Kamis, 29 Mei 2014

Tak Bisa Tanpamu



Tak Bisa Tanpamu (TABITA)
Cerpen By : Riz Jacko (@ks_rizcha)


WARNING ! ! !
Cerita ini hanyalah fiktif belaka
yang bersumber dari hayalan aku
sebagai penulis saja.
Apabila terdapat kejadian aneh/
tidak mungkin terjadi harap di-
anggap wajar saja (Namanya juga
khayalan/imajinasi aku).
Dan untuk orang yang namanya
aku pake, aku cuman bisa
minta ma’af saja kalo ada konflik
yang membuat kalian tidak suka,
atau ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan karakter dan kehidupan nyata
yang kalian jalani (Namanya juga
khayalan/Imajinasi aku)



“Restia Fatmawati” itulah nama lengkapku, orang-orang akrab memanggilku “Dokter Resti”. Menjadi dokter diusia 21 tahun dan memiliki julukan dokter muda yang cantik membuat banyak orang yang mengenal, mengagumi dan bahkan merasa segan terhadapku.
Kedua orangtuaku merupakan pejabat pemerintahan di Ibukota Jakarta. Meskipun ayah dan ibuku merupakan orang yang cukup penting dalam menjalankan sistem pemerintahan Indonesia dan seringkali sibuk dalam dunia politik tapi tidak membuat mereka lupa dengan tugasnya sebagai orangtua, karena seumur hidupku aku tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang ataupun kekurangan kebutuhan hidup.
Segala cinta kasih sayang dan kemewahan yang telah diberikan keluargaku membuatku measa menjadi gadis yang sangat bahagia, tetapi sungguh sayang ketika tahun telah berganti menjadi tahun 2013 tiba-tiba saja kehidupanku 180 derajat berubah, ya lebih tepatnya lagi semenjak adik kandungku satu-satunya meninggal dunia karena prenyakit leokimia yang dideritanya.
Saatku mengetahui adikku telah pergi untuk selama-lamanya akupun merasa benar-benar gagal melaksanakan tugasku sebagai kakak sekaligus dokter umum, dengan tak berhasilnya aku membuat adikku melawan penyakitnya aku merasa jadi malaikat penyabut nyawa adik kandungku sendiri.
Pemikiran-pemikiran negatifku sendiri yang menyatakan bahwa aku adalah malaikat penyabut nyawa adik kandungku sendiri tersebut membuatku mengalami guncangan jiwa yang cukup hebat dan karena guncangan jiwa itu terjadilah kecelakaan maut di sebuah jalan tol dari mobil yang ku kemudikan.
Dikatakan kecelakaan maut karena dari kecelakaan tersebut mengakibatkan 3 orang remaja mengalami luka berat, 2 orang lainnya mengalami luka ringan dan lebih parahnya lagi 7 nyawa orang harus terenggut dari raganya.
Kecelakaan maut dari mobil sport merah yang ku kemudikan itu juga sukses membuatku mengalami cacat sementara pada kakiku. Sejak kedua kakiku cacat aku kemana-mana harus ditemani oleh kursi roda, keluarga-keluarga dari korban yang tidak bersalah dalam kecelakaan maut yang ku alamipun mulai menuntut kesalahanku ke hukum.
Tapi untung saja kedua orangtuaku tak menganggapku bersalah dalam kecelakaan maut itu, mereka bersikap seperti biasa saja seolah-olah tidak pernah ada kejadian apa-apa. Bahkan mereka mulai mengurangi aktivitas kerjanya hanya untuk sekedar untuk memberikan perhatian padaku dan tetap jadi menghiburku.
Dan lebih untungnya lagi masih ada Dika yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihku sejak tiga tahun lalu, dia masih mau tetap setia menemaniku setiap saat untuk menjalani ujian hidup yang ku alami saat ini
“Selamat pagi duhai engkau sayangku” Sapa Dika dengan nada seperti menyanyi lagu dangdut pada suatu pagi sembari memberikan seikat anggrek ungu padaku
“Pagi juga sayang” Jawabku yang duduk di kursi roda menikmati udara segar pagi hari di depan jendela kamar sambil langsung tersenyum dan mencium wangi anggrek ungu itu
“Tuben pagi-pagi kamu ke sini ?, biasanya juga malam ?” Lanjut ku melempar kalimat tanya
“Kan aku kangen sama kamu sayang, kebetulan hari ini aku gak ada pemotretan atau jadwal syuting” Jawab Dika langsung meletakan kedua tangannya di pundakku dari arah belakang wajahnya menunduk ke samping kepala ku.
Ya memang Dika adalah seorang aktor sekaligus model Video clip yang sedang naik daun di tahun ini
“Kita hari ini mau jalan-jalan kemana sayang ?” Tiba-tiba Dika bertanya
“Terserah kamu aja deh sayang” Jawabku menatap wajah tampan Dika dengan senyum lebar tanganku menggenggam tangannya
“Hmmmmm kamu udah makan belum ?” Dika kembali bertanya padaku
“Belum” Jawabku jujur
“Oke Fix kita ke cafe langganan kita aja” Ucap Dika bicara ala-ala Wendi yang merupakan salah satu tokoh di sinetron yang tayang di salah satu stasiun televisi, lalu dia langsung menarik kursi rodaku memutarnya dan langsung mendorong ke arah mobilnya
“Iiiihhh sayang jijay tau aku dengernya kamu ngomong ala Wendi gitu” Protesku
“Biarin aja, untung aku gak bilang salam keceriaan ala Wendi” Jawab Dika terus mendorong kursi rodaku.
Pada saat sampai di depan mobil jazz silver miliknya Dika langsung menggendongku untuk masuk dalam mobil
“Makasih yah sayang kammu tetap mau setia sama aku yang udah cacat gini” Ucapku pada saat sudah di dalam mobil bersama Dika
“Sayaaaaang aku masih setia sama kamu karena memang aku tulus cinta sama kamu dan aku janji sekurang apapun keadaan kamu kini ataupun nanti aku akan tetap cinta dan setia sama kamu” Jawab Dika, tangan krinya menggenggam dan mengelus tangan kananku tapi tangan kanannya tetap konsen dengan stir yang dipegangnya dan matanyapun tetap fokus dengan jalan aspal di depan kaca mobilnya, mendengar kata-kata yang diucapkan Dika aku tak menjawab apa-apa aku hanya bisa tersenyum.
Beberapa menit kemudian kamipun sampai di depan cafe yang biasa kami kunjungi, Dika menyiapkan kursi rodaku yang disimpan dalam bagasi mobilnya lalu dia kembali menggendong tubuh ku untuk duduk di atas kursi roda. Dika seperti tak peduli pada pengunjung-pengunjung lain yang seakan menatap sinis pada kami
“Mau pesan apa sayang ?” Tanya Dika saat telah berada di dalam cafe
“Yang kaya biasa aja deh”Jawabku
“Oke deh” Ucap Dika langsung memesan makanan yang biasa ku pesan di cafe itu
“Koq cuman satu sih sayang ?” Tanyaku
“Kan hari ini aku khusus pengen jadi’in kamu ratu jadi aku mau nyuapin kamu dan aku siap kamu perintah apa aja” Jawab Dika
“Sayang kamu romantis banget sih” Ucapku
“Ya udah sekarang A dong, nih aku suapin” Jawab Dika mengarahkan sesuap makanan ke mulut ku.
Baru saja beberapa suap aku makan tapi tiba-tiba ada 3 orang remaja putri memakai seragam putih abu-abu menghampiri kami
“Eh iya guys ini Dika pemeran utama di film ***** yang tayang di *****” Ucap salah satu di antara mereka yang berambut panjang sambil menyebut judul salah satu film yang di bintangi Dika sekaligus stasiun tv yang menayangkannya
“Ka Dika minta tandatangannya dong” Lanjutnya lagi menyerahkan tiga buku tulis dan satu bolpoin di hadapan Dika
“Oh iya” Jawab Dika ramah langsung membubuhkan tandatangannya di tiga buku tulis itu
“Fhoto bareng sekalian dong ka” Pinta remaja putri satunya
“Oke-oke” Jawab Dika masih ramah langsung berdiri dari duduknya.
Secara bergantian tiga remaja putri yang cukup cantik itupun berfhoto berdua dengan Dika dengan merangkul Dika
“Makasih yah ka, oh iya aku Asmara. Aku fans kakak sejak kelas 11” Ucap remaja Putri berambut panjang tadi
“Oh ya ?, berarti sekarang udah kelas 12 dong ?” Tanya Dika yang sudah mulai akrab dengan fansnya itu
“Iya, eh ka cewek cacat ini siapa ?” Tanya Asmara
“Dia.............” Jawab Dika menggantung
“Aku fans Dika” Dengan cepat aku memotong ucapan Dika, seketika itu juga wajah Dika menampakan ekspresi kaget
“Iiiih Lucky fans banget sih Lo” Ucap remaja putri yang berdiri di samping Asmara
“Ka, kakak kenapa sih pilih kasih banget sama fansnya, pokoknya aku gak mau tau aku juga mau makan bareng sama kakak” protes Asmara
“Dan Lo, nyadar diri dong Lo ! udah cacat juga gak tau diri lagi, orang cacat kaya Lo itu gak pantes jadi lucky fansnya ka Dika” Lanjut Asmara menunjuk telunjuknya tepat di depan wajah ku
“Asmara cukup ! Sa........” Lagi-lagi ucapan Dika yang terlihat mulai emosi itu terhenti
“Dika stop !” Teriakku memotong ucapan Dika
“Yang dibilang Asmara itu bener, mending kamu makan bareng mereka aja, ingat kalo urasan sama fans urusannya sama karier kamu juga” Sambungku memutar roda kursi rodaku.
Dika mendekatiku mencoba menahan kusi rodaku
“Kalo kamu sayang sama aku, pliiiiiissss izinin aku pergi dan bersikaplah ramah sama fans-fans kamu. Sayang aku gak mau jadi penyebab kehancuran karier kamu” Bisik ku pada Dika
Ucapanku tersebut membuat Dika terdiam, dia hanya mengangguk pelan. Akupun kembali memutar kursi rodaku menuju ke arah luar cafe. Belum sampai aku ke luar cafe tiba-tiba saja tampa sengaja ku melihat dua orang laki-laki yang sedang menyantap makanannya tapi salah satu diantara mereka sepertinya tersedak makanan, akupun menghampiri kedua orang itu
“Temannya kenapa mas ?” Tanyaku
“Tersedak makanan mba, di saluran pernafasan nih tersedaknya” jawabnya
“Lho koq mas diam aja ? cepat telpon ambulance dong mas !” Perintahku, orang yang sebenarnya belum ku kenal itu langsung meraih ponselnya.
Melihat keadaan orang yang tersedak makanan pada saluran pernafasannya itu semakin arah saja akupun berinisiatif untuk memberikan pertolongan pertama dengan memberi lima kali pukulan atau yang di kenal dengan back blows di antara dua tulang belikat menggunakan tumit tanganku untuk membantu proses batuk mengeluarkan makanan penyumbat.
Tapi sayang usahaku ini tidak berhasil, orang yang menelpon ambulance tadi kembali kehadapan ku
“Mas berdiri deh di belakang dia” Perintahku pada orang yang menelpon ambulance tadi, sedangkan dia langsung menuruti perintahku
“Lingkarkan kedua tangan mas di pinggang dia, bungkukan dia kedepan, kepalkan tangan mas di bagian atas pusar dia dan posisi jempol menempel pada perut, dan tangan satunya menggenggam kepalan. Genggam erat kepalan itu lalu tekan kuat-kuat ke arah perut dengan cepat ke atas kaya angkat dia dari lantai !” Lanjutku memberitahukan langkah kedua untuk memberikan pertolongan pada orang dewasa yang tersedak makanan di saluran pernafasan, sedangkan orang yang menelpon ambulance tadi langsung menuruti setiap perintahku dengan benar dan serius.
Untung saja cara kedua yang di kenal dengan gerakan abdominal thrusts atau Heimlich manuver ini berhasil menolong orang yang tersedak itu
“Thanks banget ya udah mau nolong adik Gue” Ucap laki-laki yang ku perintah-perintah tadi
“Jadi dia adik Lo ?” Tanyaku menunjuk orang yang terseak makanan tadi
“Iya, kenalin Gue Whendry” Jawabnya langsung mengulurkan tangannya
“Gue Resti” Jawabku menyambut uluran tangannya
“Ini Jacko adik Gue” Whendry berucap seraya menunjuk orang yang tersedak tadi yang berdiri di sampingnya
“Dokter Resti” Ucap Jacko menatap tajam wajahku.
Mendengar ucapan Jacko dan melihat tatapan tajamnya, ku hanya bisa tersenyum
“Dokter ternyata, pantas aja ngerti banget tentang kesehatan dan bisa kasih tau Gue tentang langkah-langkah buat nolong Jacko yang tersedaknya parah banget gitu tadi” Gumam Whendry menatap ku kagum, ada rasa tak enak yang bersarang di batin ku melihat tatapan Whendry
“Makanya jadi orang yang hidup di masa kini jangan kudet dong bang” Ejek Jacko
“Dokter Resti ini kan terkenal di mana-mana dengan sebutan dokter muda yang cantik” Lanjut Jacko
“Jangan buka kartu napa !” Sahut Whendry pelan menginjak kaki Jacko
“Auuu sakit bang” Ucap Jacko meringis
“Oh ma’af sebelumnya Gue harus pulang” Ucapku
“Eh tunggu bentar, boleh minta contactnya ?” Tanya Jacko
“Boleh” Jawabku singkat sembari memberikan kartu namaku pada Jacko
“Thanks” Ucap Jacko menyambut kartu namaku dengan senyum
“Duluan yah” Ucapku memutar roda kursi rodaku
“Mau Gue antar ?” Tawar Whendry
“Gak usah modus deh bang !” Larang Whendry.
Ku hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah kakak beradik itu, melihat mereka berdua masih saling berdebat tanpa permisi akupun langsung berlalu dari hadapan mereka berdua menuju keluar cafe. Setelah sampai di luar cafe aku langsung memangil taksi dan memerintahkan supir taksinya untuk mengantarku pulang ke rumah.
************
Malampun tiba, aku bersama kedua orangtuaku masih makan malam bersama
“Selamat malam” Ucap seseorang yang baru datang
“Sayang ?” Kagetku saat mengetahui yang mengucapkan selamat malam itu adalah Dika
“Om, tante” Ucap Dika dengan sopan lalu langsung mencium tangan kedua orangtuaku
“Ayo makan bersama” Ajak ayahku pada Dika
“Wah kebetulan nih om Dika lagi lapar” Jawab Dika langsung duduk di samping ku
“Dika, semua makanan ini yang masak Resti looh, jadi kamu wajib nyicipi” Ucap ibuku
“Emmmmm ini masakan yang terenak yang pernah Dika makan tante” Sanjung Dika ketika sudah mengunyah makanan masakanku
“Dika, setau om kamu dan Resti kan sudah cukup lama menjalin hubungan” Ucap ayahku tiba-tiba
“Ya iyalah udah lama pi, kan udah dari tiga tahun yang lalu mereka jadian” Sahut ibuku
“Aduh si mami kebiasaan deh suka banget memotong pembicaraan papi” Protes ayahku
“Jadi om mau tanya sama kamu Dika, kapan kamu memperlihatkan keseriusan kamu sama anak om dengan melamar dan menikahinya ?” Tanya ayahku dengan wajah seriusnya
“Uhuk uhuk uhuk” Dika refleks langsung batuk ketika mendengar pertanyaan ayahku, dengan cepat aku langsung memberikan segelas air putih pada Dika
“Begini om, sebenarnya Dika mau melamar Resti secepatnya om. Tapi justru sepertinya Resti malah yang gak serius dan tidak menghargai ketulusan cinta Dika om” Dika mengadu pada ayahku
“Maksud kamu tidak serius dan tidak menghargai kamu bagaimana ?” Sambar ibuku
“Coba om sama tante bayangkan, masa di depan fans-fans Dika Resti tidak mau mengakui Dika sebagai pacarnya dan Resti juga dengan gampangnya ninggalin Dika” Jawab Dika melirik ke arah ku
“Apa itu benar Resti ?” Tanya ayahku
“Iya pah, tadi siang di depan fans-fans Dika aku emang gak mau ngakui Dika pacar aku. Tapi Resti kaya gitu karena Resti punya alasan tersendiri pah”Jawabku menjelaskan kenyataannya
“Apapun alasannya tetap saja secara tidak sengaja kamu menyinggung perasaan Dika” Potong Ayahku
“Bukan maksud Resti menyinggung Dika pah, tapi Resti cuman gak mau karier Dika hancur hanya karena gara-gara Resti aja” Ucapku berusaha membela diri
“Memang apa hubungannya cinta kalian dengan karier Dika ?” Tanya ibuku
“Susah dijelasinnya mah” Jawabku
“Resti sayang, kamu jangan pernah takut karier Dika hancur, karena jika seandainya kalian sudah menikah dan karier Dika terpuruk toh Dika bisa bangun perusahaan dengan modal dari papah” Ucap ayahku
“Nah dengar tuh apa kata papi, makanya jangan bikin Dika tersinggung ! dan lebih baik sekarang kamu minta ma’af sama Dika !” Perintah ibuku
“Gak usah tante, Dika udah ma’afin Resti koq” Tolak Dika
“Makasih yah sayang” Ucapku manja langsung menyandarkan kepala kuke Pundak Dika
“Ekheeem” Ayahku hanya berdehem bermaksud menyindir sikapku yang terkesan mengumbar kemesraan dengan Dika di depannya
“Makanya cepatan dong di resmiin hubungan kalian biar ayah kamu gak nyindir lagi” Ucap ibuku yang mengerti maksud ayahku
“Hahahaha” Gelak tawa kami semua bergema di depan meja makan itu
“Tapi om sama tante tenang aja, minggu depan Dika langsung melamar Resti” Ucap Dika tiba-tiba saat semuanya menghela nafas setelah selesai tertawa
“Oke tante tunggu” Jawab Ibuku.
************
Hari berganti hari, hingga tiba saatnya di hari pertunangan ku dengan Dika. Saat ini ku masih di depan meja rias dalam sebuah gedung mewah dan besar yang telah disewa ayahku untuk tempat acara pertunanganku dengan Dika
“Nah ini sudah selesai, kamu terlihat sangat cantik” Sanjung seorang wanita paruh baya yang merias wajahku
“Makasih tante, Oh iya Resti permisi mau cari Dika dulu yah” Jawabku yang saat ini telah memakai baju kebaya putih langsung keluar ruang hias untuk mencari Dika
“Guys ada yang liat Dika gak ?” Tanyaku saat sampai di ruang tengah dan bertemu dengan beberapa orang temanku
“Tadi Gue liat Dika buru-buru lari ke taman depan” Jawab salah satu temanku
“Oh, oke thanks infonya” Ucapku begegas menuju ke arah taman.
Sesampainya di taman terlihat jelas oleh mataku Dika sedang duduk di bangku taman bersama dengan Asmara, dengan perlahan dan dengan sangat hati-hati akupun mendekati mereka
“Ka, aku benar-benar kecewa sama kakak dan ka Resti, kenapa sih kakak sam ka Resti gak bilang dari awal kalo kalian itu pacaran ? kenapa juga ka Resti harus ngaku jadi lucky  fans kakak aja ? tapi setelah hubungan kita sudah lebih dari sekedar fans dan idolanya aku harus tau kenyataan kalo kalian mau tunangan hari ini ?” Pertanyaan bertubi-tubi itu terlontar dari bibir Asmara
“Asmara sayang, maafin kakak sayang. Tapi asal Asmara tau aja kakak ngelakuin itu karena kakak cinta sama kamu, kakak sayang sama kamu dan asal Asmara tau yah semenjak Resti lumpuh kakak gak cinta  lagi sama cewek cacat itu, apalagi setelah kakak ketemu dan mengenal kamu rasa saysmg dan cinta ini hanya untuk kamu seorang Asmaraku sayang” Jawab Dika panjang lebar karena memberi pennjelasan
“Kakak bilang kakak cinta sama aku ? kalo kakak memang benar-benar cinta sama aku kenapa kakak gak mutusin ka Resti ? dan kenapa sekarang kakak malah mau tunangan sama ka Resti ?” Tanya Asmara
“Karena yang kakak inginkan dari Resti cuman hartanya” Jawab Dika
“Kakak serius ?” Asmara kembali bertanya
“Iya asmaraku sayang kakak serius, maksud kakak itu setelkah kakak nukahin Resti kakak mau langsung kuras harta ayahnya. Setelah itu kakak ceraikan cewek cacat itu dan kita bisa langsung hidup bahagia berdua jadi kakak mohon tolong rahasiain hubungan kita dari Resti ! Kakak sayang sama kamu Asmara Love You” Jawab Dika langsung mencium mesra kening Asmara
“Aku juga sayang sama kakak Love You too” Balas Asmara langsung memeluk mesra tubuh Dika yang lebih tinggi darinya tangan Dikapun membelai lembut rambut panjang hitam Asmara
“Kalian keterlaluan !” Aku refleks berteriak.
Tak tau kenapa dan entah bagaimana kronologisnya tiba-tiba kakiku langsung bisa bergerak dan akupun bisa berdiri
“PLAAAAAKKK” Tangan kananku mendarat tepat di pipi Dika
“Kenapa kalian setega ini sama aku ? apa salah aku sama kalian ?” Ocehku yang sama sekali tak merasa bersalah telah membuat pipi Dika jadi merah karena tamparanku tadi
“Sayang sebenarnya gak yang kaya kamu dengar, aku bisa jelasin semuanya” Dika memegang tanganku
“Alah basi, Dika ini bukan sinetron ! kata-kata itu gak bakal ngaruh ke aku, apa yang aku dengar dan yang aku liat tadi udah mewakili semuanya” Dengan kasar aku menjawab ucapan Dika
“Tapi sayang kamu harus .......................” Ucap Dika menggantung
“harus apa ? harus terima kenyataan tentang pengkhianatan ini ?” Potongku cepat
“Tuan Randika Prawira yang terhormat dengar saya baik-baik ! Jangan pernah langi anda panggil saya sayang !” Sambungku dengan sengaja menyebut nama lengkap Dika
“Bahasa kamu ? bahasa kamu formal banget jadi kamu benar-benar marah saama aku ?” Tanya Dika yang sangat mengerti bagaimana gaya bahasaku jika aku sedang marah
“Menurut anda bagaimana ? ya jelas saya sangat marah, coba anda pikir wanita mana yang tak sakit hatinya saat melihat pengkhiatan dan bahkan sampai tau apa niat busuk MANTAN PACARNYA ?” Jawabku dengan sengaja menekankan pada kata mantan pacarnya
“Mantan pacar ? maksudnya ?” Dika heran
“Ya hubungan kita cukup sampai di sini saja dan pertunangan kita batal” Jawabku tegas.
Mendengar kata-kataku sontak membuat Dika terperangah
“Apa dibatalkan ? Resti kamu serius ? apa kamu gak takut malu ?” Tanya Dika
“Justru saya jauh lebih malu jikaterlanjur bertunangan dengan orang sejahat anda” jawabku langsung lari menjaug dari Dika dan Asmara, terlihat Dika berusaha mengejarku tapi dilarang oleh Asmara.
Kini ku tengah berdiri di pinggir sebuah jembatan beton berwarna merah yang di bawahnya sungai berarus cukup deras, baruku sadari aku sudah bisa terlepas dari kursi rodaku. Perasaanku saat ini bercampur aduk, sedih karena ku harus mengetahui pengkhianatan dan niat jahat dari orang yang sangat ku cintai tepat di hari aku akan bertunangan dengannya tapi di siai lain aku juga measa bahagia karena kini kedua kakiku sudah bisa kembali normal lagi seperti dulu
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa” Teriaku panjang berusaha melepaskan beban pikiranku, tanpa sadar pegangan kedua tanganku terlepas dari tiang jembatan tersebut, air matakupun membasahi keda pipiku saat terbayang kejadian tadi. Makeup yang memoles wajahkupun perlahan-lahan mulai luntur
“Dokter Resti jangan gila !” teriak seseorang menarik tanganku dari arah belakang.
Mendengar teriakan itu akupun langsung melihat ke arah belakang
“Jacko” Kangetku saat melihat siapa yang menahan tanganku
“Kenapa bilang jangan gila ?” Lanjutku menanyakan maksud perkataan Jackoo tadi
“Dokter mau bunuh diri kan ? jangan gila dong dok, kan dokter tau bunuh diri itu dosa. Iya kalo langsung meninggal coba kalo dapat luka berat” jawab jacko melepaskan pegangangan tangannya dari tanganku
“Aduh kamu sok tau deh jadi orang, aku gak mau bunuh diri tapi aku cuman pengen lepasain beban pikiran aku aja koq” Jawabku tersenyum kecil
“Beban pikiran yang kaya gimana ? anaknya kehabisan susu ?” Goda Jacko
“Malah becanda, orang lagi serius juga” Sungutku langsung cemberut
“Emang masalah susu bukan masala yang serius ?” Lagi-lagi Jacko menggodaku
“Jacko, sekali lagi ngomongin masalah anak aku injak juga nih kaki kamu” Ancamku langsung mendekatkan kakiku dengan kaki Jacko
“Orang aku masih single dan belum punya anak” Sambungku
“Hehehe iya maaf becanda sesekali gak papa kali, kan maksud saya mau sekalian hibur dokter gitu” Jawab Jacko nyengir kuda
“Jacko aku boleh minta seseatu gak ?” Tanyaku tiba-tiba
“Apa sih yang gak boleh buat dokter cantik seperti dokter Resti ini, mau minta apa sih ? asalkan jangan minta anak aja yah” Jawab Jacko kembali menggodaku
“Mau ku injak ?” Ancamku lagi
“Jangan dong, dokter hari ini koq emosian banget sih lagian kalo kaki saya sakit dokter mau ngobatin ? pasti gak kan ? Dokter cukup sekali nolong saya pas keselek kemarin aja, ya udah ayo dokter mau minta apa ? saya penasaran nih” Tanya Jacko lsngsung duduk di pinggir jembatan
“Aku cuman minta kamu cukup panggil aku dengan nama aja atau Lo aja gak usah ada embel-embel dokter nya gak enak aja gitu aku dengarnya, apalagi kamu ngomongnya kaya sama ib u dokter gitu” Jawabku ikut duduk di samping Jacko.
“Oh itu, dikirain minta apaan. Tapi bukannya yang duduk di samping saya sat ini memang seorang dokter, kan jadi gak salah kalo saya memanggilnya dengan sebutan dokter ?” Jako terlihat kurang setuju dengan permintaanku
“katanya tadi mau nurutin semua permintaan aku” Sungutku dengan muka cemberut.
Jacko sempat melirik ke arah wajahku yang masih cemberut
“Oke oke berhubung saya eh maksudnya Gue adalah laki-laki yang tepat janji jadi permintaan dokter eh maksudnya permintaan Lo dikabulkan” Jacko mengangguk pertanda telah menyetujui permintaanku, walaupun terkadang dia ,\masih terdengar canggung memanggilku tanpa ada sebutan dokter
“Oh iya Lo kenpa koq kaya abis nangis gitu ? dan gimana pertunangan Lo ? bang Whendry baru aja tadi pagi kasih liat undangan pertunangan Lo sama selebritis terkenal itu, makanya maaf Gue baru aja mau datang ke gedung tempat pertungan Lo tapi ternyata Lonya malah berdiri di pinggir jembatan ini kaya orang yang mau bunuh diri, apa itu sebagian dari susunan acara dalam bentuk drama di acara pertunangan Lo ?” Kalimat panjang lebar yang diakhiri dengan kalimat tanya itu terucap dari bibir Jacko
“Pertunangan Gue batal” jawabku dengan tatapan kosong
“Batal ? koq bisa ?” tanya Jacko terlihat kaget
“Ceritanya panjang” jawabku
“Makanya cerita dong sama Gue, sepanjang apapun ceritanya kuping Gue siap mendengarkannya koq” Pinta jacko
“Jadi gini ceritanya” Jawabku langsung menceritakan semua kejadian yang ku alami bersama Dika dan Asmara sedetail mungkin tanpa melewatkan sedikitpun kejadian
“Buset tuh cowok emang dasar gila” jacko berkomentar setelah mendengar semua cerita panjang lebarku
“Tapi gitu-gitu mantan orang yang paling Gue sayang juga kali” Protesku tetap membela Dika
“Lo masih aja belain dia, eh Resti dia itu udah bikin Lo sakit hati apa cvoba namanya kalo bukan Gila ?” Tanya Jacko, sedangkan aku tak bisa menjawab apa-apa dan aku hanya bisa terdiam
“Gak bisa jawab kan Lo ? karena sebenarnya Lo itu sadar kalo ucpan Gue memang bener, eh tapi dengan adanya kejadian itu ada hikmahnya juga ternyata makanya seharusnya Lo bersyukur dong” Lanjut Jacko
“Maksudnya ?” tanyaku
“Ya buktinya Lo tambah cantik dan udah bisa lepas dari kursi roda” Jawab Jacko untuk yang kesekian kalinya menggodaku, kedua matanya menatap dari wajah hingga kakiku
Melihat pandangan Jacko kearahku membuatku jadi merasa tak enak
“Iiiih ngeliatinnya gitu banget sih, risih tau Gue” Ucapku
“Natap Lo lama-lama itu normal kali, karena pasti setiap cowok juga gak bakal pernah bosan pandangin wajah secantik wajah Lo” Lagi-lagi Jacko kenbali menggodaku
“Idih GOMDUS” Ucapku
“Apaan tuh Gomdus” Tanya Jacko polos
“Gombal Modus, ngatain abangnya kudet sendirinya juga padahal kudet masa Gomdus aja gak tau artinya” Ejekku
“Enak aja, aku gak kudet karena sebenarnya aku tau koq arti Gomdus tapi pura-pura aja gak tau biar bisa tes kepintaran dokter muda secantik Lo. Kali aja gitu Lo asal nyeplos aja padahal gak tau artinya yang Lo omongin itu”Jawab Jacko
“Ngeles aja deh Lo kerjaanya” Ucapku
“Siapa juga yang ngeles, eh ternyata kalo diliat-liat biarpun makeup Lo luntur Lo tetap secantik bidadari juga yah” Jawab Jacko mengusap sisa-sisa air mataku dengan sapu tangan miliknya
“Aduh Lo emang pinter banget yah Gomdusnya, beruntung banget sih pacar Lo bisa dapat cowok kaya Lo” Ucapku yang merasa tersanjung dengan kata-kata Jacko
“Masa ?” Tanya Jacko
“Iya seriusan deh” Jawabku
“Tapi sayang belum ada cewek beruntung itu” Ucap jacko
“Selain pintar becanda dan pintar Gomdus Lo pintar boong juga yah” Gumamku
“Wah apa nih maksudnya ? penghinaan ini namanya, pintar boong gimana maksudnya ?” tanya Jacko
“Mana mungin cowok seganteng kamu gak punya pacar ? boongkan namanya kalo cowok yang punya pacar ngakunya gak punya pacar ?” Aku balik bertanya
“Oh jadi ceritanya gak percaya nih ? aku emang beneran gak punya pacar koq” Jawab Jacko
“Seribu kali Lo bilang kalo Lo gak punya pacar tetap aja Gue gak percaya tahun 2014 cowok ganteng maksimal kaya Lo gak punya pacar mana mungkin” Giliran aku yang menggoda Jacko
“Ulala, Lo udah berani Gomdus yah sekarang sama Gue ?” Tanya Jacko
“Resti kalo Gue punya pacar, mana mungkin Gue datang ke acara pertunangan Lo sendiri gini” Lanjut Jacko dengan wajah seriusnya
“Hahaha iya iya Gue percaya deh kalo Lo belum punya pacar” Jawabku tertawa lebar
“Bagus deh kalo Lo percaya, eh Lo tadi kan bilang cewek yang jadi pacar Gue itu pasti beruntung banget. Nah Lo mau gak jadi cewek pertama yang beruntung itu ?” Tanya Jacko secara tiba-tiba.
Mata Jacko menatap lekat wajahku, jantungku berdegup kencang mendengar perkataan Jacko tadi
“Maksudnya ?” Tanyaku polos
“Masa sih gak ngerti ? ya maksudnya Gue nembak Lo” Jawab Jacko masih menatap wajahku, tentu saja jawaban Jacko membuatku terperangah
“Tapi kan kita kenal belum ada sebulan” Ucapku
“Hahaha sumpah muka Lo kocak banget merah tuh kaya kepiting rebus” Tawa Jacko
“Resti gimana acting Gue hebsatkan hahaha” Sambung Jacko kembali tertawa lebar
“Nah kan bener dugaan Gue, mana mungkin secepat ini Lo bisa nembak cewek dasar Lo, tapi Gue akui acting Lo top markotop deh” Aku mengaacungkan kedua jempolku dihadapan Jacko
“Berarti udah pantes dong Gue jadi aktor ?” Tanya Jacko
“Cocok banget” Jawabku
“Nanti deh kapan-kapan Gue ikutan Casting, eh ngomong-ngomong orangtua Lo tau gal pertunangan Lo batal dan kaki Lo udah normal lagi ?” Tanya Jacko
“Iya Lupa” Jawabku memukul jidatku sendiri lalu langsung bergegas melangkah
“Mau kemana ?” Jacko menahan langkahku
“Mau pulang dan kasih tau semuanya sama orangtuaku” Jawabku
“Naik apa ? mau naik taksi ? dengan pakaian kaya gini ? Resti menurut Logika Gue gak bakal ada taksi yang mau Lo stop karena supinya ngira Lo orang gila yang batal nikah” Jacko memberiku komentar
“Iya juga yah, terus gimana dong ?” Tanyaku
“Mau ku antar ?” Tawar Jacko
“ Boleh deh” jawabku setuju.
Tidak berselang beberapa menit akupun sampai di depan rumahku, tapi alangkah terkejutnya aku karena di depan rumahku terlihat 2 orang polisi tampak mengantungkan papan yang bertuliskan “Rumah Ini disita Bank” tepat di depan pintu rumahku
“Permisi pak, ini kenapa rumah saya harus di gantungkan tulisan seperti itu ? apa bapak-bapak ini salah alamat ?” Tanyaku
“ Tidak de, kami tidak salah alamat karena memang rumah ini telah disita bank karena bu Fatmawati sang pemilik rumah ini telah melakukan tindak korupsi” Jawab salah seorang polisi.
Mendengar jawaban sang polisi tersebut membuatku bagai terasa disambar petir
“Jadi ibu saya sekarang dimana pak ?” Tanyaku lagi
“Sudah di kantor polisi” Jawab Polisi satunya
“Permisi de, kami masih ada pekerjaan lain” Lanjut pak polisi tersebut langsung berlalu dari hadapanku
“Enga ini gak mungkin gaaaaaaaaaakkkk” Jerit hatiku
“Kenapa ?” Tanya Jacko yang baru menghampiriku
“Yokap Gue jack yokap Gue” Jawabku langsung menangis
“Yokap Lo kenapa ?” Tanya Jacko heran
“Yokap Gue korupsi dan sekarang udah tertangkap” Jawabku tetap membiarkan air mataku terus mengalir
“Sudahlah Resti, Gue tau gak gampang buat Lo buat nerima ini semua tapi kamu harus tegar menghadapinya” Ucap Jacko
“Gimana Gue mau tegar jack ? baru aja kaki Gue normal lagi gue harus terima kenyataan kalo Yokap Gue masuk penjara, Gue heran sama yokap Gue kenapa dia harus korupsi ? padahal gajinya udah 18 Juta per minggunya masa kurang sih ?” Omelku
“Mungkin Yokap Lo khilaf kali” Ucap Jacko
“Kalo khilaf bukan korupsi namanya jack” Jawabku, air matakupun tambah deras saja mengalirnya
“Iya juga sih” Gumam Jacko
“Jack aku udah kehilangan semuanya, aku gak punya apa-apa lagi sekarang” Ucapku refleks langsung menyandarkan kepalaku di dada jacko
“Gak Res Lo masih punya Bokap Lo dan sahabat-sahabat Lo kaya Gue dan bang Whendry” Protes Jacko sambil membelai lembut rambutku
“Tapi Jack gimana sama kehidupan aku kedepannya nanti tampa yokap Gue ?” Tanyaku masih menangis dan tidak marah atas perlakuan Jacko
“Segala sesuatu yang bersifat baik itu pasti ada jalannya dan akan indah pada waktunya semangat yah” Jawab Jacko mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
Tubuhku jadi mematung dan jantungku berdebar sangat kencang saat wajah Jacko mendekat semakin dekat semakin dekat dan sangat dekat dengan wajahku dan tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan getaran diiringi reff lagu Aku memilih setia dari Fatin Shidqia Lubis dari dalam tas milikku.
Dengan cepat akupun menjauh dari Jacko sembari mengambil blackberry yang ada di tas  ku
“Hallo” Ucapku saat blackberryku sudah di telinngaku
“Hallo Res sekarang juga Lo harus ke rumah Gue cepat !” Jawab dari dalam blackberryku, mendengar suara itu aku mengetahui bahwa yang nelpon ku itu adalah Enzoo yang tak lain adalah sepupuku
“Aduh Enzoo Gue males banget ke rumah Lo, ngapain sih ?” Tanyaku
“Dengerin Gue dulu napa !” Perintah Enzoo dari dalam blackberryku
“Ya ya ya, oke Gue dengerin Lo” Jawabku santai
“Ini gawat banget, Bokap Lo sekarang ada di rumah Gue dan jantungnya kambuh lagi” Jawab Enzoo
“Apa ? yang bener Lo, Enzoo pliiiissss jangan becanda gak lucu tau” Jawabku
“Resti Gue gak becanda Gue bener-bener serius makanya cepetan Lo ke sini ! bokap Lo nyari Lo” Ucap Enzoo
“Oke oke Gue sekaang ke rumah Lo, tapi awas kalo Lo bo’ong ! Gue gak bakal pernah percaya sama Lo lagi selama-lamanya” Omelku.
Dengan cepat Jacko mengantarkanku ke rumah Enzoo
“Lo yakin Lo gak mau ikut masuk ke dalam ?” Tanyaku pada Jacko saat sudah berada di halaman rumah Enzoo
“Iya yakin lagiankan Gue gak kenal juga sama pemiliknya” Jawab Jacko
“Ya udah aku masuk dulu yah” Ucapku
“Oke” Jawab Jacko singkat.
Akupun melangkah pelan ke dalam rumah Enzoo, sesampainya di dalam aku bergegas mencari kamar tamu. Aku bingung entah apa yang ku rasakan saat ini semua bercampur aduk, pintu kamar tamu itu semakin dekat denganku dan langkah kakikupun semakin pelan.
Ketika aku sudah membuka pintu kama tamu itu air matakupun tak mampu lagi tuk aku bendung
“Papaaaaaaaaaaaaaah” Teriakku saat melihat kondisi ayahku yang terbaring lemah dengan gas oksigen di hidungnya
“Re...... Re...... resti anakku sa........ sayang papah mau ka....... ka......... kamu lanjutkan karier kamu jadi dok........dokter” Ucap ayahku terbata-bata
“Iya pah, Resti janji Resti akan jadi dokter lagi” Jawabku dengan derai air mata
“Ma.........ma...........makasih papah sayang ka.......mu” Ucap ayahku tersenyum lalu memejamkan matanya
“Papaaaaaaaaahhhhh” Teriakku histeris lalu memeluk tubuh ayahku
“Dok cepat ke sini !, karena Resti tidak mungkin memeriksa keadaan ayahnya dalam keadaan shok seperti ini” Perintah Enzoo via telpon.
Tidak lama kemudian dokter datang dan langsung memeriksa keadaan ayahku, setelah memeriksa ayahku dokterpun berucap “Sepertinya kabar buruk yang diterimanya hari ini mengakibatkan jantungnya tidak berfungsi lagi”
 “Innalillahi wa’innalillahi ro’jiun” Ucap semua yang berada di dekatku
“Gaaaaaakkkkkkk gak mungkin papah meninggal gak mungkin.............. papaaaaaaaaaahhhhhh” Teriakku terisak-isak
“Sabar yah Resti, Lo harus kuat” Ucap Enzoo
“Enzoo bokap Gue masih hidup kan ?” Tanyaku
“Sudahlah Resti, ikhlasin aja biar bokap Lo bisa tenang” Jawab Enzoo memeluk tubuhku
“Papaaah” Ucapku lirih, lalu langsung tak sadarkan diri.
Hari telah berganti terik matahari mulai membakar bumi, semua tampak membaca yasin dengan posisiduduk mengelilingi zenazah ayahku. Bunyi sirine mobil polisi terdengar nyaring dan mendekati rumah Enzoo, terlihat jelas 3 orang polisi dan ibuku yang menggunakan baju tahanan keluar dari mobil dinas polisi lalu melangkah masuk
“Puaaaaaassss.... apa sekarang mamah udah puas sama semua yang udah mamah lakuin ?” Ucapku saat berhadapan dengan ibuku dan 3 orang polisi tersebut
“Resti sayang percayalah mamah tidak salah mamah hanyalah jadi kambing hitam saja mamah tidak pernah korupsi sayang pecayalah sama mamah” Ibuku berusaha menyakinkanku
“Bohong aku gak percaya sama mamah, aku benci sama mamah ! ini semua gara-gara mamah coba mamah gak ngelakuin hal bodoh itu papah gak akan meninggal. Mamah jahat aku benci mamah aku benci sama mamah aku benciiiiiiiiiii........” Teriakku sambil memukuli dan mencakar-cakar ibuku, 3 orang polisi tersebut berusaha menahan kemarahanku, tapi amarahku sudah benar-benar tingkat tinggi aku mengamuk bahkan aku bagaikan orang yang kerasukan setan sehingga tidak ada yang bisa menghentikan amukanku.
Enzoo, Dika dan 3 orang polisi tersebut berusaha menahan kemarahanku terhadap ibuku tapi usaha mereka sia-sia bahkan semua orang yang tadinya membaca yasin juga gagal menahan kemarahanku. Tapi tiba-tiba sebuah pelukan hangat dan kata-kata “ Resti Lo gak boleh kaya gini, masih banyak hal yang lebih positif dan hal yang lebih bermanfaat yang bisa Lo lakuin” mampu menghentikan amarahku dan mampu membuatku jadi lebih tenang. Setelah ku lihat ternyata Jackolah yang memeluk dan mengucapkan kata-kata itu
“Hiks hiks hiks.........” Aku menangis dipelukan Jacko
“Tumpah ruahkanlah air mata Lo dan ikhlaskan sajalah kepergian bokap Lo” Ucap Jacko.
Sedikit demi sedikit tanah merahpun menutupi peti mayat ayahku, hingga peti itu tidak terlihat lagi. Kini hanya gundukan tanah merah yang ada di depan mataku
“Pah......... Resti masih gak percaya sekarang papah udah ada di dalam tanah ini tapi apa kata Jacko benar Resti harus ikhlas, selamat jalan papah, Resti selalu sayang sama papah. Yang tenang yah pah di sana” Batinku air mata mengalir deras.
************
Seminggu sudah berlalu aku menjalani hari-hariku di rumah Enzoo tanpa kedua orangtuaku, kasus korupsi yang melibatkan ibuku masih dalam proses. Hubungan ku dengan Jacko dan Whendry semakin akrab saja
“Eh ada gitar tuh” Ucap Whendry pada suatu hari saat kami tengah berkumpul bersama di depan rumah Enzoo
“Nyanyi yuk” Ajak Jacko
“Ya udah Lo sama Resti nyayi biar Gue yang main gitar” Tawar Whendry seraya mengambil gitar
“Boleh juga kita nyanyi lagu apa ?” Tanya Jacko padaku
“Apa yang enak aja deh” jawabku tersenyum kecil.
Kamipun asyik bernyayi riang tapi tiba-tiba seorang wanita berhijab yang cukup cantik menghampiri kami
“Prok prok prok” Orang itu bertepuk tangan
“Suara kalian sangat bagus, saya suka mendengarnya kalian juga sangat serasi untuk berduet” Sanjung orang itu
“maaf anda siapa ? kenapa langsung kasih komentar saja buat mereka ?” Tanya Whendry
“Oh iya ma’af saya lupa memperkenalkan diri, saya Sofi pemilik salah satu studio rekaman yang cukup ternama di Jakarta” jawab orang tersebut sembari menyalami kami secara bergantian
“Bu sofi serius menyukai suara adik dan teman saya ?” Tanya Whendry
“Iya saya sangat suka” Jawab Bu Sofi
“Kalo begitu kenapa ibu tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk rekaman ?” Whendry kembali bertanya
“nah itu tujuan saya, apakah kalian berminat ?” Bu Sofi bertanya padaku dan jacko
“Oh mereka pasti mau” Sambar Whendry
“Oke baiklah saya tunggu kalian besok di studio rekaman saya dan ini alamatnya” Ucap Bu Sofi memberikan kartu nama pada Whendry
“Terimakasih bu” Jawab Whendry menerima kartu nama Bu Sofi dengan senang hati.
Setelah menyalami kami lagi Bu Sofi langsung meninggalkan kami
“Aduh bang gimana sih main terima tawaran Bu Sofi aja, kan Restinya belum tentu mau” Protes Jacko
“Sok tau Lo, emang Resti gak mau ?” Tanya Whendry menatapku
“gak ada salahnya koq dicoba dulu” jawabku
“Nah kan, makanya Lo jangan sok tau” Ucap Whendry menginjak kaki Jacko
“Ish kebiasaan deh Lo bang pasti injak kaki Gue sakit tau” Jawab Jacko meringis menahan sakit
“Biarin” Whendy cuek
“Gini loh bang maksud Gue kan resti mau ngelanjutin kariernya jadi dokter mana bisa sekaligus sambil nyayi” Ucap Jacko melirik ke arahku
“Tenang nanti Gue yang atur, karena Gue siap jadi manajer kalian” jawab Whendry.
Siang berganti jadi sore, sorepun berganti jadi malam dan malampun berganti jadi pagi. Aku, jacko dan Whendry sudah berada di studio rekaman milik Bu Sofi. Setelah bertemu dengan Bu Sofi aku dan Jackopun langsung rekaman.
Tak disangka-sangka karena dorongan dan motivasi dari Jacko dan Whendry ternyata aku bisa menata karierku menjadi dokter kembali, bahkan kini akupun sukses menjadi penyanyi dengan berduet dengan Jacko, karena lagu-lagu yang ku nyanyikan bersama Jacko telah laris di pasaran.
Kini aku dan Jacko menjadi pasangan sukses yang dianggap publik sebagai pasangan yang serasi, nama kami terkenal dimana-mana dan Whendry menjadi manajerku dan Jacko yang baik. Sebutan dokter muda yang cantikpun juga masih melekat pada diriku. Sementara itu Dika dan Asmara telah menjadi suami istri yang terkenal sebagai selebritis kompak.
Kasus korupsi yang melibatakan nama ibukupun telah berhasil di tuntaskan dan ibuku terbukti hanya dijadikan kambing hitam saja dalam kasus tersebut, sehingga ibuku bebas dari kurungan penjara.
Sedangkan tuntutan dari orangtua korban kecelakaan maut akibat mobil sport merah yang ku kemudikan tahun lalu sudah dicabut karena mereka lebih memilih berdamai denganku daripada harus berurusan dengan pengadilan.
Lima tahun kemudian..........
“Mamah bikinin aku cucu yang balu dong abis nih” Ucap sorang anak kecil berumur 3 tahun menyerahkan dotnya padaku
“Aduh anak kesayangan papah koq manja banget sih sama mamahnya, kasian tuh mamahnya cape bawa perut gendutnya ke dapur. Emmmmmhhhhh sayang papah aja yah yang bikinin susunya” Ucap Jacko mengambil dot dari anak kecil tersebut
“Iya telselah papah deh aku udah haus” Jawab anak kecil tersebut.
Ya, anak kecil berumur 3 tahun itu adalah buah cintaku yang pertama dengan Jacko dan saat ini 7 bulan  sudah aku mengandung anak yang kedua setelah pernikahanku dengan Jacko lima tahun lalu. Dan sekarang aku dan Jackopun hidup bahagia dalam mahligai rumah tangga bersama anak dan cabang bayi yang ada dalam kandunganku.


=+= Selesai =+=

Oh iya jangan lupa follow juga yah  twitter Gue @ks_rizcha kalo Gue buka twitter dan Lo (Readers) udah follow pazti Gue follback deh. #thanksBefaore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar