
“Orang aku masih single dan belum punya anak” Sambungku
“Hehehe iya maaf becanda sesekali gak papa kali, kan maksud saya mau sekalian hibur dokter gitu” Jawab Jacko nyengir kuda
“Jacko aku boleh minta seseatu gak ?” Tanyaku tiba-tiba
“Apa sih yang gak boleh buat dokter cantik seperti dokter Resti ini, mau minta apa sih ? asalkan jangan minta anak aja yah” Jawab Jacko kembali menggodaku
“Mau ku injak ?” Ancamku lagi
“Jangan dong, dokter hari ini koq emosian banget sih lagian kalo kaki saya sakit dokter mau ngobatin ? pasti gak kan ? Dokter cukup sekali nolong saya pas keselek kemarin aja, ya udah ayo dokter mau minta apa ? saya penasaran nih” Tanya Jacko lsngsung duduk di pinggir jembatan
“Aku cuman minta kamu cukup panggil aku dengan nama aja atau Lo aja gak usah ada embel-embel dokter nya gak enak aja gitu aku dengarnya, apalagi kamu ngomongnya kaya sama ib u dokter gitu” Jawabku ikut duduk di samping Jacko.
“Oh itu, dikirain minta apaan. Tapi bukannya yang duduk di samping saya sat ini memang seorang dokter, kan jadi gak salah kalo saya memanggilnya dengan sebutan dokter ?” Jako terlihat kurang setuju dengan permintaanku
“katanya tadi mau nurutin semua permintaan aku” Sungutku dengan muka cemberut.
Jacko sempat melirik ke arah wajahku yang masih cemberut
“Oke oke berhubung saya eh maksudnya Gue adalah laki-laki yang tepat janji jadi permintaan dokter eh maksudnya permintaan Lo dikabulkan” Jacko mengangguk pertanda telah menyetujui permintaanku, walaupun terkadang dia ,\masih terdengar canggung memanggilku tanpa ada sebutan dokter
“Oh iya Lo kenpa koq kaya abis nangis gitu ? dan gimana pertunangan Lo ? bang Whendry baru aja tadi pagi kasih liat undangan pertunangan Lo sama selebritis terkenal itu, makanya maaf Gue baru aja mau datang ke gedung tempat pertungan Lo tapi ternyata Lonya malah berdiri di pinggir jembatan ini kaya orang yang mau bunuh diri, apa itu sebagian dari susunan acara dalam bentuk drama di acara pertunangan Lo ?” Kalimat panjang lebar yang diakhiri dengan kalimat tanya itu terucap dari bibir Jacko
“Pertunangan Gue batal” jawabku dengan tatapan kosong
“Batal ? koq bisa ?” tanya Jacko terlihat kaget
“Ceritanya panjang” jawabku
“Makanya cerita dong sama Gue, sepanjang apapun ceritanya kuping Gue siap mendengarkannya koq” Pinta jacko
“Jadi gini ceritanya” Jawabku langsung menceritakan semua kejadian yang ku alami bersama Dika dan Asmara sedetail mungkin tanpa melewatkan sedikitpun kejadian
“Buset tuh cowok emang dasar gila” jacko berkomentar setelah mendengar semua cerita panjang lebarku
“Tapi gitu-gitu mantan orang yang paling Gue sayang juga kali” Protesku tetap membela Dika
“Lo masih aja belain dia, eh Resti dia itu udah bikin Lo sakit hati apa cvoba namanya kalo bukan Gila ?” Tanya Jacko, sedangkan aku tak bisa menjawab apa-apa dan aku hanya bisa terdiam
“Gak bisa jawab kan Lo ? karena sebenarnya Lo itu sadar kalo ucpan Gue memang bener, eh tapi dengan adanya kejadian itu ada hikmahnya juga ternyata makanya seharusnya Lo bersyukur dong” Lanjut Jacko
“Maksudnya ?” tanyaku
“Ya buktinya Lo tambah cantik dan udah bisa lepas dari kursi roda” Jawab Jacko untuk yang kesekian kalinya menggodaku, kedua matanya menatap dari wajah hingga kakiku
Melihat pandangan Jacko kearahku membuatku jadi merasa tak enak
“Iiiih ngeliatinnya gitu banget sih, risih tau Gue” Ucapku
“Natap Lo lama-lama itu normal kali, karena pasti setiap cowok juga gak bakal pernah bosan pandangin wajah secantik wajah Lo” Lagi-lagi Jacko kenbali menggodaku
“Idih GOMDUS” Ucapku
“Apaan tuh Gomdus” Tanya Jacko polos
“Gombal Modus, ngatain abangnya kudet sendirinya juga padahal kudet masa Gomdus aja gak tau artinya” Ejekku
“Enak aja, aku gak kudet karena sebenarnya aku tau koq arti Gomdus tapi pura-pura aja gak tau biar bisa tes kepintaran dokter muda secantik Lo. Kali aja gitu Lo asal nyeplos aja padahal gak tau artinya yang Lo omongin itu”Jawab Jacko
“Ngeles aja deh Lo kerjaanya” Ucapku
“Siapa juga yang ngeles, eh ternyata kalo diliat-liat biarpun makeup Lo luntur Lo tetap secantik bidadari juga yah” Jawab Jacko mengusap sisa-sisa air mataku dengan sapu tangan miliknya
“Aduh Lo emang pinter banget yah Gomdusnya, beruntung banget sih pacar Lo bisa dapat cowok kaya Lo” Ucapku yang merasa tersanjung dengan kata-kata Jacko
“Masa ?” Tanya Jacko
“Iya seriusan deh” Jawabku
“Tapi sayang belum ada cewek beruntung itu” Ucap jacko
“Selain pintar becanda dan pintar Gomdus Lo pintar boong juga yah” Gumamku
“Wah apa nih maksudnya ? penghinaan ini namanya, pintar boong gimana maksudnya ?” tanya Jacko
“Mana mungin cowok seganteng kamu gak punya pacar ? boongkan namanya kalo cowok yang punya pacar ngakunya gak punya pacar ?” Aku balik bertanya
“Oh jadi ceritanya gak percaya nih ? aku emang beneran gak punya pacar koq” Jawab Jacko
“Seribu kali Lo bilang kalo Lo gak punya pacar tetap aja Gue gak percaya tahun 2014 cowok ganteng maksimal kaya Lo gak punya pacar mana mungkin” Giliran aku yang menggoda Jacko
“Ulala, Lo udah berani Gomdus yah sekarang sama Gue ?” Tanya Jacko
“Resti kalo Gue punya pacar, mana mungkin Gue datang ke acara pertunangan Lo sendiri gini” Lanjut Jacko dengan wajah seriusnya
“Hahaha iya iya Gue percaya deh kalo Lo belum punya pacar” Jawabku tertawa lebar
“Bagus deh kalo Lo percaya, eh Lo tadi kan bilang cewek yang jadi pacar Gue itu pasti beruntung banget. Nah Lo mau gak jadi cewek pertama yang beruntung itu ?” Tanya Jacko secara tiba-tiba.
Mata Jacko menatap lekat wajahku, jantungku berdegup kencang mendengar perkataan Jacko tadi
“Maksudnya ?” Tanyaku polos
“Masa sih gak ngerti ? ya maksudnya Gue nembak Lo” Jawab Jacko masih menatap wajahku, tentu saja jawaban Jacko membuatku terperangah
“Tapi kan kita kenal belum ada sebulan” Ucapku
“Hahaha sumpah muka Lo kocak banget merah tuh kaya kepiting rebus” Tawa Jacko
“Resti gimana acting Gue hebsatkan hahaha” Sambung Jacko kembali tertawa lebar
“Nah kan bener dugaan Gue, mana mungkin secepat ini Lo bisa nembak cewek dasar Lo, tapi Gue akui acting Lo top markotop deh” Aku mengaacungkan kedua jempolku dihadapan Jacko
“Berarti udah pantes dong Gue jadi aktor ?” Tanya Jacko
“Cocok banget” Jawabku
“Nanti deh kapan-kapan Gue ikutan Casting, eh ngomong-ngomong orangtua Lo tau gal pertunangan Lo batal dan kaki Lo udah normal lagi ?” Tanya Jacko
“Iya Lupa” Jawabku memukul jidatku sendiri lalu langsung bergegas melangkah
“Mau kemana ?” Jacko menahan langkahku
“Mau pulang dan kasih tau semuanya sama orangtuaku” Jawabku
“Naik apa ? mau naik taksi ? dengan pakaian kaya gini ? Resti menurut Logika Gue gak bakal ada taksi yang mau Lo stop karena supinya ngira Lo orang gila yang batal nikah” Jacko memberiku komentar
“Iya juga yah, terus gimana dong ?” Tanyaku
“Mau ku antar ?” Tawar Jacko
“ Boleh deh” jawabku setuju.
Tidak berselang beberapa menit akupun sampai di depan rumahku, tapi alangkah terkejutnya aku karena di depan rumahku terlihat 2 orang polisi tampak mengantungkan papan yang bertuliskan “Rumah Ini disita Bank” tepat di depan pintu rumahku
“Permisi pak, ini kenapa rumah saya harus di gantungkan tulisan seperti itu ? apa bapak-bapak ini salah alamat ?” Tanyaku
“ Tidak de, kami tidak salah alamat karena memang rumah ini telah disita bank karena bu Fatmawati sang pemilik rumah ini telah melakukan tindak korupsi” Jawab salah seorang polisi.
Mendengar jawaban sang polisi tersebut membuatku bagai terasa disambar petir
“Jadi ibu saya sekarang dimana pak ?” Tanyaku lagi
“Sudah di kantor polisi” Jawab Polisi satunya
“Permisi de, kami masih ada pekerjaan lain” Lanjut pak polisi tersebut langsung berlalu dari hadapanku
“Enga ini gak mungkin gaaaaaaaaaakkkk” Jerit hatiku
“Kenapa ?” Tanya Jacko yang baru menghampiriku
“Yokap Gue jack yokap Gue” Jawabku langsung menangis
“Yokap Lo kenapa ?” Tanya Jacko heran
“Yokap Gue korupsi dan sekarang udah tertangkap” Jawabku tetap membiarkan air mataku terus mengalir
“Sudahlah Resti, Gue tau gak gampang buat Lo buat nerima ini semua tapi kamu harus tegar menghadapinya” Ucap Jacko
“Gimana Gue mau tegar jack ? baru aja kaki Gue normal lagi gue harus terima kenyataan kalo Yokap Gue masuk penjara, Gue heran sama yokap Gue kenapa dia harus korupsi ? padahal gajinya udah 18 Juta per minggunya masa kurang sih ?” Omelku
“Mungkin Yokap Lo khilaf kali” Ucap Jacko
“Kalo khilaf bukan korupsi namanya jack” Jawabku, air matakupun tambah deras saja mengalirnya
“Iya juga sih” Gumam Jacko
“Jack aku udah kehilangan semuanya, aku gak punya apa-apa lagi sekarang” Ucapku refleks langsung menyandarkan kepalaku di dada jacko
“Gak Res Lo masih punya Bokap Lo dan sahabat-sahabat Lo kaya Gue dan bang Whendry” Protes Jacko sambil membelai lembut rambutku
“Tapi Jack gimana sama kehidupan aku kedepannya nanti tampa yokap Gue ?” Tanyaku masih menangis dan tidak marah atas perlakuan Jacko
“Segala sesuatu yang bersifat baik itu pasti ada jalannya dan akan indah pada waktunya semangat yah” Jawab Jacko mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
Tubuhku jadi mematung dan jantungku berdebar sangat kencang saat wajah Jacko mendekat semakin dekat semakin dekat dan sangat dekat dengan wajahku dan tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan getaran diiringi reff lagu Aku memilih setia dari Fatin Shidqia Lubis dari dalam tas milikku.
Dengan cepat akupun menjauh dari Jacko sembari mengambil blackberry yang ada di tas  ku
“Hallo” Ucapku saat blackberryku sudah di telinngaku
“Hallo Res sekarang juga Lo harus ke rumah Gue cepat !” Jawab dari dalam blackberryku, mendengar suara itu aku mengetahui bahwa yang nelpon ku itu adalah Enzoo yang tak lain adalah sepupuku
“Aduh Enzoo Gue males banget ke rumah Lo, ngapain sih ?” Tanyaku
“Dengerin Gue dulu napa !” Perintah Enzoo dari dalam blackberryku
“Ya ya ya, oke Gue dengerin Lo” Jawabku santai
“Ini gawat banget, Bokap Lo sekarang ada di rumah Gue dan jantungnya kambuh lagi” Jawab Enzoo
“Apa ? yang bener Lo, Enzoo pliiiissss jangan becanda gak lucu tau” Jawabku
“Resti Gue gak becanda Gue bener-bener serius makanya cepetan Lo ke sini ! bokap Lo nyari Lo” Ucap Enzoo
“Oke oke Gue sekaang ke rumah Lo, tapi awas kalo Lo bo’ong ! Gue gak bakal pernah percaya sama Lo lagi selama-lamanya” Omelku.
Dengan cepat Jacko mengantarkanku ke rumah Enzoo
“Lo yakin Lo gak mau ikut masuk ke dalam ?” Tanyaku pada Jacko saat sudah berada di halaman rumah Enzoo
“Iya yakin lagiankan Gue gak kenal juga sama pemiliknya” Jawab Jacko
“Ya udah aku masuk dulu yah” Ucapku
“Oke” Jawab Jacko singkat.
Akupun melangkah pelan ke dalam rumah Enzoo, sesampainya di dalam aku bergegas mencari kamar tamu. Aku bingung entah apa yang ku rasakan saat ini semua bercampur aduk, pintu kamar tamu itu semakin dekat denganku dan langkah kakikupun semakin pelan.
Ketika aku sudah membuka pintu kama tamu itu air matakupun tak mampu lagi tuk aku bendung
“Papaaaaaaaaaaaaaah” Teriakku saat melihat kondisi ayahku yang terbaring lemah dengan gas oksigen di hidungnya
“Re...... Re...... resti anakku sa........ sayang papah mau ka....... ka......... kamu lanjutkan karier kamu jadi dok........dokter” Ucap ayahku terbata-bata
“Iya pah, Resti janji Resti akan jadi dokter lagi” Jawabku dengan derai air mata
“Ma.........ma...........makasih papah sayang ka.......mu” Ucap ayahku tersenyum lalu memejamkan matanya
“Papaaaaaaaaahhhhh” Teriakku histeris lalu memeluk tubuh ayahku
“Dok cepat ke sini !, karena Resti tidak mungkin memeriksa keadaan ayahnya dalam keadaan shok seperti ini” Perintah Enzoo via telpon.
Tidak lama kemudian dokter datang dan langsung memeriksa keadaan ayahku, setelah memeriksa ayahku dokterpun berucap “Sepertinya kabar buruk yang diterimanya hari ini mengakibatkan jantungnya tidak berfungsi lagi”
 “Innalillahi wa’innalillahi ro’jiun” Ucap semua yang berada di dekatku
“Gaaaaaakkkkkkk gak mungkin papah meninggal gak mungkin.............. papaaaaaaaaaahhhhhh” Teriakku terisak-isak
“Sabar yah Resti, Lo harus kuat” Ucap Enzoo
“Enzoo bokap Gue masih hidup kan ?” Tanyaku
“Sudahlah Resti, ikhlasin aja biar bokap Lo bisa tenang” Jawab Enzoo memeluk tubuhku
“Papaaah” Ucapku lirih, lalu langsung tak sadarkan diri.
Hari telah berganti terik matahari mulai membakar bumi, semua tampak membaca yasin dengan posisiduduk mengelilingi zenazah ayahku. Bunyi sirine mobil polisi terdengar nyaring dan mendekati rumah Enzoo, terlihat jelas 3 orang polisi dan ibuku yang menggunakan baju tahanan keluar dari mobil dinas polisi lalu melangkah masuk
“Puaaaaaassss.... apa sekarang mamah udah puas sama semua yang udah mamah lakuin ?” Ucapku saat berhadapan dengan ibuku dan 3 orang polisi tersebut
“Resti sayang percayalah mamah tidak salah mamah hanyalah jadi kambing hitam saja mamah tidak pernah korupsi sayang pecayalah sama mamah” Ibuku berusaha menyakinkanku
“Bohong aku gak percaya sama mamah, aku benci sama mamah ! ini semua gara-gara mamah coba mamah gak ngelakuin hal bodoh itu papah gak akan meninggal. Mamah jahat aku benci mamah aku benci sama mamah aku benciiiiiiiiiii........” Teriakku sambil memukuli dan mencakar-cakar ibuku, 3 orang polisi tersebut berusaha menahan kemarahanku, tapi amarahku sudah benar-benar tingkat tinggi aku mengamuk bahkan aku bagaikan orang yang kerasukan setan sehingga tidak ada yang bisa menghentikan amukanku.
Enzoo, Dika dan 3 orang polisi tersebut berusaha menahan kemarahanku terhadap ibuku tapi usaha mereka sia-sia bahkan semua orang yang tadinya membaca yasin juga gagal menahan kemarahanku. Tapi tiba-tiba sebuah pelukan hangat dan kata-kata “ Resti Lo gak boleh kaya gini, masih banyak hal yang lebih positif dan hal yang lebih bermanfaat yang bisa Lo lakuin” mampu menghentikan amarahku dan mampu membuatku jadi lebih tenang. Setelah ku lihat ternyata Jackolah yang memeluk dan mengucapkan kata-kata itu
“Hiks hiks hiks.........” Aku menangis dipelukan Jacko
“Tumpah ruahkanlah air mata Lo dan ikhlaskan sajalah kepergian bokap Lo” Ucap Jacko.
Sedikit demi sedikit tanah merahpun menutupi peti mayat ayahku, hingga peti itu tidak terlihat lagi. Kini hanya gundukan tanah merah yang ada di depan mataku
“Pah......... Resti masih gak percaya sekarang papah udah ada di dalam tanah ini tapi apa kata Jacko benar Resti harus ikhlas, selamat jalan papah, Resti selalu sayang sama papah. Yang tenang yah pah di sana” Batinku air mata mengalir deras.
************
Seminggu sudah berlalu aku menjalani hari-hariku di rumah Enzoo tanpa kedua orangtuaku, kasus korupsi yang melibatkan ibuku masih dalam proses. Hubungan ku dengan Jacko dan Whendry semakin akrab saja
“Eh ada gitar tuh” Ucap Whendry pada suatu hari saat kami tengah berkumpul bersama di depan rumah Enzoo
“Nyanyi yuk” Ajak Jacko
“Ya udah Lo sama Resti nyayi biar Gue yang main gitar” Tawar Whendry seraya mengambil gitar
“Boleh juga kita nyanyi lagu apa ?” Tanya Jacko padaku
“Apa yang enak aja deh” jawabku tersenyum kecil.
Kamipun asyik bernyayi riang tapi tiba-tiba seorang wanita berhijab yang cukup cantik menghampiri kami
“Prok prok prok” Orang itu bertepuk tangan
“Suara kalian sangat bagus, saya suka mendengarnya kalian juga sangat serasi untuk berduet” Sanjung orang itu
“maaf anda siapa ? kenapa langsung kasih komentar saja buat mereka ?” Tanya Whendry
“Oh iya ma’af saya lupa memperkenalkan diri, saya Sofi pemilik salah satu studio rekaman yang cukup ternama di Jakarta” jawab orang tersebut sembari menyalami kami secara bergantian
“Bu sofi serius menyukai suara adik dan teman saya ?” Tanya Whendry
“Iya saya sangat suka” Jawab Bu Sofi
“Kalo begitu kenapa ibu tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk rekaman ?” Whendry kembali bertanya
“nah itu tujuan saya, apakah kalian berminat ?” Bu Sofi bertanya padaku dan jacko
“Oh mereka pasti mau” Sambar Whendry
“Oke baiklah saya tunggu kalian besok di studio rekaman saya dan ini alamatnya” Ucap Bu Sofi memberikan kartu nama pada Whendry
“Terimakasih bu” Jawab Whendry menerima kartu nama Bu Sofi dengan senang hati.
Setelah menyalami kami lagi Bu Sofi langsung meninggalkan kami
“Aduh bang gimana sih main terima tawaran Bu Sofi aja, kan Restinya belum tentu mau” Protes Jacko
“Sok tau Lo, emang Resti gak mau ?” Tanya Whendry menatapku
“gak ada salahnya koq dicoba dulu” jawabku
“Nah kan, makanya Lo jangan sok tau” Ucap Whendry menginjak kaki Jacko
“Ish kebiasaan deh Lo bang pasti injak kaki Gue sakit tau” Jawab Jacko meringis menahan sakit
“Biarin” Whendy cuek
“Gini loh bang maksud Gue kan resti mau ngelanjutin kariernya jadi dokter mana bisa sekaligus sambil nyayi” Ucap Jacko melirik ke arahku
“Tenang nanti Gue yang atur, karena Gue siap jadi manajer kalian” jawab Whendry.
Siang berganti jadi sore, sorepun berganti jadi malam dan malampun berganti jadi pagi. Aku, jacko dan Whendry sudah berada di studio rekaman milik Bu Sofi. Setelah bertemu dengan Bu Sofi aku dan Jackopun langsung rekaman.
Tak disangka-sangka karena dorongan dan motivasi dari Jacko dan Whendry ternyata aku bisa menata karierku menjadi dokter kembali, bahkan kini akupun sukses menjadi penyanyi dengan berduet dengan Jacko, karena lagu-lagu yang ku nyanyikan bersama Jacko telah laris di pasaran.
Kini aku dan Jacko menjadi pasangan sukses yang dianggap publik sebagai pasangan yang serasi, nama kami terkenal dimana-mana dan Whendry menjadi manajerku dan Jacko yang baik. Sebutan dokter muda yang cantikpun juga masih melekat pada diriku. Sementara itu Dika dan Asmara telah menjadi suami istri yang terkenal sebagai selebritis kompak.
Kasus korupsi yang melibatakan nama ibukupun telah berhasil di tuntaskan dan ibuku terbukti hanya dijadikan kambing hitam saja dalam kasus tersebut, sehingga ibuku bebas dari kurungan penjara.
Sedangkan tuntutan dari orangtua korban kecelakaan maut akibat mobil sport merah yang ku kemudikan tahun lalu sudah dicabut karena mereka lebih memilih berdamai denganku daripada harus berurusan dengan pengadilan.
Lima tahun kemudian..........
“Mamah bikinin aku cucu yang balu dong abis nih” Ucap sorang anak kecil berumur 3 tahun menyerahkan dotnya padaku
“Aduh anak kesayangan papah koq manja banget sih sama mamahnya, kasian tuh mamahnya cape bawa perut gendutnya ke dapur. Emmmmmhhhhh sayang papah aja yah yang bikinin susunya” Ucap Jacko mengambil dot dari anak kecil tersebut
“Iya telselah papah deh aku udah haus” Jawab anak kecil tersebut.
Ya, anak kecil berumur 3 tahun itu adalah buah cintaku yang pertama dengan Jacko dan saat ini 7 bulan  sudah aku mengandung anak yang kedua setelah pernikahanku dengan Jacko lima tahun lalu. Dan sekarang aku dan Jackopun hidup bahagia dalam mahligai rumah tangga bersama anak dan cabang bayi yang ada dalam kandunganku.


=+= Selesai =+=

Oh iya jangan lupa follow juga yah  twitter Gue @ks_rizcha kalo Gue buka twitter dan Lo (Readers) udah follow pazti Gue follback deh. #thanksBefaore

Terlalu Indah



Terlalu Indah
Cerpen By : Riz Jacko (@ks_rizcha)



WARNING ! ! !
Cerita ini hanyalah fiktif belaka
yang bersumber dari hayalan aku
sebagai penulis saja.
Apabila terdapat kejadian aneh/
tidak mungkin terjadi harap di-
anggap wajar saja (Namanya juga
khayalan/imajinasi aku).
Dan untuk orang yang namanya
aku pake, aku cuman bisa
minta ma’af saja kalo ada konflik
yang membuat kalian tidak suka,
atau ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan karakter dan kehidupan nyata
yang kalian jalani (Namanya juga
khayalan/Imajinasi aku)


Biasanya anak remaja di tahun 2014 sekarang ini paling ANTI sama yang namanya dijodohkan, tapi Rendy dan Ochi tak bersikap seperti itu. Ya memang sejak perjodohan enam bulan lalu mereka tak pernah sedikitpun protes pada kedua orangtuanya karena sebenarnya mereka saling mencintai
“Sore Miss Lebay ku sayang” Sapa Rendy pada Ochi yang asyik duduk santai di taman belakang rumahnya
“Coba tebak apa yang aku bawa ?” Lanjut Rendy
“apaan ?” Tanya Ochi singkat
“Simsalabim” Ucap Rendy layaknya seorang pesulap langsung memperlihatkan sesuatu dari arah belakang tubuhnya
“Waah sipitku sayang satu-satunya ini tau aja kalo aku lagi pengen makan cokelat” Ochi tersenyum lebar, tangannya beusaha menyambar cokelat dari tangan Rendy.
Memang Miss Lebay adalah panggilan sayang dari Rendy untuk  Ochi dan Sipit adalah panggilan sayang dari Ochi untuk Rendy
“Oooh tidak bisa” Ucap Rendy ala Sule secara tiba-tiba sambil menarik cokelat yang dipegangnya menjauh dari Ochi
“Koq gitu sih ?” Sungut Ochi
“Kamu boleh ambil dan makan cokelat ini, tapi ada syaratnya” Sahut Rendy
“Apa ?” Tanya Ochi polos.
Saat menatap wajah polos kekasihnya itu, Rendy tak menjawab dia hanya tersenyum kecil, pikiran jahilnyapun timbul
“Gampang koq syaratnya” Ucap Rendy mendekati wajah putih mulus Ochi yang cantik
“Ihhhh sipit apa-apa’an sih ?” Ketus Ochi mendorong kasar Rendy
“Aduuuh” Ringis Rendy
“Miss Lebay kamu kenapa sih ? kasar banget ?” Tanya Rendy bingung sembari membenari jaket merah yang dipakainya
“Abisnya kamu mau cium aku” Jawab Ochi memasang wajah cemberut
“Belum tepat waktu dan belum halal tau” Sambung Ochi. Mendengar jawaban Ochi sepontan Rendy langsung tertawa terbahak-bahak
“Sipit jahat deh malah ketawa gitu” Sungut Ochi
“Abisnya kamu lucu, siapa juga yang mau cium kamu” Ucap Rendy duduk mendekati Ochi
“Terus mau ngapain ?” Tanya Ochi bingung
“Mau bisikin kamu Miss Lebay ku sayang” Jawab Rendy mencubit pelan hidung Ochi
“Kenapa gak bilang dari tadi sih ?” Tanya Ochi, dia berusaha menjauhkan tangan Rendy dari hidungnya
“Aku emang sengaja pengen godain kamu” Jawab Rendy menjulurkan lidahnya
“Makanya jadi orang jangan negative thinking mulu Miss Lebay ku sayang” lanjut Rendy tertawa kecil
“Iya sipit ku sayang, sini cokelatnya” Pinta Ochi
“Bisa nepatin syaratnya gak ?” Tanya Rendy
“Dari tadi syarat-syarat mulu cepetan apa syaratnya ?” Ochi mulai kesal
“Mau tau aja apa mau tau banget ?” Rendy kembali menggoda Ochi
“Ih sipit nyebelin” Ketus Ochi menjauh dari Rendy
“Koq ngambek gitu sih ?, syaratnya gampang koq malam ini kamu harus dandan yang cantik terus datang ke pinggir danau tempat pertama kita ketemu” Ucap Rendy memberikan cokelat tersebut pada Ochi
“Iiiiihhhhh sipit jahat deh, berarti hari ini Ochi gak cantik dong” Kesal Ochi memukul-mukul pelan Rendy
“Nah kan lebaynya mulai kambuh deh” Protes Rendy
“Biarin aja” Jawab Ochi cuek.
Matahari mulai tenggelam, adzan maghibpun telah selesai berkumandang. Ochi masih sibuk memilih memilah baju di lemari besar miliknya
“Nah ini yang pas buat Gue malam ini” Ochi berucap sendiri, matanya menatap dress ungu bermotif bunga tulips kuning di hadapannya
“Waaaah anak papi cantik banget sih, memangnya mau kemana ?” Sapa seorang pria setengah baya, yang tak lain adalah ayahnya
“Kamu cantik sayang” Sanjung ayahnya pada saat melihat Ochi memakai gaun ungu
“Mau ketemu sama Rendy Pi” Jawab Ochi tersenyum lebar
“Oh gitu, ya sudah sana nanti telat” dukung sang ayah.
Setelah mencium tangan ayahnya Ochi langsung menuju tempat yang dijanjikannya dengan Rendy. Alangkah terkejutnya Ochi karena kini di depan matanya terlihat lampu kelap kelip yang membentuk tulisan namanya.
Ochi hanya mampu menatap kagum apa yang dilihatnya, telinganya mendengar langkah kaki yang mendekat padanya
“aaaaaaaaaa sipitku sayang makasih yah” Ucap Ochi dengan spontan langsung memeluk orang yang berdiri tepat di belakangnya
“So.... so... sorry Gue bukan Rendy” Ucap orang yang dipeluk Ochi.
Mendengar ucapan orang yang dipeluknya sontak membuat Ochi terperangah
“Jacko ?” Pekik Ochi saat melihat wajah orang yang dihadapannya. Ya Ryan Jacko atau yang akrab dipanggil Jacko ini adalah sahabat setia Rendy
“Iiihhh koq Lo sih ?, Rendy mana ?” Tanya Ochi dengan gaya lebaynya
“Emang pantes yah panggilan sayang Rendy buat Lo itu miss lebay sayang, orang Lo benar-benar ALAY gini” Sahut Jacko dengan sengaja menekankan kata Alay
“Biarin aja, sekali lagi Gue tanya Rendynya kemana ?” Tanya Ochi
“Rendy ada bisnis yang harus diurus mendadak dari bokapnya jadi dia harus ke luar negeri malam ini juga” Jawab Jacko menyalakan musik cukup romantis di Blackberry miliknya
“Iiiihh kenapa sih ayah Rendy itu harus nyerahintiga perusahaannya buat Rendy ? dan itu bikin Rendy harus sering bisnis ke luar negeri” Sungut Ochi
“Udahlah jangan rusak suasana malam ini, dansa yu” Ajak Jacko menadahkan tangan kirinya
“Tapi.........” Belum selesai bibir Ochi berucap tiba-tiba dia terdiam karena kini telunjuk tangan kanan Jacko menempel dii bibir merah Ochi yang diolesi sedikit lipstik
“Anggap aja aku Rendy” Bisik Jacko
Musik yang cukup romantis dari Blackberry Jacko terus mengallun, seangkan Ochi dan Jacko masih berdansa. Hingga akhirnya musik berhenti mengalun keduanyapun menghentikan dansanya
“Silakan tuan Putri” Ucap Jacko menarik kursi yang tersedia di depan meja bundar yang diatasnya tersedia makanan siap saji dan di tengah-tengahnya ada tiga  tangkai buunga mawar putih di pot kaca bening seta dua buah lilin merah yang menyala menerangi meja tersebut
“makasih” Jawab Ochi langsung duduk
“Tapi makanannya gak Lo kasih apa-apa kan ?” Selidik Ochi
“Ya engga lah orang yang nyiapin ini semua Rendy, sebelum dia pergi ke luar Negeri” Jawab Jacko
“Lagian Lo liat nih, kan ini susu dan yang namanya susu itu minuman penetralisir jadi kalo makanan ini ada racunnya gak berpengaruh karna minumnya susu” Lanjut Jacko
“Masuk akal juga Lo, oke Gue makan” Ucap Ochi mengambil sendok dan garpu.
Ochi dan Jacko menyantap makanan di piring yang tersedia di hadapan mereka masing-masing
“Nasi goreng kamu kayanya enak deh” Sapa Jacko
“Iya enak, emang kenapa ?” Tanya Ochi judes
“Mau dong” Jawab Jacko mengarahkan sendok yang dipegangnya ke arah piring Ochi
“Enak aja gak boleh !” Larang Ochi mencubit tangan Jacko
“Sakit tau” Protes Jacko
“Makannya jangan bikin selera makan Ochi hilang” Jawab Ochi
“Lebay banget sih Lo ngomongnya” Ejek Jacko
“Biarin” Jawab Ochi meminum segelas usu hangat
“Ih Lo minum aja belepotan” Ucap Jacko langsung refleks membersihkan bibir Ochi yang ada susu putihnya.
Aksi pandang memandang antara Jacko dan Ochipun terjadi
“Ya Allah salahkan persaan terpendam ini” Batin Jacko
“Udah bersih ?” Tanya Ochi mencairkan suasana
“Eh i....... i........ iya udah” Jawab Jacko kaku
“Gue mau pulang” Ucap Ochi
“Gue antar yah ?” Tawar Jacko
“Gue berangkat sendiri jadi pulang sendiri” Tolak Ochi
“Gak boleh gitu, mana mungkin Gue biari cewek secantik Lo jalan sendiri jam sembilan malam gini” Ucap Jacko
“Pliisss izinin Gue antar Lo” Mohon Jacko menarik tangan Ochi
“Ya udah ayo” Ochipun luluh.
Dengan senang hati Jackopun mengantarkan Ochi pulang ke rumahnya
“Makasih yah Jacko udah mau antar Ochi pulang” ucap Ochi tersenyum manis tapi tetap dengan gaya Lebaynya saat sudah sampai di depan rumahnya
“Senyuman itu ? Aduh Jacko nyadar dong Ochi pacar Rendy sahabat Lo sendiri” batin Jacko
“Hey Jacko koq ngelamun ?” Tanya Ochi berusaha membuyarkan lamunan Jacko
“a e a e e gak papa koq” jawab Jacko sedikit kaget dan gelabakan
“Ya udah sana Jacko pulang” Ucap Ochi
“Ngusir nih ?” Tanya Jacko
“Bukan gitu Ochi gak enak aja sama tetangga nanti Iochi dikira cewek gak bener gonta ganti Cowok” jawab Ochi polos
“Ya udah Gue pulang yah ?” Tanya Jacko
“Iya hati-hati yah dan makasih buat malam ini” jawab Ochi, sedangkan Jacko langsung memutar gas motor gedenya dan melaju kencang ke arah timur.
**************
Kamis pagi yang cerah, matahari memancarkan sinarnya ke bumi
“Jacko Gue gak mau pake kursi Roda” Ucap Rendy
“Tapi kan......” Ucapan jacko terhenti
“Jacko Gue bisa koq tanpa kursi roda” Rendy bersi keras
“Ya udah, ayo kita berangkat sekolah. Tapi Gue yang nyetir mobil Lo” Jacko mengalah
“Gak mau,Gue aja yang nyetir” Jawab Rendy
“Katanya mau bikin kejutan buat Ochi ?” Jacko mengingatkan Rendy
“Ya udah deh” Sekarang giliran Rendy yang mengalah.
Mobil Rendy sekarang telah memasuki halaman rumah Ochi, klakson mobilpun dibunyikan Rendy untuk memanggil Ochi
“Yaaaah koq Lo sih yang make mobil Rendy ? emang rendynya mana ?” Tanya Ochi yang baru keluar dari rumahnya
“gak usah banyak tanya, ayo naik di depan !” Perintah Jacko dngan nada dingin
“Ya udah deh, daripada telat kalo harus nunggu taksi” jawab Ochi langsung duduk di depan lebih tepatnya lagi di samping Jacko.
Belum beberapa meter mobil yang dinaiki Ochi jauh dari rumahnya tiba-tiba ada seseorang yang menutup mata Ochi dari arah belakang
“Aduh ini siapa sih jahil banget” Oceh Ochi dengan gaya lebaynya
“Udah deh becandanya Ochi gak suka” lanjut Ochi
“Pagi Miss lebay ku sayang” Ucap orang yang menutup mata Ochi sambil membuka tutup mata Ochi
“Aaaa sipitku sayang kamu so sweet banget sih, jadi makin cinta” Ucap Ochi saat mengetahui Rendy yang menutup matanya
“Makasih yah sipitku sayang cokelat sama mawar pinknya” Lanjut Ochi menerima cokelat dan mawar pink yang diberikan Rendy
“Iya Miss Lebayku sayang sama-sama, sini dong pindah ke belakang” Pinta Rendy
“Oke oke” Jawab Ochi langsung pindah duduk jadi di samping Rendy
“Gimana sayang tadi malam dinnernya ?” Tanya Rendy tiba-tiba
“Gak asyik abis aku dinnernya sama Jacko, bukan sama Sipitku sayang” Jawab Ochi cemberut
“Yeee kalo gak disuruh Rendy gantiin diaGue juga males kali dinner sama Lo” Ketus Jacko
“Coba kalo Gue juga tau kalo sipitku sayang ini ke luar negeri aku juga males datang” Jawab Ochi
“Udah-udah koq kalian jadi berantem sih” Rendy berusaha melerai Ochi dan Jacko yang masih berdebat
“Maafin aku yah Miss lebayku sayang tadi malam itu aku mendadak ada bisnis yang harus aku urus ke luar negeri malam itu juga” Ucap Rendy menggenggam tangan Ochi pada saat perdebatan antara Ochi dan Jacko selesai
“Iya sipitku sayang, aku udah maafin kamu koq” Jawab Ochi balas menggenggam tangan Rendy dan menyandarkan kepalanya di pundak Rendy
“Ciiiiiiiiiittttttt” Tiba-tiba Jacko menginjak tuas rem mobil Rendy mendadak
“Kenapa Jack ?” Tanya Rendy yang cukup kaget
“Eh apa itu tadi ada kucing yang mau nyebrang” Jawab Jacko
“Jacko nyetirnya yang bener dong” Ucap Ochi
“Bawel Lo” Sinis Jacko
“Biarin” Jawab Ochi
“Udah-udah kalian kenapa sih hari ini berantem mulu ?” Tanya Rendy
Ochi tak menjawab apa-apa dia hanya memasang wajah masam, begitu juga dengan Jacko
“Ya udah ayo jack jalan lagi !” Perintah Rendy, sedangkan Jacko langsung kembali fokus pada stir dan jalanan menuju ke arah sebuah sekolah menengah atas yang cukup ternama di daerah Jakarta
“Iiiihhhhhh sayang koq kamu pakai kupluk sih ? jelek tau” Protes Ochi yang baru menyadi kalu Rendy hari ini memakai kupluk
“Jangan dilepas dong syang, kan ini lagi tren di Singapore” Larang Rendy pada Ochi yang ingin melepas kupluk Rendy
“Ya udah deh terserah aja, kamu tetap kece koq sayang pake kupluk kaya gini” Ochipun mengurungkan niatnya untuk membuka kupluk Rendy.
Tidak beberapa lama kemudian mobil yang mereka naiki sampai di parkir sekolah
“Thanks yah Jack Lo udah mau nyupirin mobil Gue” Ucap Rendy
“Yo’i bro” Jawab Jacko yang baru turun dari mobil
“Lo aja deh yang pegang kunci mobilnya, nanti pulang sekolah Lo lagi yang nyetir” Ucap Rendy
“Ya udah ayo kita masuk” Ajak Ochi menggandeng tangab Rendy.
Bel istirahat telah berbunyi, semua siswa siswi berkumpul di pinggir lapangan basket karena saat ini Rendy, Jacko bersama tim basketnya tengah bertanding dengan tim basket dari sekolah lain
“Sipitku sayang ayo semangat, aku yakin tim kamu pasti menang semangat sayang pasti menang. Love you Rendy” Teriak Ochi
“Enak banget sih jadi Rendy setiap tanding basket pastidisemangatin Ochi terus, coba Gue gak ada yang semangatin eh tapi kenapa sih Gue mikir gini. Bodoh banget sih Loh Jack sadar dong Ochi itu pacar sahabat Gue” Batin Jacko.
Perebutan bola basket masih terjadi antara tim basket Rendy dan tim basket sekolah lain
“BUUUUUUGGGGGGGHHHH” Tiba-tiba Rendy pingsan tepat pada saat Rendy ingin memasukan bola basket ke dalam ring basket di depannya
“Sayang” kaget Ochi, otomatis pertandingan basket itupun untuk sementara dihentikan.
Beberapa orang siswa dan Jacko langsung membawa Rendy ke dalam UKS
“Sipitku sayang, kamu kenapa ? bangun dong sayang” Ochi cemas melihat Rendy terbaring dengan mata yang tertutup di atas ranjang UKS, tangannya memegang kupluk Rendy
“Ochi stop ! Jangan copot kupluk Rendy !” Teriak Jacko yang berada di depan pintu UKS
“Iya iya aku gak buka kupluk Rendy koq” Jawab Ochi
“Mending Lo telpon dokter deh !” Lanjut Ochi
“Ya udah deh, bentar yah Gue telpon sekalian Gue mau cari’in teh anget buat Rendy” Jawab Jacko langsung pergi meninggalkan Ochi dan Jacko di dalam UKS.
Jacko melangkah ke arah kantin sekolah dengan ragu
“Aduh gimana nih kenapa juga Ochi nyuruh Gue nelpon dokter segala” Batin Jacko
“Kan Rendy paling anti diperiksa sama dokter kalo di depan Ochi, tapi masa Gue tega biarin sahabat Gue sendiri gak diperiksa dokter padahal dia udah terbaring lemah gitu” Sambung batin Jacko. Saat Jacko masih beragumen dengan batinnya sendiri tak disadari olehnya dia telah sampai di kantin sekolah dan memrsan segelas teh manis hangat.
Sementara di dalam UKS Ochi masih cemas melihat keadaan Rendy, tapi tiba-tiba saja Rendy langsung sadarkan diri
“Sayaaaaaannnnngggg, akhirnya kamu sadar juga” Ucap Ochi terlihat lega
“Sa..... sa........ sa....... yang” Ucap Rendy terbata-bata karena sedang berusaha mengatur nafasnya
“Sayang kamu kenapa sih koq bisa pingsan gitu ?” Tanya Ochi
“Gak papa koq sayang, mungkin gara-gara aku lupa sarapan tadi pagi dan langsung tanding basket dadakan aja” Jawab rendy lirih
“Makanya lain kali kalo mau tanding basket itu jangan lupa sarapan dong sayang, asal kamu tau yah aku tadi panik plus cemas banget pas liat kamu pingsan kaya tadi” Ucap Ochi tanpa sadar meneteskan air matanya
“Nah kan Miss lebayku sayang kambuh lagi deh alayanya” Protes Jacko langsung bangkit
“Cup cup cup jangan nagis dong sayang, sipit kamu tersayang ini baik-baik aja koq” Rendy berusaha menenangkan Ochi sambil mengusap air mata Ochi.
Pandangan mata Ochi yang berkaca-kaca dan mata sipit Rendy beradu
Ih koq sipitku sayang udah bangun aja, istirahat yang cukup dong” Ochi memecahkan keheningan di ruang UKS itu, lalu Ochi langsung menidurkan Rendy
“Makasih Miss lebayku sayang atas perhatiannya, Love you” Ucap Rendy
“Love You too sipitku sayang, ini buat penyemangat biar cepat sembuh” Jawab Ochi langsung mendaratkan ciumannya di kening Rendy
“PRAAAAAKKK” Terdengar suara kaca pecah dari arah pintu UKS
“Jacko koq Lo ceroboh banget sih jadi orang, kenapa coba gelasnya jadi bisa pecah ? tehnya jadi tumpah ke lantai deh kasian tau sipitku sayang gak jadi minum” Oceh Ochi panjang lebar saat melihat Jacko berdiri di dekat pecahan gelas kaca yang tadinya berisi teh hangat
“Ya maaf gak tau kenapa tadi tangan Gue tiba-tiba jadi keram” Jawab Jacko
“Maaf ? Emang dengan kata maaf teh hangatnya bisa balik lagi ?” Ketus Ochi
“Udah dong sayang, kan Jackonya udah minta maaf kasian dia di omel-omelin gitu” Rendy membela sahabatnya
“Ya udah Gue panggil Cleaning service dulu, sekalian beliin Rendy teh hangat yang baru” Ucap Jacko bergegas meninggalkan UKS
“Sekalian beliin bubur ayam juga !” Teriak Ochi.
Setelah Jacko kembali ke UKS dengan membawa segelas teh hangat dan semangkok bubur ayam hangat Ochipun langsung menyuapi bubur ayam hangat tersebut pada Rendy
“Sayang koq kamu mimisan ?” Tanya Ochi panik saat melihat Hidung Rendy mengeluarkan darah setelah bubur ayamnya sudah dimakan semuanya oleh Rendy
“Masa sih ?” Tanya Rendy memegang lubang hidungnya
“Oh ini, gak papa koq sayang cuman faktor kecapean abis main basket tadi nah dilap pake tisue juga hilang” Sambung Rendy membersihkan darah di hidungnya dengan tisue pemberian dari Jacko
“Beneran gak papa ?” Tanya Ochi masih panik
“Iya sayang serius deh gak papa koq jangan panik gitu dong” Jawab Rendy membuang tisue ke bak sampah di samping ranjang
“Ih Lo lebay banget sih Chi, Lo denger kan tadi bel masuk udah bunyi, mending Lo masuk kelas deh biar Gue yang nemenin Rendy” Ucap Jacko
“Gak Mau, Lo aja yang masuk kelas” Tolak Ochi
“Miss lebay ku sayang, kata Jacko itu bener. Aku gak mau kamu ketinggalan pelajaran cuman gara-gara nemenin aku di sini, jadi biarin Jacko aja yang nemenin aku” Pinta Rendy
“Ya udah deh aku ke kelas” Sungut Ochi melangkah pergi
“Iiiihhh Miss lebayku koq cemberut gitu sih ? jelek tau senyum dulu dong sayang” Rendy menarik tangan Ochi
“Nih udah kan ?” Tanya Ochi saat sudah tersenyum dengan sangat terpaksa
“Idih tambah jelek lagi deh kalo senyumnya terpaksa gitu” Ejek Rendy mencubit pelan hidung mancung Ochi
“Sakiiiiiittt” Ucap Ochi manja
“Mereka memang pasangan yang sangat serasi dan sangat mesra, terkadang Gue suka iri liat kemesraan mereka tapi kenapa Gue harus iri ? kan Rendy sahat akrab Gue sejak BALITA” Batin Jacko memandang kemesraan Rendy dan Ochi
“Udah deh, nanti lagi aja mesra-mesraannya ! Ochi sana gih masuk kelas cepat” Ucap Jacko
“Iiiihhhhh ganggu aja deh Lo, iri yah ?” Sellidik Ochi menatap tajam mata Jacko
“Bukannya gitu tapi Lo dengar kan kata Rendy tadi ? Rendy gak mau Lo ketinggalan pelajaran” Jacko dengan cepat mengelak
“Iya iya, sipitku sayang aku ke kelas dulu yah ? bye bye sayang Love You” Ucap Ochi langsung berlari menuju ke arah kelasnya.
Setelah Ochi tak terlihat lagi Jacko langsung mendekati Rendy
“Gimana keadaan Lo sekarang ? kepala Lo pusing lagi ?” Tanya Jacko
“Udah agak mendingan koq, Eh Ochi gak buka kupluk Gue kan ?” Rendy menjawab sekalihus bertanya sambil memegangi kupluknya
“Gak koq, untung aja Gue sempat tadi sempat larang dia” Jawab Jacko
“Hueh Lega Gue” Rendy menghela nafas lega
“Oh iya Lo tadi gak nyuruh dokter periksa Gue di hadapan Ochi kan” Sambung Rendy kembali bertanya
“Gak” Jawab Jacko singkat
“Bagus deh, Ochi gak curiga kan sama sikap Lo ?” Lagi lagi Rendy bertanya
“Gak sama sekali” Jacko menjawab
“Terus tim basket sekolah kita menang gak ?” Untuk yang kesekian kalinya Rendy bertanya
“Iya sipit tim sekolah kita menang” Jacko mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyan Rendy
“Kenapa sih Lo kaya marah-marah gita jawab setiap pertanyaan Gue ?” Rendy heran
“Sorry, gak tau juga kenapa Gue bawaannya pengen marah aja. Mungkin karena Gue kecapean kali gara-gara pertandingan tadi” Jawab Jacko langsung tiduran di ranjang satunya yang tersedia di ruang UKS tersebut
“Ya udah Lo istirahat aja, biar nanti kalo bel pulangan bunyi Gue bangunin Lo” Ucap Rendy, sedangkan Jacko sudah memejamkan matanya.
Waktu sudah menunjukan pukul 15 : 00 semua anak remaja memekai seragam putih abu-abu meninggalkan sekolahnya, temasuk dengan Ochi, Rendy dan Jacko yang kini berada di rumah mereka masing-masing
“Tadi papah abis dari rumah Rendy dan dia minta secepatnya mau bertungan dengan kamu sayang” Ucap ayah Ochi saat berkumpul di ruang tengah rumah Ochi
“Iya pi lebih cepat lebih baik” Jawab Ochi antusias
“Anak papi semangat banget sih, ya udah nanti lagi kita bicarakan mending kamu tidur gih sana !” Perintah ayah Ochi
“Siap bos” Ochi langsung menuju kamar tidurnya.
Bulan berganti jadi matahai, pagi-pagi sekali Ochi sudah beradadi sekolahya
“BUUUUGGGHHH” Ochi menabrak seseorang
“Eh Jacko, sipitku sayang mana ?” Tanya Ochi saat mengetahui yang ditabraknya adalah jacko
“Biasa dia ada urusan bisnis di luar kota” Jawab Jacko menyembunyikan selembar kertas di belakang tubuhnya
“Nah kan kebiasaan deh Rendy pergi gak bilang-bilang, eh kertas apaan tuh yang Lo sembuyi’in ?” Tanya Ochi
“Kepo Lo” Jawab Jacko dengan cepat melangkah meninggalkan Ochi
“Jacko Lo jangan sampe bikin Gue mati penasaran yah !” Ucap Ochi mengejar Jacko, berusaha merebut kertas yang dipegang Jacko
“Bodo amat, ini rahasia pribadi Gue” Jawab Jacko berusaha agar Ochi tak bisa merebut kertas itu.
Perebutan selembar kertas tersebut masih terjadi antara Jacko dan Ochi, hingga akhirnya Jacka memutuskan untuk membuang kertas itu kesembarang arah, tanpa diduga ternyata kertas tersebut jatuh tepat ke tangan teman satu kelas Ochi
“Eh sini kasih Gue kertasnya” Pinta Ochi pada teman satu kelasnya itu
“Nih” jawab teman satu kelas Ochi langsung memberikan kertas tersebut pada Ochi
“Thanks” Ucap Ochi langsung membawa kertas itu ke kantin sekolahnya.
Alangkah terkejutnya Ochi saat membaca tulisan yang ada di kertas itu, yaisi tulisan di kertas itu menyatakan bahwa penyakit kanker otak yang diderita oleh Rendy Yoga Pratama semakin parah dan kemungkinan untuk sembuh hanya 0,5 % saja
“Gak......... ini gak mungkiiiiiiin” Ochi shok setelah membaca tulisan di kertas itu, air matanya tak mampu dibendungnya lagi
“Rendy” Lirih Ochi terisak isak hingga akhirnya Ochipun langsung tak sadarkan diri.
Beberapa siswa yang tergabung dalam eks-kul PMRpun langsung mengangkat tubuh Ochi ke UKS, dengan bantuan minyak kayu putih Ochi terbangun. Setelah meminum air putih yang diberikan petugas UKS Ochi langsung mendekati Jacko yang duduk di sofa UKS tersebut
“PLAAAK” Sebuah tamparan dari tangan mulus Ochi mendarat tepan di pipi kanan Jacko
“Lo jahat Jack sama Gue Lo jahat” Ochi berteriak histeris
“Kenapa Lo tega rahasia’in penyakit Rendy yang separah itu dari Gue ?” Tanya Ochi dengan suara yang mulai serak, sedangkan Jacko tak mampu menjawab dia hanya terdiam
“Kenapa Lo diam aja ? jawab pertanyaan Gue jack jawab !” Desak Ochi pada Jacko, pipi Ochi basah karena air matanya terus menetes
“Maafin Gue Chi, tapi Gue ngelakuin itu karena permintaan Rendy” jawab Jacko jujur
“Lo jahat Jack, Lo jahat” Isak Ochi
“Maafin Gue” Mohon Jacko
“Sekarang Lo jujur sama Gue ! dimana Rendy ?” Tanya Ochi
“Sekarang Rendy sekarat di rumah sakit Bandung” Jawab Jacko getir
“Antar Gue ke sana Jack !” Pinta Ochi.
Setelah mendapat izin dari guru yang bertugas piket Jacko langsung membawa Ochi ke rumah sakit di mana Rendy dirawat dengan motor ninja hitamnya
“Oh, selama ini ternyata Rendy pergi ke luar negeri atau ke luar kota bukan untuk mengurus bisnis ayahnya tapi untuk menjalani kemotrapi ?” Tanya Ochi setelah mendengar semua cerita Jacko yang apa adanya
“Ya begitulah, Rendy gak mau Lo khawatir makanya dia minta Gue buat tutup mulut” Jawab Jacko menjelaskan kenyataannya.
Motor ninja hitam Jacko terus meluncur dengan kecepatan cukup tinggi membawa Jacko dan Ochi ke rumah sakit yang terletak di kota Bandung. Ketika sampai di rumah sakit alangkah terkejutnya Ochi karena di depan ruang UGD terlihat jelas kedua orangtua Rendy, kedua orangtua Jacko dan kedua orangtuanya sendiri duduk dengan wajah cemas
“Jadi, selama ini kalian semua bohongin aku ?” Tanya Ochi
“Maafin mami sayang” Ucap ibu Ochi langsung memeluk tubuh Ochi
“Kenapa kalian tega ?” Air mata Ochi tumpah ruah di pelukan ibunya
“Karena permintaan Rendy nak” Jawab ayah Ochi
“Aku mau liat Rendy” Ucap Ochi
“Sabar sayang, dokter Whendry yang dipercaya untuk jadi dokter pribadi Rendy masih menangi Rendy di dalam” Ucap ibu Rendy.
Ochi masih menangis mengetahui pacarnya berjuang melawan maut, hingga akhirnya tidak lama kemudian dokter Whendry keluar dari ruang UGD
“Dok gimana keadaan anak saya ?” Tanya ayah Rendy
“Mohon maaf pak, saya ssudah berusaha semaksimal mungkin tapi Rendy tetap tidak bisa terhindar dari koma” Ucap dokter Whendry
“Dok boleh saya melihat pacar saya ?’ Tanya Ochi
“Anda pacar Rendy ?” Tanya dokter Whendry setengah kaget
“Iya dok, saya mohon izinin saya masuk” Mohon Ochi masih terisak-isak
“Anda boleh masuk, tapi sebentar” Jawab dokter Whendry merogoh kantong jas dokternya
“Nah karena anda sudah tau keadaan Rendy yang sebenarnya, beberapa hari yang lalu Rendy berpesan pada saya untuk memberikan ini pada pacarnya jika pacarnnya sudah mengetahui keadaannya yang sebenarnya dan Rendy meminta saya untuk menyuruh pacarnya membuka folder Love di sini dan menonton apa yang di dalam folder itu bersama Jacko” Sambung dokter Whendry panjang lebar sembari memberikan sebuah flasdick pada Ochi
“Iya dok terimakasih” Jawab Ochi menerima flasdick tersebut lalu langsung menerobos masuk ke dalam ruang UGD.
Air mata Ochi semakin deras mengalir saat melihat Rendy terbaring tak sadarkan diri dengan kepala yang sudah tak berambut sedikitpun dan wajah putih pucat
“Sayang plisssssss bangun” Mohon Ochi, tangannya menggenggam tangan Rendy dan entah berapa banyak sudah air matanya yang terjatuh
“Maaf mbak, pasean harus kami periksa lagi sebaiknya mbak keluar” Ucap seorang suster yang baru datang
“Tapi sus saya mau nemenin pacar saya di sini” Tolak Ochi
“Mbak ini demi kesembuhan pacar mbak” jawab sang suster
“Baiklah sus” Ochi langsung keluar dari ruang UGD itu.
Semua orang yang berada di depan ruang UGD tersebut menatap Ochi dengan tatapan iba
“Jack Lo bawa laptop ?” Tanya Ochi pada Jacko
“Ya enggak lah, masa ke sekolah Gue bawa-bawa Laptop ?” Jacko balik bertanya
“Om bawa, ada di mobil” Ayah Rendy ikut bicara
“Boleh pinjam om ?” Tanya Ochi
“Boleh, Jacko ambil gih laptopnya ini kunci mobilnhya” Jawab ayah Rendy memberikan kunci mobil pada Jacko
“Gue ikut” Ochi mengiringi langkah Jacko.
Setelah mengambil laptop milik ayah Rendy dari dalam mobil berwarna silver Ochipun langsung menarik tangan Jacko
“Ngapain Lo ngajak Gue ke sini ?” Jacko heran saat dia sudah duduk bersampingan di sebuah bangku halaman belakang rumah sakit tersebut
“Dokter Whendry bilang kalo Rendy titip pesan buat kita liat isi flasdick ini sama-sama” Jawab Ochi memberikan flasdick dari dokter Whendry tadi pada Jacko.
Mendengar ucapan Ochi dengan cepat Jackopun langsung menyalakan laptop Toshiba yang dipangkunya
“Folder apa nih yang dibuka ?” Tanya Jacko
“Itu tuh yang nama foldernya Love” Jawab Ochi menunjuk sebuah folder yang terlihat dari layar laptop, dengan 2 kali klik folder bernama Love itupun terbuka.
Ternyata isi dari folder bernama Love itu hanyalah sebuah video amatir yang dibuat oleh Rendy
“Hay Ochi Miss lebayku sayang dan hay juga jacko sahabat setia terbaikku, pada saat kalian nonton video ini Miss lebayku sayang pasti udah tau tentang keadaan aku yang sebenarnya dan mungkin juga saat kalian nonton video ini aku udah gak ada lagi di sisi kalian, Miss Lebayku sayang jangan marah yah sama orang-orang yang rahasia’in penyakit aku dari kamu karena itu memang permintaan aku. Oh iya aku khusus bikin video ini cuman mau kasih kalian satu permintaan yang wajib kalian laksanakan, mau tau apa permintaannya ? gampang koq kalian tinggal temuin dokter Whendry setelah itu ambil cincin yang udah aku beli 2 minggu yang lalu, kalo cincinnya udah dikasih sama dokter Whendry kalian tunangan deh. Kenapa aku berikan permintaan ini ? karena aku tau sebenarnya sejak kita di SMP dulu Jacko cinta sama Ochi tapi Jackonya aja yang kalah berani sama aku buat ungkapin perasaannya soalnya kemarin aku gak sengaja baca catatan kecil di gadget Jacko dan aku tau cuman Jacko orang terbaik yang bisa gantiin posisi aku di hati Ochi, jadi aku mohon banget sama kalian tolong kabulin permintaan terakhir aku ini !. Ochi Miss lebayku sayang, bukalah hati kamu buat Jacko karena aku gak mungkin bisa lagi selalu ada di sisi kamu dan Jacko pasti selalu bisa ada di sisi kamu kapanpun. Dia juga bisa bikin kamu terus bahagia maafin semua kebohongan aku selama ini, maafin juga kalo aku bukan yang terbaik buat kamu asal kamu tau aja sampai kapanpun aku akan tetap cinta sama kamu Love You Miss lebayku dan Jacko buatlah Ochi jadi gadis yang paling bahagia teruslah ada di sisinya aku titip Ochi sama kamu karena aku percaya kamu gak bakal nyakitin Ochi tenang aku ikhlas koq nitipin Ochi sama kamu sumpah aku benar-benar ikhlas dan justru aku akan pergi dengan tenang kalo kamu bisa bersatu sama Ochi. Aduh hampir aja aku Lupa spesial buat kalian aku mau nyayi nih di liat plus di dengar yah :
Tak pernah terpikir olehku
Tak sedikitpun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Begitu sulit ku bayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Di bawah batu nisan kini
Kau telah sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam
Sungguh ku tak sanggup
Ini terjadi karna ku sangat cinta

Inilah saat terakhir ku melihat kamu
Jatuh air mata ku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Selamat jalan kasih

Satu jam saja ku telah bisa
Cintai kamu kamu kamu di hati ku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup

Satu jam sata ku telah bisa
Sayangi kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup
Dinantikuuuuuuu.........

Hahaha kalian jangan pada nangis dong ! main gitar sambil nyayi itu gak gampang loooh aku gak butuh tangisan kalian tapi yang aku butuhkan adalah senyuman kalian karena jika kalian tersenyum pada saat kepergian aku, itu pertanda bahwa kalian bangga pernah kenal sama aku dan aku juga butuh do’a dan keikhlasan dari kalian semua dadah bye bye semuaaaaa ingat aku gak mau tau pokoknya Ochi sama Jacko harus tunangan pakai cincin yang ada sama dokter Whendry !” Begitulah kata-kata yang diberikan Rendy melalui video dari dalam flasdick yang dititipkan Rendy pada dokter Whendry. Rendy menyayikan lagu Saat Terakhir yang dipopulerkan oleh ST 12 dan Setia Band sambil bermain gitar di atas kursi rodanya.
Air mata Ochi tak henti-hentinya mengucur melihat video itu
“Gak ngangka Gue Jack sama Lo, kenapa Lo harus cinta sama Gue ? kenapa ?” Tanya Ochi pada Jacko masih dengan isak tangisnya dengan kepala yang menggeleng-geleng ketika video amatir buatan Rendy itu telah selesai dilihatnya
“Maafin Gue Chi ? Gue juga.......” Jawab Jacko menggantung
“Udah Jack stop ! Gue pusing, Gue gak kuat sama semua kenyataan ini” Potong Ochi langsung melangkah meninggalkan Jacko
“Salah kalo Gue punya rasa cinta sama Lo ? salah kalo Gue pendam rasa itu karena dari dulu Lo hanya anggap Gue sahabat aja ? salah kalo Gue gak berani ungkapin rasa itu karena Lo pacar sahabat Gue yang punya penyakit keras ?” Pertanyaan bertubi-tubi itu terlontar dengan sangat nyaring dari mulut Jacko. Pertanyaan Jacko itu mampu menghentian langkah Ochi dan membuat Ochi menoleh kearah Jacko tapi hanya sebentar saja setelah itu Ochi kembali melangkah dengan pasti meninggalkan Jacko.
Satu minggu sudah Rendy koma, satu minggu juga Ochi bersedih sekolahnyapun tidak diperhatikannya karena dia lebih memilih pulang pergi ke rumah sakit. Hingga akhirnya pada suatu pagi dokter Whendry memberitahukan bahwa Rendy telah sadar dari komanya.
Mendengar pemberitahuan dari dokter Whendry dengan cepat semua orang yang berada di depan ruang UGD itu masuk ke dalam
“Sayang kamu udah tau keadaanku ?” Tanya Rendy pada Ochi
“Iya sayang kamu harus kuat melawan penyakit kamu yah sayang” jawab Ochi
“Berarti kamu udah liat video buatan aku dong ?” Rendy kembali bertanya
“Iya sayang sudah juga” Jawab Ochi
“Kalo begitu hari ini juga aku pengen banget liat Jacko ngelamar Ochi sekaligus bertunangan dengan Ochi hari ini juga” Ucap Rendy pelan.
Semua yang mendengar pernyataan Rendy terdiam seribu bahasa
“Cepat Jack, ini Rendy sudah m enyiapkan cincin untuk pertunangan kamu dan Ochi” Ucap dokter Whendry yang datang tiba-tiba sambil membawa kotak cincin
“Iya, ayo nak lakukan itu demi Rendy” pinta ibu Rendy dengan tatapan penuh harap.
Entah apa yang ada dipikiran Jacko, sehingga dia langsung meraih kotak cincin yang dibawa oleh dokter Whendry
“Ochi Rosdiana dengan segenap hati aku, aku melamar kamu. Aku berjanji akan membahagiakan kamu dan aku juga berjanji akan selalu ada di sisi kamu” Ucap Jacko sambil berlutut di hadapan Ochi seraya memasangkan cincin tersebut ke jari manis Ochi
“Ochi kenapa ngelamun ? giliran Ochi dong yang memasangkan cincinnya ke Jacko !” Ucap dokter Whendry mengingatkan Ochi
“Ini semua keinginan Rendy siapa tau dia lebih bersemangat melawan penyakitnya setelah melihat kamu bertunangan dengan Jacko” Bisik dokter Whendry di telinga Ochi
“Eh i......... i........... iya” Jawab Ochi gagap
“Aku pasangkan cincin ini sebagai pertanda bahwa aku menerima lamaran kamu dan aku juga berjanji akan selalu ada di sisi kamu” Sambung Ochi langsung memasangkan cincin ke jari manis Jacko
“Terimakasih, Jacko Gue titip Ochi sama Lo” Ucap Rendy tersenyum lalu beberapa detik kemudian Rendy langsung memejamkan matanya
“Sayaaaaaaaaang” Teriak Ochi histeris sambil menangis lalu memeluk tubuh Rendy
“Dok cepat selamatkan Rendy !” Perintah Jacko menjauhkan tubuh Ochi dari tubuh Rendy
“Maaf saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi” Ucap dokter Whendry menggelengkan kepalanya lalu menutupkan selimut rumah sakit itu ke sekujur tubuh Rendy
“Innnallillahi wa’innallillahi ro’jiun” Ucap semua yang ada di ruangan itu
“Sayaaang” Ucap Ochi lirih
“Udah Ochi udah jangan bikin Rendy menderita” Pinta Jacko.
Sore telah tiba sebuah nisan bertuliskan “Rendy Yoga Pratama” kini berada di hadapan Ochi, Jacko dan semua yang menghadiri pemakaman Rendy
“Sayang aku janji akan memenuhi permintaan terakhir kamu” Ucap Ochi pelan sambil menaburkan bunga di atas gundukan tanah merah
“Rendy Gue janji akan jaga Ochi baik-baik demi Lo dan Gue juga janji akan buat bahagia Ochi” Batin Jacko mengusap-usap batu nisan Rendy
“Mari kita buka lembaran baru” Ajak Jacko mengulurkan tangannya di hadapan Ochi pada saat semua yang menghadi pemakaman Rendy tersebut telah bubar.
Ochi menyambut uluran tangan Jacko, lalu dia bangkit dari duduknya dan menumpah ruahkan air matanya dalam pelukan Jacko di depan makam Rendy. Dengan lembut Jackopun membelai rambut hitam Ochi sedangkan tangan kanan Jacko merangkul pinggul langsing Ochi.


=+= Selesai =+=


Oh iya jangan lupa follow juga yah  twitter Gue @ks_rizcha kalo Gue buka twitter dan Lo (Readers) udah follow pazti Gue follback deh. #thanksBefaore